Ada kalanya seseorang mudah berkomentar dengan perkembangan hidup orang lain, ada pula yang biasa saja, ada juga yang berhati-hati dan bijak dalam bersuara di media.
Di era serba digital ini kita mesti hati-hati agar terhindar dari kerugian jika berlebihan dalam bermedia-sosial. Berikut lima tipsnya.
Sebisa mungkin hindari hal yang berbau pelecehan dan pemerasan, baik itu kepada siapa saja yang kita kenal maupun kepada pengguna yang tidak kita kenali.
Jangan sampai karena butuh hiburan atau ingin mengisi waktu kosong, lalu kita meramaikan media sosial dengan tindakan yang kurang terpuji.
Media sosial bukanlah wadah yang bebas untuk mengumbar hal yang bersifat privasi, tidak juga untuk melampiaskan keinginan maupun kemarahan kita.
Tulislah caption status dengan menjunjung etika yang baik; tidak menuliskan ejekan, provokasi, dan curhatan berlebihan yang tidak memberi pengaruh baik bagi pembacanya.
Jangan sampai kita disibukkan dengan gadget hanya karena untuk memandangi media sosial, melihat profil seseorang, memantau kegiatannya, bahkan seolah-olah kita mengikuti perkembangan hidupnya.
Apabila hendak memajang foto, pastikan foto yang sopan, tidak menampakkan bagian-bagian yang tidak seharusnya, swafoto dengan foto yang santun dan tidak mengundang hasrat buruk.
Waktu itu sangat berharga, maka jangan kita habiskan percuma. Jika saja ada waktu luang, gunakanlah untuk beristirahat, atau beraktifitas fisik yang tentunya baik bagi kondisi tubuh.
Daripada berlarut-larut bersosial media, alihkan kegiatan menuju yang lebih positif seperti membaca berita, membaca buku, atau bahkan membaca kitab suci agar menambah pahala sekaligus wawasan agama kita.
Lakukan olahraga kalistenik yang murah meriah, kita hanya perlu ruang untuk melakukannya; push up, sit up, plank, pull up, dan itu tidaklah membutuhkan tempat yang luas asalakan ada ruang.
Marak sekali akhir-akhir ini yang memang ramai-ramainya tahun pemilu, kita dapat dengan mudahnya menemui ujaran-ujaran kebencian di media sosial instagram, twitter maupun facebook.
Bahkan tak jarang warganet yang berkelahi 'kata-kata' hingga melampiaskan kekesalan dengan kalimat yang tidak pantas.
Kita ketahui bahwa Indonesia ini dalah negara yang penduduknya ramah dan dermawan, tapi sampai kapan itu bisa bertahan. Jika warganetnya masih saja bertingkah kekanak-kanakan seperti orang yang tidak berpendidikan.
Sekarang ini banyak kata-kata yang menjadi bahan guyonan di media sosial yang mestinya tidak dianggap biasa. Ada baiknya kita menahan diri dari hal yang tidak bermanfaat bagi diri kita, hindari berkata kasar, jorok, maupun yang menyinggung pihak tertentu.
Percuma bila kita menyerukan kebaikan, akan tetapi dengan tata bahasa yang menyakitkan perasaan. Setidaknya jika kita tidak bisa mengajak kebaikan pada orang lain maka jangan sampai menyakiti perasaannya.
Kembali pada diri kita sendiri yang menyikapi media sosial seperti apa, kontrol lisan tulisan dan jari-jari kita dari hal yang tidak berfaedah. Yuk, bijak dalam bersosial media