Tata Cara Umrah bagi Perempuan, Lengkap dengan Rukun dan Syarat 

Perhatikan tata cara dan syarat sebelum menjalankan umrah

Tata cara umrah bagi perempuan melibatkan serangkaian ritual dan prosedur yang harus diikuti dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan. Pasalnya, umrah merupakan perjalanan spiritual yang perlu dipahami aturan dan tata cara yang telah diterapkan.

Proses ini tidak hanya menuntut kepatuhan terhadap ketentuan agama, tetapi juga menekankan pentingnya kepatuhan dan penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan serta norma sosial yang berlaku.

Dengan memahami dan mengikuti tata cara umrah dengan penuh kesungguhan, setiap jemaah dapat mengalami pengalaman yang mendalam dan bermakna dalam perjalanan umrah masing-masing. Berikut tata cara umrah bagi perempuan, lengkap dengan rukun dan syarat wajib. 

1. Rukun umrah

Tata Cara Umrah bagi Perempuan, Lengkap dengan Rukun dan Syarat Tata cara umrah bagi perempuan (Pexels.com/Thirdman)

Dikutip laman resmi NU Online, rukun umrah yang harus dipenuhi oleh orang yang sedang beribadah umrah ada lima, yakni: “(Rukun umrah ada lima) (1) ihram; (2) tawaf; (3) sa’i; (4) mencukur dalam salah satu pendapat yang mengatakan bahwa mencukur merupakan ibadah adalah pendapat yang lebih unggul, dan sama dengannya yaitu menggundul; dan (5) berurutan dalam semua rukunnya". (Al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: tt], juz VII, halaman 115)

Pada dasarnya, terdapat lima rukun umrah yang perlu diperhatikan. Rukun pertama ihram, yaitu niat masuk atau niat memulai ibadah umrah. Rukun kedua Tawaf, yaitu mengelilingi baitullah tujuh kali, dengan memposisikan Ka’bah di samping kirinya saat melakukan tawaf dan harus dimulai dari Hajar Aswad. Jika tidak, maka tidak dihitung.

Rukun ketiga sa’i, yaitu berjalan tujuh kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Adapun syarat sa’i adalah memulainya dari bukit Shafa dan mengakhirinya di bukit Marwah. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali dan kembali ke Shafa dihitung kali yang lain. 

Rukun keempat adalah mencukur. Dalam hal ini, lebih baik bagi laki-laki untuk menggundul rambutnya, sedangkan untuk wanita mencukur pendek. Adapun minimal mencukur adalah menghilangkan tiga rambut dari kepala, baik dengan menggundul, memendekkan, mencabut, atau memotongnya.

Rukun yang kelima yaitu melakukan semua rukun-rukun umrah sesuai urutannya, dengan mendahulukan rukun yang harus didahulukan, dan mengakhirkan rukun yang harus diakhirkan.

2. Kewajiban umrah yang harus dipenuhi

Tata Cara Umrah bagi Perempuan, Lengkap dengan Rukun dan Syarat Ilustrasi ibadah umrah (Pexels.com/Muhammad Khawar Nazir)

Selain mengerjakan semua rukun-rukun umrah, orang yang melakukan ibadah umrah juga harus mengerjakan kewajiban-kewajiban lainnya. Termasuk di antaranya, ihram dan miqat.

Sebelum menjalankan ibadah umrah, perlu juga mengetahui larangan yang dapat membuat ibadah tidak sah. Sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abu Bakar Syata ad-Dimyathi, tentang kewajiban umrah, yakni:

“Adapun kewajiban-kewajiban umrah itu ada dua; (1) ihram dari miqat; dan (2) menjauhi keharaman-keharaman ihram.” (Syata ad-Dimyathi, Hasiyah I’anah at-Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 1997], juz II, halaman 341)

Baca Juga: 7 Rekomendasi Seragam Baju Batik Umrah Perempuan, Gak Monoton!

3. Syarat dan larangan umrah bagi perempuan

Tata Cara Umrah bagi Perempuan, Lengkap dengan Rukun dan Syarat Ilustrasi ibadah umrah (Pexels.com/Ali Karim)

Sebagaimana dalam hadis di atas, disebutkan kewajiban-kewajiban saat umrah dan terdapat juga syarat yang perlu dipenuhi oleh perempuan. Tak hanya syarat, terdapat juga larangan yang perlu dihindari. Syarat dan larangan ini berguna untuk membuat umrah sah dan dihitung sebagai ibadah. Berikut syarat umrah:

(1) Sunah menggunakan pakaian berwarna putih

(2) Dianjurkan menggunakan pakaian yang baru atau setidaknya bersih

(3) Tidak boleh menggunakan pakaian yang tipis atau ketat

(4) Lengan baju harus sepanjang pergelangan tangan

(5) Kerudung yang digunakan panjang dan menutupi dada

(6) Memakai kaus kaki

Adapun hal-hal yang diharamkan bagi orang ihram itu ada sepuluh, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Qasim al-Ghazi, yaitu: 

(1) Menggunakan pakaian yang dijahit; 

(2) Menutup kepala bagi laki-laki; 

(3) Menutup wajah bagi perempuan; 

(4) Mengurai rambut; 

(5) Mencukur rambut; 

(6) Memotong kuku; 

(7) Mengenakan wewangian; 

(8) Membunuh binatang buruan; 

(9) Melangsungkan akad nikah; dan 

(10) Berhubungan badan, demikian juga bermesraan dengan syahwat. 

4. Tata cara umrah bagi perempuan

Tata Cara Umrah bagi Perempuan, Lengkap dengan Rukun dan Syarat Ilustrasi Ka'bah (Pexels.com/Sultan)

Setelah mengetahui rukun, kewajiban, dan syarat, tata cara umrah lengkap juga perlu dipelajari. Tata cara menjadi pedoman bagi jemaah umrah agar keseluruhan ibadah dapat dilaksanakan secara sempurna. Berikut tata cara umrah yang perlu diperhatikan: 

1. Mandi junub

Sebelum berangkat menuju Miqat, ada baiknya untuk membersihkan diri dengan cara mandi junub yang disebut juga dengan istilah mandi wajib atau mandi besar untuk menyucikan badan dari hadas kecil atau hadas besar. Mandi junub bisa diawali dengan niat, doa, basuh tangan sebanyak tiga kali, lalu bersihkan kotoran yang menempel di badan, setelah itu berwudu. Kemudian, membersihkan diri dari ujung kepala hingga ujung kaki secara merata.

2. Membaca niat umrah di Miqat

Niat ini sebaiknya diucapkan sebelum melewati Miqat. Berihram dari miqat dilakukan dengan niat sebagai berikut:

Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma 'umratan.

Artinya: "Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku penuhi panggilanmu ya Allah untuk berumrah."

3. Mengucapkan talbiyah

Setelah selesai Ihram dan niat di Miqat, jemaah umrah dianjurkan untuk mengucapkan talbiyah selama perjalanan menuju ka’bah di Makkah. Kalimat talbiyah ini sering diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika hendak umrah dan haji.

Berikut ini kalimat talbiyah yang bisa diucapkan: “Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wannikmata laka walmulka laa syarikalak.”

4. Persiapan memulai aktivitas di Ka’bah

Ketika sampai di Makkah, jemaah umrah sudah bisa menghentikan ucapan talbiyah. Jika ada yang belum memiliki wudu atau batal, sebaiknya segeralah mengambil wudu kembali. Ini karena untuk melakukan tawaf, badan harus dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar.

Jemaah umrah juga disunnahkan untuk masuk ke dalam area Masjidil Al-Haram di Makkah dengan menggunakan kaki kanan dengan disertai doa. Lalu, masuk ke Masjidil Haram sambil membaca doa masuk masjid:

A'ûdzu billâhil 'azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim 'alâ sayyidinâ muhammadin wa 'alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba rahmatik.

Artinya, "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Buka lah bagiku segala pintu rahmat-Mu."

5. Menuju hajar aswad

Selanjutnya, pergilah menuju ke hajar aswad. Setelah itu, menghadaplah ke hajar aswad sembari mengucap kalimat takbir. Di sini, jemaah juga bisa mengusap hajar aswad dengan tangan kanan, lalu menciumnya. Namun jika kondisi tersebut tidak memungkinkan, maka cukup menghadap ke arah hajar aswad lalu mengisyaratkan dengan mengangkat tangan kanan ke arahnya sambil mengucapkan, “Bismillah, Allahu Akbar”. 

6. Melakukan tawaf

Setelah keadaan badan sudah suci dan siap melakukan tawaf. Tawaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran dengan posisi Ka’bah di sisi kiri. Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad disunahkan untuk membaca doa sapu jagad. Doa ini pun sering diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW saat umrah.

7. Berdoa dan salat di makam Ibrahim

Makam Ibrahim merupakan tempat di mana Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam rangka membangun Ka’bah. Sesuai sunah, jemaah umrah dapat melakukan salat sunah dua rakaat di makam Ibrahim jika memungkinkan. Namun, jika tidak memungkinkan, jemaah umrah masih dapat melaksanakan salat dua rakaat di mana saja, asalkan masih berada di sekitar area Masjidil Al-Haram.

8. Minum air zam-zam

Tata cara umrah selanjutnya yaitu meminum air zam-zam setelah selesai salat dua rakaat. Sebelum meminum air zam-zam, disunahkan untuk membaca doa kebaikan kepada Allah SWT sambil menghadap kiblat ke Ka’bah. Sisa air minum pun bisa diusapkan ke bagian kepala, wajah, dan dada. 

9. Pergi ke Bukit Safa

Tata cara umrah dilanjutkan dengan berangkat ke bukit safa dan marwah untuk melakukan sa’i. Saat berjalan ke Bukit Shafa, disunahkan untuk membaca doa, “Innasshafa wal marwati min sya’airillah”.

Setelah sampai, jemaah umrah perlu menghadap ke arah Ka’bah, lalu takbir sebanyak tiga kali dan diiringi oleh zikir: "Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu yuhyii wayumiitu, wahuwa 'ala kulli syain qadiir. Laa ilaha illallahu wahdah laa syarikalah, anjaza wa'dahu wa nashara abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdah.

Zikir tersebut diulangi sebanyak tiga kali dan berdoa setiap selesai membacanya dengan doa yang dikehendaki oleh jemaah umrah. Setelah dekat dengan Safa, maka disunahkan juga untuk membaca surah Al-Baqarah ayat 158.

10. Melakukan sa’i di antara Safa dan Marwah

Jika jemaah umrah sudah berada di antara dua tanda hijau, lakukanlah sa’i dengan berlari-lari kecil bagi jemaah laki-laki. Sementara, jemaah perempuan tidak dianjurkan untuk berlari kecil, cukup berjalan biasa. 

Kemudian jika telah sampai di Marwah, naiklah ke atasnya dan menghadap ke Ka’bah. Lalu, lafalkan zikir dan doa yang sama ketika sedang di Safa. Lakukan sa’i dari Safa ke Marwah sebanyak tujuh putaran, di mana putaran terakhir berakhir di Marwah.

11. Tahalul atau mencukur rambut

Bagi jemaah laki-laki, mencukur rambut disunahkan sampai gundul, namun boleh juga hanya memangkas sedikit rambutnya. Bagi jemaah perempuan, hendaknya mengumpulkan sebagian rambutnya seujung ruas jari, lalu dipotong. Saat melakukan tahalul, perhatikan pula muhrim yang akan mencukurnya. 

Apabila semua tata cara umrah di atas sudah dilakukan, maka para jemaah sudah sah menyelesaikan ibadah umrahnya. Semoga tulisan ini dapat membantu untuk beribadah umrah agar sah sesuai dengan ajaran Islam

Baca Juga: Umrah atau Umroh, Mana yang Benar? 

Hani Safanja Photo Verified Writer Hani Safanja

Progress over perfection

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya