6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu Alami

Soalnya emang gak semua harus sesuai keinginan kita

Gak ada hidup manusia yang selalu selow, pasti ada rasa sedihnya, rasa senangnya, rasa marah, dan masalah lain yang bikin emosi naik turun. Menghadapi masalah pun berbeda-beda setiap orang. Ada yang bisa tetap kalem tapi kemudian menangis saat sendirian, ada yang meluapkan emosi dengan berteriak, membanting barang, melempar piring, dan melakukan hal kekerasan lainnya. Tentu ini berbahaya — gak cuma buat diri sendiri tapi juga orang di sekitarnya.

Untuk itu, kita perlu membiasakan diri untuk berbesar hati menerima keadaan. Berbesar hati itu artinya kamu ikhlas, rela, gak keberatan dengan hal baik maupun buruk yang terjadi. Tapi, biasanya kita perlu menerapkan hal ini saat terjadi hal buruk, sih karena bagaimanapun yang namanya masalah biasanya kita interpretasikan sebagai sesuatu yang buruk. Maka, semuanya harus kita mulai dari mindset alias pemikiran kita sendiri.

Perlu waktu yang tidak sebentar untuk bisa benar-benar menjadi pribadi yang punya kebesaran hati. Namun, 6 mindset sederhana ini mungkin bisa mulai membantumu untuk memiliki sikap tersebut biar hidup semakin tenang.

1. Ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan di luar sana

6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu AlamiUnsplash/Allef Vinicius

Kita bisa mengadaptasi mindset ini dari filosofi Stoa. Filosofi yang sudah diperkenalkan sejak awal abad ke-3 Sebelum Masehi ini punya prinsip bahwa hidup kita di dunia ini harus selaras dengan alam demi mencapai ketenangan dan keabadian. Salah satu nilai yang diajarkan adalah bahwa ada hal yang memang bisa dan tidak bisa kita kendalikan.

Hal yang bisa kita kendalikan sendiri adalah pikiran. Artinya, kita sangat bisa mengubah persepsi terhadap apa yang terjadi dan itu akan mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya. Misalnya, kamu mendapat komentar bahwa tulisanmu jelek.

Nah, kalau pikiranmu memilih untuk mempersepsikan komentar itu sebagai komentar negatif, maka kamu akan merasa orang yang berkomentar tersebut jahat, tidak punya hati, kemudian kamu merasa kesal dengannya. Meski kamu berusaha tetap berpikir bahwa tulisanmu bagus, namun pikiranmu akan terus fokus pada komentar negatif tersebut.

Berbeda halnya jika kamu menginterpretasikannya sebagai sebuah candaan, tentu kamu akan bisa menerimanya dan tidak menganggap orang tersebut jahat kepadamu.

Dari sini kita bisa melihat bahwa pikiran orang lain terhadap kita merupakan hal yang berada di luar kendali — dan itu sama sekali bukan tanggung jawabmu. Lantas apa yang harus dilakukan? Jangan terlalu berusaha keras mengendalikan hal yang tidak bisa kita kendalikan. Jangan terlalu tenggelam dalam persepsi orang lain apalagi yang menyangkut tentang dirimu karena hal itu akan membuatmu tidak beranjak dari masalah.

2. Membenci cuma buang-buang energi, bikin capek diri sendiri

6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu AlamiUnsplash/Court Cook

Menurut sains, pikiran negatif menyerap lebih banyak energi kita sehingga bikin semakin lemas dan tak berdaya. Makanya, setelah bersedih dan menangis, sering kali tubuh rasanya tidak kuat menopang. Begitu pula kalau membenci seseorang maupun suatu keadaan.

Dalam menjalin hubungan dengan orang lain tentunya akan selalu ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika salah mengelola emosi, kita akan menjadi tidak suka dan mungkin saja perasaan itu bertumbuh menjadi sebuah kebencian.

Benci seseorang akan sangat menguras energi karena di saat itu kita akan selalu memikirkan orang tersebut, mencari-cari kesalahannya, mengulik hal buruknya, hingga mungkin benar-benar tidak bisa melihat hal baik darinya. Hati-hati, sifat ini justru semakin membuat kita terpuruk lho.

Maka, tanamkan mindset untuk tidak membenci seseorang dan keadaan yang tengah terjadi. Bolehlah kita tidak suka dengan orang lain, namun sebaiknya setelah itu lupakan apa yang sudah terjadi. Hidupmu dan hidupnya tetap harus berjalan, kamu harus fokus pada dirimu sendiri.

3. Lekas move on, lekas melakukan hal produktif lainnya

6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu AlamiUnsplash/Bonnie Kittle

Ada memang orang yang sangat menikmati kesedihan dan keterpurukan. Namun, hal itu justru membuat tidak produktif, hidup akhirnya terhenti di situ-situ saja. Bukankah hidup harus selalu berjalan?

dm-player

Move on dari masalah memang gak mudah, sih. Setiap dari kita pasti butuh waktu untuk bisa memosisikan diri dengan kondisi yang baru. Semua itu harus dimulai dari diri sendiri, kamu harus punya tekad kuat untuk move on. Meratapi nasib gak akan membuat hidupmu berubah, percayalah!

Pelan-pelan tetap jalani aktivitasmu, perlahan pula ikhlaskan apa yang sudah terjadi, lupakan sedikit demi sedikit hal yang membuatmu sedih. Dengan begitu, jalan hidupmu akan lebih ringan.

Baca Juga: Sulit Menerima Saran, 5 Zodiak Ini Jarang Meminta Bantuan Orang Lain!

4. Kita sudah berusaha maksimal, jadi gak ada yang perlu disesali

6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu AlamiUnsplash/Noah Silliman

Dalam konsep Stoic, ada yang disebut dengan dikotomi kendali dan ada juga trikotomi kendali. Intinya adalah jika kita dihadapkan pada suatu masalah, pasti kita cari solusinya dong. Tapi hasil akhirnya tidak bisa kita kendalikan. Jadi ketika sudah mulai usaha, kemudian berdoa, setelah itu serahkan semuanya pada Tuhan karena hasil akhir sesungguhnya adalah kehendak-Nya — namun tetap tergantung pada usaha yang kita lakukan.

Maka, kalau gagal, ya gak apa-apa selama saat berusaha kita sudah sangat sungguh-sungguh. Tidak perlu menyesali hasil akhirnya karena hal itu justru membuat kita menetap dalam masalah tersebut, gak maju-maju. Ingat, kita harus lekas move on dari masalah yang sudah selesai. Jika sudah menemukan hasil akhirnya, ya sudah gak perlu dipikirkan lagi yang sudah lalu. Masih banyak kesempatan di depan sana yang bisa kita ambil, tenang saja!

5. Kita gak harus tahu semua hal dan gak perlu mengomentari segalanya

6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu AlamiUnsplash/Brooke Cagle

Kamu mungkin pernah mendengar istilah FoMO atau fear of missing out. Konon, hal ini disebut-sebut menjadi penyakitnya Millennials dan Gen Z di mana mereka akan merasa cemas kalau terlewat hal viral sekali saja. Pokoknya mereka harus tahu hal apa yang sedang ramai — khususnya di media sosial — biar merasa dianggap di lingkungannya.

Ya, gak salah sih punya sikap seperti itu, tapi kalau berlebihan tetap saja akan membuat kita merasa tidak tenang. Oleh karenanya, kita harus punya mindset bahwa gak semua hal harus kita ketahui dan komentari.

Ada terlalu banyak pengetahuan dan informasi di dunia ini, sayangnya otak kita tidak didesain untuk mampu menampung semuanya itu. Menurut sains, semakin banyak informasi yang kita terima justru akan membuat semakin tidak produktif dan mudah lupa. Akhirnya, kita merasa mudah capek karena memikirkan banyak hal dan berasumsi yang tidak-tidak.

Kalau memang tidak tahu sesuatu atau menguasai suatu informasi, ya gak perlu cemas — terlebih jika isu itu bukan sesuatu yang kamu sukai. Jika masih mampu mempelajarinya, ya pelajarilah. Tapi jika tidak, ya sebaiknya jangan paksakan diri daripada semakin membuat tubuhmu melemah. Berbesar hatilah bahwa jika kamu tidak tahu sesuatu itu tidak apa-apa.

6. Ya, kita ini manusia, gudangnya kesalahan

6 Mindset agar Berbesar Hati Menerima Keadaan yang Kamu AlamiUnsplash/Harli Marten

Seharusnya kita semua sudah sadar dengan mindset ini, ya. Tapi tetap saja, jika ada sebuah masalah, inginnya mencari siapa yang salah kemudian memarahinya habis-habisan cuma demi memuaskan ego pribadi. Adakalanya kita perlu meluapkan emosi, tapi kalau keseringan hal itu akan membahayakan kondisi fisik. Untuk menguranginya, maafkanlah orang yang berbuat kesalahan, termasuk dirimu sendiri — tanpa syarat.

Memaafkan tanpa syarat artinya kita benar-benar sudah mengikhlaskan kesalahan yang dilakukan orang lain pada kita, tidak mengungkit maupun memikirkan kesalahannya tersebut pada hari-hari berikutnya. Bagaimana jika kita sendiri atau mereka mengulangi kesalahan lagi? Ya, gak apa-apa. Berarti mereka masih manusia, kan? Kesalahan itu bukan untuk diratapi melainkan sebagai bahan pelajaran kita untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan bijaksana di masa depan.

Ingat, move on. Apa yang sudah terjadi tidak akan bisa kita ulang dan perbaiki. Yang lebih tepat adalah kita mempersiapkan diri di masa selanjutnya dengan tidak mengulangi kesalahan tersebut. Tenang.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Tenangkan Hatimu Saat Sedang Gundah Gak Jelas

Gendhis Arimbi Photo Verified Writer Gendhis Arimbi

Storyteller

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya