Ina Suraga, Pencinta Kucing yang Jago Nulis Sains 

Sehari-hari, Ina memang punya hobi membaca, menulis, belajar autodidak, dan menonton YouTube. Gak heran kalau ia ingin mengaktualisasikan hobi-hobinya tersebut. Pada 2018, Ina ikut kelas menulis daring IDN Times Community x Nulisyuk tentang menghasilkan uang lewat tulisan. Dari situ, ia baru tau kalau lewat IDN Times Community, tulisannya bisa menjangkau lebih banyak audiens dan dapat bayaran.

Awalnya, Ina mengaku berjuang keras untuk bisa meningkatkan kemampuan menulisnya. Tulisan pertamanya sendiri tentang manfaat psikologis dari belajar bahasa asing. Ia merasa kalau membuat tulisan itu gak mudah meski sudah dibimbing para editor dan teman-temannya. Namun, Ina terus berusaha hingga akhirnya menulis jadi zona nyamannya.

“Masukan dari para editor membantu banget. Aku juga sering baca artikel dari penulis lain buat belajar. Lama-kelamaan jadi terbiasa dan sekarang enjoy banget nulis di sini.”

Sejak kecil, Ina suka banget sama hewan. Bahkan, Ina pengen jadi dokter hewan, tapi akhirnya pupus karena ia gak tegaan.

Ina sadar bahwa alam ini milik semua makhluk hidup. Jadi rasanya egois kalau manusia merasa menjadi pusat alam semesta. Dengan menulis banyak artikel tentang hewan, Ina berharap bisa menormalisasi dan membiasakan peduli terhadap hewan. Baginya, itu bukan hal yang istimewa karena sudah sewajarnya kita peduli.

“Aku rasa hewan itu juga menarik banget untuk dipelajari. Mereka ada banyak banget macamnya.”

Menulis sains hewan jadi sarana bagi Ina untuk mengenalkan beragam hewan di dunia ini. Kamu bisa tau apa yang mereka bisa lakukan dan keajaiban apa yang mereka simpan. Bukan sekadar pajangan atau informasi di ensiklopedia, tapi mereka juga nyata dan kita harus saling jaga.

Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang sangat cepat bikin milenial dan gen Z rentan overwhelmed atau kewalahan. Rasanya ada banyak banget permasalahan dalam hidup. Kalau gak punya pegangan dan fokus mau melakukan apa, kita bisa terbawa arus.

“Aku ingin mereka tau kalau mereka bisa mulai dari diri sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Penting juga untuk mandiri dalam berpikir dan berpendapat. Jangan sampai mudah terbawa arus.”

Ina berpendapat kalau anak muda juga perlu berpendapat untuk setiap masalah yang ada. Adapun, cara mengaktualkannya bisa dengan menulis. Selain menuangkan pikiran dan opini, kita bisa mengenal diri sendiri dengan lebih mendalam.

“Orang seperti apa, sih, kita ini? Cara berpikir kita seperti apa? Masalah-masalah seperti apa yang paling menarik perhatian dan bikin kita terganggu?”

Anak muda yang gak fokus, lalu terbawa arus, sangat rentan untuk terpengaruh berita bohong atau hoaks. Tak hanya untuk penulis, Ina merasa bahwa semua orang perlu untuk selalu mengecek sumber dari setiap informasi atau berita yang mereka dapat. Jadi, jangan asal baca aja. Cek dulu sumbernya. Apa bisa dipercaya?

“Selain dari sumber informasi atau beritanya, aku pribadi selalu mengecek dari gaya bahasa dan inti dari berita. Beberapa hoaks punya gaya tulisan yang cenderung condong ke opini dan gak netral.”

Penting juga bagi kita untuk punya kanal berita terpercaya yang bisa digunakan untuk cek fakta. Itu sebabnya, Ina menegaskan bahwa milenial dan gen Z perlu untuk mandiri dalam berpikir dan berpendapat. Jadi, jangan asal ikutan aja, ya.

Mungkin terdengar klise, tapi “tinggal lakukan aja” punya makna yang mendalam. Ina berpendapat bahwa kata-kata tersebut efektif buat anak muda yang overthinker atau yang suka berpikir berlebihan. Nyatanya, apa yang kita khawatirkan sering kali gak benar-benar kejadian, lho.

Terakhir, Ina sebagai Millennial of the Month IDN Times Community bulan Juli 2022 berpesan buat milenial dan gen Z, terutama penulis IDN Times Community, agar percaya diri saat mengirim tulisan. Kalau udah sesuai panduan, kirimkan aja!