Apa Itu Resolusi Tahun Baru? Ini Sejarahnya

Tradisi membuat harapan di awal tahun

Memasuki tahun baru ibarat memulai lembaran baru. Banyak orang punya beragam harapan dan rencana yang ingin dicapai dalam satu tahun ke depan. Hal ini biasa dikenal dengan membuat resolusi tahun baru.

Umumnya resolusi tahun baru merupakan harapan seseorang untuk melanjutkan kebiasaan baik, mengubah dan memperbaiki kebiasaan buruk, serta mencapai tujuan pribadi. Meskipun terlihat sederhana, banyak orang merasa kesulitan untuk mencapainya. Namun, tradisi ini ternyata memiliki sejarahnya sendiri. Berikut penjelasannya.

1. Awal mula resolusi tahun baru

Apa Itu Resolusi Tahun Baru? Ini Sejarahnyafestival keagamaan Babilonia, Akitu (news.northampton.edu)

Orang pertama yang tercatat merayakan tahun baru adalah bangsa Babilonia pada 4000 tahun lalu (2000 SM). Perayaan festival selama 12 hari di pertengahan Maret yang disebut Akitu. Mereka akan mulai bercocok tanam, menobatkan raja baru, serta mengarak patung para dewa ke jalan-jalan kota.

Melalui ritual tersebut, dilansir History, bangsa Babilonia percaya dunia secara simbolis dibersihkan dan diciptakan kembali oleh para dewa. Mereka mengikrarkan kesetiaannya kepada raja, berjanji untuk membayar hutangnya, dan mengembalikan barang pinjaman kepada pemilik sahnya. Janji ini dianggap sebagai cikal bakal resolusi tahun baru yang pertama di dunia.

Jika mereka menepati resolusinya, mereka percaya para dewa akan memperlakukan mereka dengan baik pada tahun tersebut. Namun, jika mereka mengingkari janjinya, mereka akan mendapatkan hal buruk dari para dewa.

2. Resolusi tahun baru di abad pertengahan hingga sekarang

Apa Itu Resolusi Tahun Baru? Ini SejarahnyaPatung Dewa Janus di Cameron Gallery (commons.wikimedia.org/Ivonna Nowicka)

Dilansir Northampton Community College, sejarah resolusi tahun baru berlanjut di Romawi kuno. Tahun 46 SM Kaisar Julius Caesar memperkenalkan kalender baru, di mana tanggal 1 Januari sebagai awal tahun. Hal ini untuk menghormati Dewa Janus dengan dua wajah yang dipercaya dapat melihat kembali ke tahun sebelumnya dan maju ke masa depan. Bangsa Romawi akan mempersembahkan korban kepada Janus dan berjanji akan berperilaku baik untuk tahun depan.

Pada abad pertengahan, para kesatria akan membuat “Sumpah Merak” di akhir tahun. Mereka akan memperbarui tekadnya untuk mempertahankan nilai-nilai kesatriaan dengan meletakkan tangan di burung merak. Burung merak diyakini burung mulia dengan kemegahan dan keragaman warnanya.

Resolusi tahun baru menjadi lebih umum di abad ke-17 dan 18, tetapi masyarakat masih belum bisa menerima bahkan menyindir praktik resolusi ini. Tahun 1813, sebuah surat kabar Boston menerbitkan dokumentasi pertama penggunaan frasa 'Resolusi Tahun Baru', dan kini menjadi praktik umum di seluruh dunia.

3. Tujuan dan manfaat resolusi tahun baru

Apa Itu Resolusi Tahun Baru? Ini Sejarahnyailustrasi membuat resolusi bersama (unsplash.com/Austin Distel)

Jika dibandingkan, resolusi tahun baru zaman dulu dan sekarang cukup berbeda. Dilansir Almanac, bentuk resolusi di awal 1900-an sifatnya lebih religius atau spiritual, seperti mengembangkan karakter moral, dan menahan diri terhadap kesenangan duniawi. Namun, selama bertahun-tahun resolusi mulai berubah dan berfokus pada perbaikan pribadi secara umum.

Membuat resolusi tahun baru dipandang sebagai ide yang bagus. Hal ini diyakini dapat membantu memberikan pandangan optimis ke masa depan, memotivasi kita untuk bertindak, bahkan bisa menginspirasi orang lain. Menurut John C. Norcross dalam penelitiannya di Journal Clinical Psychology, seseorang yang membuat resolusi memiliki tingkat keberhasilan 10 kali lebih besar dalam mengubah perilaku dibandingkan dengan yang tidak membuat resolusi.

4. Tidak semua bisa wujudkan resolusinya

Apa Itu Resolusi Tahun Baru? Ini Sejarahnyailustrasi kegagalan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang yang membuat resolusi tahun baru tidak benar-benar bisa memenuhinya. Dilansir Society for Personality and Social Psychology (SPSP), dari 41 persen orang Amerika yang membuat resolusi tahun baru, hanya 9 persen berhasil menepatinya.

Data YouGov melaporkan 35 persen orang Amerika yang membuat resolusi di tahun 2022, 76 persen diantaranya berhasil memenuhi resolusinya, sementara 16 persen lainnya menyerah. Menurut John C. Norcross, gagalnya pencapaian resolusi diakibatkan kurangnya kemauan dan kegagalan pengendalian, kurangnya kontrol pribadi, stres yang berlebihan, serta emosi negatif.

5. Tips membuat resolusi tahun baru

Apa Itu Resolusi Tahun Baru? Ini Sejarahnyailustrasi membuat resolusi tahun baru (unsplash.com/Marcos Paulo Prado)

Membuat resolusi di tahun baru dianggap sebagai upaya memperbaiki diri dalam kehidupan, sehingga menjadi langkah awal yang penting. Agar daftar resolusimu benar-benar bisa terwujud, kamu bisa coba terapkan beberapa tips dan trik ini.

  • Membuat resolusi saat kamu siap. Tetapkan tanggal berhenti atau tanggal mulai, tidak harus di awal tahun, tapi bisa di awal Februari, Maret, atau hari ulang tahunmu. Orang-orang yang memaksakan terlalu dini mengambil keputusan tanpa memiliki rencana kemungkinan besar akan gagal.
  • Menentukan tujuan yang spesifik, sederhana, dan terukur. Tetapkan satu atau dua tujuan spesifik dalam jangka waktu tertentu yang realistis, dengan dimulai dari langkah kecil.
  • Hindari menyusun resolusi bernada negatif. Alih-alih menggunakan kata ‘berhenti’, seperti "saya ingin berhenti makan junk food", lebih baik ciptakan tujuan seperti "saya ingin lebih banyak makan buah dan sayur."
  • Pertimbangkan segala hambatan dan buat penalti. Setelah mengetahui hal yang bisa menghalangi tujuan, kamu bisa mencari jalan alternatif lain. Selain itu, kamu bisa menciptakan pengingat dengan memberikan penalti jika gagal melakukan resolusimu sebagai motivasi.
  • Membuat jurnal resolusi. Periksa dan catat setiap kemajuan pencapaian resolusimu, kemudian berhenti sejenak untuk merenung dan memperkuat diri menghadapi langkah selanjutnya. Kamu juga bisa mengapresiasi diri dengan hadiah kecil atas kesuksesan tersebut.
  • Ciptakan lingkungan dengan orang-orang yang mau mendukungmu. Bagikan resolusimu dengan keluarga, teman, atau pasangan, dan meminta bantuannya. Bahkan lebih bagus jika mereka memiliki tujuan serupa dan bisa mewujudkannya bersama.

Resolusi tahun baru ternyata bisa membantumu lebih fokus, dan memotivasi menjalani hidup. Namun, tidak semua orang berhasil merealisasikannya. Jangan biarkan resolusimu hanya sebatas angan-angan. Jadikanlah sebagai komitmen kuat dan tindakan yang konsisten. Semoga sukses dengan resolusi tahun barumu!

Baca Juga: 5 Cara Wujudkan Resolusi Proteksi Keluarga di 2024

Hanna Ridha Photo Verified Writer Hanna Ridha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya