ilustrasi seseorang membaca Al-Qur'an digital (pexels.com/Thirdman)
Hadis selanjutnya menjelaskan tentang niat dan riya. Hadis yang berasal dari salah satu sahabat nabi yaitu Abu Sa’id Al-Khudri RA ini menceritakan bahwa:
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِى مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ». قَالَ قُلْنَا بَلَى. فَقَالَ « الشِّرْكُ الْخَفِىُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّى فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ »
Artinya: “Rasulullah SAW pernah keluar menemui kami dan kami sedang mengingatkan akan (bahaya) Al-Masih Ad Dajjal.
Lantas beliau bersabda, 'Maukah kukabarkan pada kalian apa yang lebih samar bagi kalian menurutku dibanding dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal?'
'Iya', para sahabat berujar demikian kata Abu Sa’id l- Khudri.
Beliau pun bersabda, 'Syirik khafi (syirik yang samar) di mana seseorang salat lalu ia perbagus salatnya agar dilihat orang lain',” (HR. Ibnu Majah).