7 Cara Gokil Ikut Andil Bantu Rakyat Kecil meski dengan Aksi Secuil
kebersamaan (pixabay.com/trilemedia)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ibarat diterjang badai, kehidupan ekonomi masyarakat porak-poranda akibat pandemi yang entah kapan akan usai. Ada sih beberapa pengusaha yang mendapat untung berkali-kali lipat, namun lebih banyak rakyat kecil yang malah ‘buntung’ dengan cepat.
Di satu sisi, pandemi memacu dan merangsang kreativitas dan percepatan pendapatan. Tapi di sisi lain, dan dampaknya paling besar dan terasa, pandemik justru menghancurkan tatanan ekonomi masyarakat, terutama rakyat berpendapatan minim. Ketimpangan sosial inilah yang seharusnya jadi pertimbangan berkesinambungan agar budaya bahu-membahu dan bantu-membantu harus kian gencar digalakkan.
Di masa serbasulit seperti sekarang ini, aksi tolong-menolong yang sering didengungkan oleh guru saat sekolah dasar sudah saatnya lebih intens dipraktikkan. Yang kaya bantu yang tak berdaya. Yang berada sokong yang tak berharta-benda. Yang berkecukupan dorong yang belum mapan. Yang berlimpah tolong yang hanya mengandalkan sedikit upah. Yang hartawan beri yang bisa makan hanya dengan bakwan.
Meski kita bukan pesohor atau bahkan sultan, kita tetap dapat turut andil membantu rakyat kecil dengan aksi sederhana seperti berikut ini. Pst, jangan bengong, langsung praktikkan yuk!
1. Buka warung nasi bungkus mandiri berkonsep dari kita, oleh kita, untuk kita
nasi bungkus (pixabay.com/Azza_Hafizah)Untuk tetap bertahan hidup, kita semua sejatinya memang perlu makan. Tak bisa ditunda-tunda karena merupakan kebutuhan primer, urusan perut menjadi hal yang amat penting untuk diprioritaskan.
Bagi yang masih punya pekerjaan tetap dan punya gaji bulanan, urusan makan memang tak lagi jadi beban pikiran. Namun bagi mereka yang terkena PHK, dagangan tak laku, atau usahanya bangkrut, kebutuhan perut bisa membuat hidup kian semrawut.
Untuk menyiasati ketimpangan sosial tersebut, kita bisa mengakalinya dengan membuka warung nasi bungkus mandiri dengan konsep “dari kita, oleh kita, dan untuk kita”. Bagi yang berkecukupan, saat sarapan, makan siang atau malam, sisihkan beberapa bungkus nasi (beli atau masak sendiri) untuk disimpan di warung mandiri. Nantinya, masyarakat sekitar yang kurang mampu bisa mengambil nasi bungkus tersebut sesuai dengan kebutuhan perutnya. Pihak mapan menyimpan, pihak tak berkecukupan mengambil dengan aman.
Jika dilakukan dengan pengawasan, konsep, dan manajemen yang matang, urusan kebutuhan perut rakyat kecil bisa sedikit terbantu. Tak usah jauh-jauh dulu, cukup buat beberapa titik warung mandiri di lingkungan sekitar. Pelan namun pasti, jika berjalan efektif, titik-titik lokasi yang lain akan segera mengikuti.
Betapa indahnya berbagi, bukan?
2. Tak perlu beri uang tunai berjuta-juta, cukup beli makanan dari pedagang pinggir jalan, itu pesannya akan lebih terasa
penjual pinggir jalan (pixabay.com/rkrandhir)Jika selama ini kamu selalu terkesima dengan para pesohor dengan giveaway-nya yang menggelontorkan uang beratus-ratus juta, maka kamu juga bisa melakukan aksi serupa meski dengan nilai yang berbeda. Tak harus selalu dilakukan dengan tebar-tebar lembaran uang, kamu cukup membeli dagangan para penjual yang terlintas sekilas di jalan raya selama perjalanan rutinitas keseharian.
Meski barang atau makanan tersebut tidak kamu butuhkan, paling tidak kamu bisa meringkankan sedikit beban para pedagang yang kesulitan mencari rezeki di masa pandemi. Percayalah, uang yang mereka dapat dari hasil berjualan nilai kebangaannya akan jauh lebih terasa daripada pemberian cuma-cuma yang diberikan tanpa usaha apa-apa. Mereka juga akan cepat memiliki pemahaman bahwa untuk mendapatkan hasil. Seseorang memang harus melakukan usaha, tanpa perlu menyandarkan harapan pada orang-orang berada.
Usaha dan kerja nyata, maka hasilnya akan jauh lebih terasa.
3. Tak bisa ikut aksi ikoy-ikoyan, ganti dengan permainan izen-izenan
Orang pegang kamera. (pixabay.com/Juergen_G)Eh, ini bukan lelucon atau humor garing tanpa tindakan nyata, ya? Ikoy-ikoyan-nya Arif Muhammad dan para pesohor bisa kita modifikasikan dengan izen-izenan melalui teknik berbeda namun tetap dengan tujuan kebaikan yang sama.
Menyasar masyarakat kecil yang tak begitu paham dengan teknologi, apalagi media sosial, aksi izen-izenan dilakukan dengan trik yang amat sederhana.
Cukup amati lingkungan sekitar, lihat keseharian dan kesulitannya, rekam, bagikan di media sosial, lalu tunggu reaksi netizen beberapa jam ke depan. Dalam urusan kebersamaan, netizen Indonesia dikenal memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan mudah tersentuh dengan kejadian-kejadian yang amat mengharukan.
Karena netizen diisi oleh orang-orang dari berbagai kalangan, bukan tidak mungkin, mereka akan langsung menyampaikan hal tersebut kepada pihak-pihak yang punya kewenangan lebih untuk membantu.
Izen-izenan sendiri diambil dari kata netizen yang dewasa ini punya andil besar dalam menyebarluaskan kebaikan.
Baca Juga: 5 Cara Membantu UMKM tetap Bertahan di Tengah Pandemik
4. Tak hanya beri tips lebih, belikan juga menu yang sama sesuai pesanan kepada pengantar makanan daring
Editor’s picks
Orang memesan makanan. (pixabay.com/photosforyou)Saat pesan antar makanan daring, jangan ragu berikan uang tips lebih kepada para pengantar jasa. Bisa dilakukan dengan tak meminta kembalian saat kelebihan pembayaran, atau langsung memberikan uang lebih dari harga jual makanannya.
Coba sekali-kali perhatikan dengan saksama wajah pengantar makanan saat menerima uang tips yang jadi tumpuan dalam keluarganya. Mereka berterima kasih, tersenyum, terlihat amat bahagia, lalu mendoakan yang baik-baik, meski nilai uang yang diberikan sebenarnya tak seberapa.
Atau jika ingin melakukan lebih, kamu juga bisa membelikan menu yang sama persis sesuai dengan pesanan untuk abang pengantarnya. Astaga, betapa harunya melihat saat mata mereka berkaca-kaca, tertawa sederhana, lalu bercerita bahwa makanan itu akan dibawanya untuk disantap bersama keluarga.
Jika diniatkan dengan keikhlasan dan ketulusan, membagi kesenangan kepada orang lain pada hakikatnya memberikan kebahagiaan kepada diri sendiri.
5. Ikut mempromosikan UMKM terdekat kepada komunitas atau lingkungan yang diikuti
promosi (pixabay.com/terimakasih0)Meski tidak bisa memberikan bantuan secara langsung, kamu tetap bisa berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan saat PPKM. UMKM yang terkena imbas dari pandemi bisa kita bantu dengan cara ikut mempromosikannya ke komunitas atau lingkungan yang kita ikuti dan diami.
Sekali lagi, meski dianggap tak terlalu begitu berpengaruh, ikut melakukan aksi promosi terhadap UMKM setidaknya bisa mencuatkan harapan para pengusaha kecil untuk tetap bertahan. Kita tidak akan pernah tahu promosi sederhana yang kita lakukan bisa jadi diketahui oleh orang-orang yang justru sedang membutuhkan produk-produk dan jasa dari UMKM yang bersangkutan.
Jika dikerjakan dengan matang dan dibekali dengan teknik-teknik pemasaran yang tepat dan akurat, maka bukan hal yang mustahil UMKM yang kita promosikan akan menjadi usaha besar yang nantinya akan dicari banyak orang.
6. Berbagi skill dalam banyak bidang di media sosial
Smartfren GOKIL MAX (dok. pribadi/Iip Afifullah)Jika kamu punya keahlian di bidang kuliner, desain, menulis, dan dunia kreatif lainnya, segera unggah skill kamu di media sosial. Meski kamu tak berniat berbisnis dengan keahlian tersebut, siapa tahu ada banyak masyarakat yang terinspirasi dan tertarik menjadikan skill yang kamu bagikan sebagai ladang bisnisnya.
Untuk berbagi skill gokil berbagai disiplin ilmu di media sosial, tentu saja kamu memerlukan provider dengan tingkat kecepatan, kenyamanan, dan kepuasan yang juga tak kalah gokil.
Jangan ragu, gunakan Smartfren Gokil Max dengan koneksinya yang cepat seperti kilat, stabil tanpa gangguan kecil, murah dengan harga yang lumrah, jaringan ngebut hingga bikin terkejut, lancar seperti hubungan indah dengan pacar, dan kuota besar yang sudah pasti kita incar.
Dengan jaringan 100 persen 4G dan mulai harga Rp30.000, kamu sudah bisa menikmati kuota sultan dengan pilihan sesuai kebutuhan: Kuota Nasional, Kuota Lokal, Extra Kuota (01.00-05.00), atau 24 Jam Semua Aplikasi.
Jadi, unggah keahlian utamamu di media sosial dengan menggunakan Smartfren GOKIL MAX yang #MAX karena kuotanya beneran gokil. Pilih Smartfren, #IniBaruGokil namanya!
7. Bukan BST (Bantuan Sosial Tunai), BLT (Bantuan Langsung Tunai), atau BSU (Bantuan Subsidi Upah), tapi gelontorkan aksi BTL (Bantuan Tanya Langsung)
ilustrasi ngobrol (pixabay.com/sanuas)Jika pemerintah getol memberikan BLT, BST, BSU, dan sejenisnya di masa PPKM, maka kita juga sejatinya punya program andalan BTL. Masalah klasik BST, BLT yang (beberapa) tidak tepat sasaran dan tak sesuai kebutuhan bisa ditambal dengan aksi BTL alias Bantuan Tanya Langsung.
Karena tingkat kesulitan masyarakat amat kompleks dan berbeda-beda, maka kita perlu menanyakan langsung hal-hal mendesak apa saja yang harus segera ditunaikan. Orang sakit yang butuh oksigen, masyarakat yang segera harus transfusi darah, rakyat yang butuh beras, siswa yang butuh laptop untuk belajar daring, dan sebagainya.
Memang tidak semua kita bisa tanya dan bantu langsung, tapi sedikit aksi yang dilakukan di lingkungan sekitar jika diikuti oleh banyak orang akan sedikit meringankan beban masyarakat di daerah masing-masing.
Dan pada akhirnya, kita hidup di dunia sebenarnya selalu berada di perpindahan situasi yang saling berseberangan. Satu saat kita memberikan bantuan, saat lain justru kitalah yang akan membutuhkan pertolongan. Ketika sedang makmur, pedulilah kepada yang rezekinya sedang kendur. Saat berjaya, beri santunan kepada yang belum kaya. Waktu sejahtera, ingat ada yang sengsara. Kala berlimpah, jangan lupakan yang di bawah. Selagi masih sanggup, tengok orang yang kebutuhannya belum cukup.
Ikut andil bantu rakyat kecil meski dengan aksi secuil? Sudah pasti beneran #IniBaruGokil!
Baca Juga: 5 Kebaikan Milenial yang Dapat Membantu Indonesia Kala Pandemi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
