Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sosok tegas (pexels.com/Engin Akyurt)

Individualis merupakan sebutan bagi sikap cenderung berfokus pada diri sendiri. Seringnya orang menilai individualis sebagai karakter yang negatif. Padahal faktanya, beberapa orang justru lebih memilih menjadi tipe manusia individualis.

Mereka tidak mau tahu terhadap urusan orang lain. Apalagi terlibat ikut campur di dalamnya hanya untuk menuruti rasa ingin tahu. Pilihan mereka menjadi sosok individualis biasanya dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan. Selengkapnya bisa dibaca dalam artikel ini.

1. Dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan pribadi

ilustrasi sosok berkarakter kuat (pexels.com/Karolina Grabowska)

Pada faktanya menjadi sosok individualis tidak selalu buruk. Beberapa orang justru lebih suka berfokus pada diri sendiri. Mereka tidak mau tahu terhadap permasalahan dan urusan di lingkungan sekitar. Bahkan berusaha menghindar ketika hendak dilibatkan.

Sebagian orang lebih memilih menjadi sosok individualis karena dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan pribadi. Mereka ingin mempertahankan prinsip dan pendirian yang dianut. Terlalu banyak berinteraksi dengan lingkungan sosial dikhawatirkan memudarkan nilai-nilai dan prinsip yang dijadikan pedoman.

2. Didasari oleh pengalaman masa lalu

ilustrasi bullying (pexels.com/Keira Burton)

Setiap orang pasti memiliki pengalaman masa lalu. Baik pengalaman positif maupun negatif. Ada kalanya pengalaman masa lalu menjadi kenangan pahit yang tidak dapat dilupakan. Sekaligus menjadi alarm peringatan agar lebih mawas diri.

Jangan heran dengan seseorang yang lebih memilih menjadi sosok individualis. Mereka bersikap demikian karena didasari oleh pengalaman masa lalu. Seperti tumbuh di lingkungan yang mendorong kemandirian, atau pernah mengalami situasi di mana mereka harus mengandalkan diri sendiri.

3. Kebutuhan akan kemandirian

ilustrasi sosok mandiri (pexels.com/Igor Korzh)

Tidak semua orang gemar menjalani hidup dengan mengandalkan orang lain. Beberapa diantaranya lebih memilih menyelesaikan permasalahan sendiri. Orang-orang tersebut menganggap menjalani hidup dengan cara demikian jauh lebih menyenangkan.

Hal ini turut menjadi sebab beberapa orang lebih memilih menjadi manusia individualis. Mereka memiliki kebutuhan akan kemandirian sehingga dapat mengendalikan hidup dengan baik. Kondisi demikian membantu mereka merasa lebih kompeten dan percaya diri.

4. Ingin menjalani hidup tanpa banyak campur tangan orang lain

ilustrasi sosok mandiri (pexels.com/Dana Tentis)

Pada faktanya menjadi sosok individualis tidak selalu buruk. Menghadapi situasi tertentu, beberapa orang butuh ketenangan dan kenyamanan. Bahkan meminimalisir upaya orang lain untuk ikut campur di dalamnya.

Secara tidak langsung menjadi penjelasan mengapa seseorang lebih memilih menjadi sosok individualis. Ia hanya mencegah orang-orang yang sengaja memperkeruh keadaan. Sikap individualis seperti jarak yang membatasi orang-orang sekitar agar tidak bertindak sembarangan.

5. Membebaskan diri dari tekanan sosial

ilustrasi merasa bahagia (pexels.com/Ono Kosuki)

Siapa yang betah menghadapi tekanan di lingkungan sosial? Contohnya tekanan mengenai standar kesuksesan yang harus dicapai. Apa standar-standar lain mengenai kesempurnaan hidup yang harus diikuti. Di satu sisi, setiap orang tentu memiliki pedoman tersendiri mengenai kehidupan.

Tidak heran jika beberapa dari kita memilih menjadi sosok individualis. Salah satunya untuk membebaskan diri dari tekanan sosial. Sikap individualis memungkinkan seseorang menjalani hidup sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Mereka tidak harus dapat mengikuti standar orang lain.

6. Keinginan untuk fokus mengejar tujuan pribadi

ilustrasi sosok ambis (vecteezy.com/Mikhail Nilov)

Tidak dapat dimungkiri jika kita masih kerap memandang negatif mengenai karakter individualis. Bahkan menganggapnya sebagai sikap yang menutup diri terhadap lingkungan sosial. Padahal, setiap orang juga memiliki alasan logis mengenai pilihan yang diambil.

Hal ini juga berlaku bagi orang-orang individualis. Bukan berarti mengabaikan lingkungan sekitar, namun mereka ingin fokus mengejar tujuan pribadi. Terlalu banyak melibatkan diri dalam lingkungan sosial dikhawatirkan mengganggu fokus dan konsentrasi.

Pilihan seseorang untuk menjadi sosok individualis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bisa jadi berasal dari nilai dan keyakinan pribadi. Atau memang situasi lingkungan sekitar yang kurang mendukung. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penerapan sikap individualis, asal tetap dalam porsi yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian