Hindari Melakukan 6 Hal Ini di Media Sosial, Biar Gak Rugi Sendiri!

Sejak kecil kita sudah diajarkan bahwa pamer adalah sikap yang tidak baik karena mencerminkan kesombongan. Namun banyak orang saat ini justru terang-terangan memanfaatkan media sosial sebagai ajang pamer. Entah berupa penampilan fisik atau harta benda, mereka gak segan memamerkannya kepada semua orang.

Padahal, kita mendapat nasihat untuk tidak pamer bukannya tanpa alasan. Coba pikir: apa sih keuntungan yang bisa kamu dapat dari pamer? Mungkin orang-orang jadi mengetahui bahwa kamu adalah orang yang kaya serta cantik atau tampan. Tapi apa manfaatnya hal itu?

Sekadar menjadi cantik dan kaya gak akan memberimu kebahagiaan sejati. Orang yang cantik dan kaya mungkin akan didekati banyak orang, tapi berapa banyak dari orang-orang tersebut yang mendekati karena benar-benar tulus dan peduli?

Faktanya, banyak orang hanya berteman dengan orang yang cantik dan kaya karena tertarik pada kekayaan dan penampilannya, bukan kepribadiannya. Saat kecantikan dan kekayaan itu pudar, mereka pun gak akan peduli lagi pada orang tersebut. Maka lebih baik kamu mencari teman sejati dengan cara menunjukkan sifat-sifat baik, bukan penampilan atau kekayaan.

Melalui media sosial, sangat mudah bagi kita untuk membagikan berbagai hal kepada orang lain, misalnya momen atau pengalaman yang kita rasakan. Hal itu tentu sangat menguntungkan, tapi di sisi lain juga bisa merugikan.

Karena terlalu mudah, terkadang kita jadi tergoda untuk membagikan berbagai macam hal tanpa pikir panjang. Padahal mungkin itu adalah hal pribadi yang gak seharusnya jadi konsumsi publik. Yang tercakup di dalamnya gak hanya data dan identitas pribadi, tapi juga masalah pribadi yang kita miliki.

Masalah pribadi seharusnya dibahas dan diselesaikan secara pribadi, bukan dibawa ke ranah publik. Melakukan hal itu hanya akan merusak nama baikmu dan juga orang yang bermasalah denganmu. Selain itu, masalah tersebut bisa jadi makin rumit kalau kamu bawa ke media sosial. Maka hindarilah saling sindir apalagi saling hujat melalui media sosial ya.

Kamu pasti tahu bahwa yang namanya hoax itu tidak boleh disebarluaskan, karena menyebar hoax adalah termasuk tindakan pidana yang melanggar UU ITE. Tapi mungkin kamu pernah tanpa sadar melakukannya dan baru menyadarinya belakangan. Maka bagaimana menghindari agar hal itu tidak terulang lagi?

Kamu punya dua pilihan. Pilihan pertama, cek kebenaran informasi yang kamu dapat. Kalau informasi tersebut terbukti berasal dari sumber yang terpercaya, barulah kamu boleh menyebarkannya. Pilihan kedua, kalau kamu malas mencari kebenarannya, ya gak usah sebarkan informasi tersebut. Simpel kan?

Kenapa hal itu penting? Bukan saja supaya kamu terhindar dari masalah hukum, tapi juga demi nama baikmu sendiri. Kalau kamu menyebarkan informasi yang ternyata adalah hoax, maka orang-orang akan memandangmu sebagai orang yang gak bisa dipercaya. Kamu gak mau kan mendapat reputasi buruk seperti itu?

Dengan adanya media sosial, saat ini bisa dibilang sudah gak ada batas lagi bagi kita dalam menjalin pertemanan. Kita bisa berteman dengan siapapun dan di manapun. Bahkan dengan orang yang jaraknya puluhan ribu kilometer dari kita, yang mungkin gak akan pernah bisa kita kenal tanpa media sosial.

Hal itu jelas menguntungkan, tapi sekali lagi, juga bisa merugikan. Banyak orang yang membuat akun dengan identitas yang dipalsukan, dengan tujuan mencari keuntungan pribadi bahkan melakukan tindakan kriminal. Kadang mereka sangat ahli berpura-pura, sehingga kamu bisa tertipu kalau gak hati-hati.

Bukan berarti kamu gak boleh berteman dengan orang dari media sosial. Tapi kamu harus ekstra hati-hati, dan jangan terlalu gampang percaya. Kalau kamu dan dia berniat bertemu, lebih baik ajak teman atau keluargamu untuk berjaga-jaga. Bukan berprasangka buruk, tapi mencegah lebih baik dari mengobati kan?

Komentar atau pendapat adalah hal lain yang lazim kita bagikan saat menggunakan media sosial, biasanya terhadap sebuah thread atau postingan. Yang namanya pendapat, tentu gak semuanya sama. Ada orang-orang yang pendapatnya berbeda atau bahkan bertentangan dengan kita.

Jika itu terjadi, bisa jadi kita terpancing untuk berargumen dengan orang lain. Kita merasa pendapat kita benar, tapi orang lain pun demikian. Ujung-ujungnya argumentasi yang terjadi pun berubah menjadi debat panas bahkan saling serang.

Namun perdebatan seperti itu sebaiknya kamu hindari karena gak ada gunanya. Kalaupun kamu bisa menang debat dari orang lain, apa yang akan kamu dapat? Piala? Tentu tidak bukan? Bukannya untung, debat semacam itu hanya akan membuatmu rugi karena buang-buang waktu dan bikin kamu kesal sendiri. Jadi buat apa dilakukan?

Jika kamu sudah menghindari 5 hal di atas, memakai media sosial tetap bisa merugikanmu jika kamu terlalu bergantung padanya. Ingat, hidupmu yang sebenarnya berada di dunia nyata, bukan di dunia maya. Jangan korbankan yang asli untuk mendapatkan yang palsu.

Maka jangan sampai kamu kecanduan media sosial. Batasi waktu penggunaannya, dan jangan abaikan teman serta keluarga di dunia nyata hanya gara-gara media sosial. Cari hobi lain yang bisa membuatmu senang, supaya kamu gak stres kalau suatu saat gak bisa menggunakan media sosial. Temukan kebahagiaan yang nyata, bukan kebahagiaan semu di media sosial.

Itulah 6 hal yang perlu kamu hindari saat menggunakan media sosial supaya kamu gak jadi stres dan rugi sendiri. Media sosial adalah alat milikmu, jadi kamu yang harus mengatur penggunaannya, bukan sebaliknya. Dengan demikian, kamu bisa menikmati kesenangan dan menghindari kerugian dari media sosial.