8 Hal yang Perlu Dimiliki Menyambut Tahun Baru, Jangan Rebahan Melulu!

Saat kita disergap oleh masalah tak jarang emosi kita meletup bagaikan popcorn. Rasanya ingin meluapkan emosi yang terpendam selama ini. Mengeluarkan emosi memang perlu dilakukan tetapi akan jadi buah simalakama jika kita tak pandai mengendalikannya. 

Kepandaian mengontrol emosi diperlukan agar permasalahan dapat segera teratasi. Latihlah diri dengan cara paling sederhana seperti mengatur cara pernapasan, mencermati kembali permasalahan yang sedang dihadapi serta mulai melakukan meditasi atau berdoa di pagi hari.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang suka berkomunikasi. Kita terbiasa menyampaikan apa yang kita lihat atau alami sendiri. Ditambah dengan adanya berbagai media sosial semakin memudahkan manusia saling berbagi cerita yang tak jarang menjadi viral.

Kemudahan seperti itu tak lantas membuat kita jadi lupa bagaimana beretika yang baik saat berkomunikasi dengan orang lain. Kita perlu menjaga sopan santun saat menyampaikan pendapat kita di media sosial dengan menghindari kata cacian atau menyebarkan berita yang tidak benar. Perhatikan pula penggunaan bahasa, waktu pengiriman pesan serta dengan siapa kita berkomunikasi saat berkirim pesat lewat chatting.  

Perkembangan zaman yang pesat seperti sekarang menuntun kita pada sejumlah perubahan. Untuk menyeimbangkannya kita perlu meningkatkan kemampuan salah satunya dengan menguasai bahasa asing. Skill yang satu ini amat diperlukan dan memberi banyak manfaat bagi kita dalam mengarungi era yang semakin digital dan global. 

Selain menambah rasa percaya diri, menguasai bahasa asing juga melatih otak kita untuk mengingat lebih banyak kosakata baru. Cakap berbahasa asing juga sebagai nilai tambah kita di masa depan utamanya saat memasuki dunia kerja atau yang berencana melanjutkan studi ke luar negeri.

Kecintaan manusia akan berbicara membuat kita lupa pada satu hal yaitu mendengarkan apa yang orang lain utarakan. Kita cenderung menganggap remeh pendapat orang lain dan menganggap ucapan kita saja yang benar. Jika masih berpikir demikian maka mulailah mengubahnya dari sekarang.

Berkomunikasi bukan sekadar beradu argumen tetapi juga menjadi pendengar yang baik. Dengarkan serta pahami pendapat orang lain sebelum merespons. Adapun reaksi yang kita berikan juga sebaiknya tidak berlebihan dan sesuai konteks permasalahan yang sedang dibicarakan. Jangan melenceng apalagi sekadar mencari-cari kesalahan orang lain. 

Banyak orang bilang jujur sekarang ini mahal harganya. Pasalnya, kita sering membohongi orang lain dengan memakai topeng palsu untuk menyebarkan hal-hal yang tidak benar. Bahkan, kita juga sering menipu diri sendiri seolah tak ada masalah yang terjadi pada diri kita. Padahal, kenyataannya tak berbicara demikian. 

Sikap ini sudah semestinya disingkirkan. Mulailah berani bersikap jujur dengan orang lain dengan menyampaikan hal yang sebenarnya tanpa menyakiti hati mereka. Akuilah kesalahan bila memang kita berbuat salah. Sayangi pula diri sendiri dengan memberi stimulus positif seperti memberi reward setelah melakukan hal baik selama satu minggu atau menyediakan ruang sendiri jauh dari hiruk pikuk rutinitas demi ketenangan jiwa.  

Rumput tetangga tampak selalu lebih hijau dari milik kita. Rasa pesimis acapkali menyeruak melihat pencapaian teman atau saudara yang jauh melebihi kita. Alhasil, kita lemas terkulai dan mengutuk diri sendiri tak becus. Ini akan berbahaya terhadap upaya kita menggapai cita-cita. 

Menyongsong tahun baru sudah selayaknya kita membangun optimisme yang lebih tinggi. Caranya, dengan mengubah pola pikir kita. Fokuslah pada apa yang sedang kita jalani saat ini dan kelilingilah diri dengan hal-hal positif. Kalau pun harus membandingkan diri sendiri dengan orang lain maka jadikan pencapaian mereka sebagai inspirasi dan bukan sebagai hal yang membuat diri kita tertekan. 

Kesibukan manusia di era modern perlahan mengubah kita sebagai makhluk individualis. Rasanya tak ada waktu untuk berinteraksi dengan sekitar kita. Kepedulian pun mulai terkikis dan kian egois dengan urusan masing-masing. Padahal, di luar sana masih ada yang membutuhkan bantuan kita. 

Di tahun yang baru mulailah meluangkan waktu melihat keadaan di sekeliling kita. Mulailah dengan cara sederhana seperti menanyakan kabar kawan yang sudah lama tidak berjumpa. Selain itu, kita dapat meluangkan waktu mengikuti aktivitas sosial dari beberapa organisasi untuk membantu sesama yang membutuhkan.  

Sekarang kita sulit memilah mana yang benar dan berguna untuk hidup kita. Ini disebabkan oleh banyaknya hal-hal dalam keseharian yang datang setiap saat tanpa henti. Kita pun dihadapkan pada situasi harus memilih dengan cepat yang tak jarang membawa kita pada beberapa hal kurang mengenakkan. 

Untuk meminimalkan hal tersebut kita perlu pandai memilah. Pilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan minat. Cermati isinya dan jangan asal menyebarkan kepada orang lain. Geluti pula kegiatan yang berguna serta cocok dengan kemampuan kita. Menekuni aktivitas yang disukai akan membawa kebahagiaan dan hasil baik bagi diri sendiri. 

Tahun baru bukan hanya seremoni pergantian tahun semata. Momen tersebut pantas untuk jadi bahan renungan agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang. Semangat menyongsong tahun baru, kawan!