Inspirasi Sukses dari 4 Quote Pahlawan Bulu Tangkis Indonesia

"The real winner is people who stay true in the dark & humble in teh spotlight. Keep calm and put God first".

Begitu tulisan pemain tunggal putra peraih medali emas Asian Games 2018, Jonatan Christie di akun Instagramnya @jonatanchristieofficial Rabu (5/9/2018) kemarin. Bila diterjemahkan bebas, maknanya kurang lebih "seorang juara sejati adalah mereka yang tetap tegar dalam 'gelap' dan sederhana ketika dipuja-puja. Tetap bersikap membumi (rendah hati) dan memposisikan Tuhan sebagai yang pertama.

Tegar dalam gelap tersebut maksudnya tetap bersemangat meski gagal karena target yang diharapkan belum terwujud. Dari postingan tulisan tersebut terlihat jelas betapa Jojo--panggilan Jonatan Christie memang pribadi pekerja keras yang santun, humble dan taat beragama. Pantas saja banyak yang mengidolakan pemain kelahiran Jakarta yang pada 15 September nanti akan berusia 21 tahun ini.

"Juara sejati itu lahir karena adanya kegagalan. Saya sangat bersyukur karena bisa menyumbang perak buat indonesia. Walaupun ini bukan yang tertinggi tapi saya yakin rencana Allah lebih indah buat kedepannya".

Begitu quote dari pemain ganda putra Indonesia peraih medali perak di Asian Games 2018, Fajar Alfian di akun Instagram nya @fjralf95. Bagi Fajar, jalan untuk sukses tidak pernah mudah. Sukses tidak langsung datang. Sebaliknya, hampir semua atlet hebat, terlahir karena berjuang keras. Bahkan, mereka pernah gagal. Namun, mereka bisa bangkit lagi.

Kekalahan di final Asian Games 2018 dari seniornya, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, dianggap Fajar sebagai sukses yang tertunda. Dari kekalahan tersebut, dia bersama pasangannya, Rian Ardianto, bisa intropeksi apa yang masih kurang dari permainan mereka untuk menjadi lebih hebat di kemudian hari.

Beberapa saat setelah pengalungan medali Asian Games pada 27 Agustus 2018 lalu, pemain ganda putri Indonesia, Greysia Polii menuliskan quote inspiratif di akun Instagramnya @greyspolii. Bunyinya begini "Dalam lapangan kita berantem, luar lapangan kita berpelukan".

Tulisan ini menjadi narasi dari foto luar biasa di mana delapan pemain ganda putri penerima medali di Asian Games 2018, berwefie bersama. Ada Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahasi dari Jepang yang mengalahkan Greysia/Apriani di semifinal. Juga ada Yuki Fukushima dan Saykaa Hirota. Serta sang peraih medali emas, Chen Qingchen dan Jia Yifan dari Tiongkok.

Ekspresi mereka ceria. Seolah tidak ada rivalitas diantara mereka. Padahal, di lapangan, mereka adalah musuh bebuyutan. Tetapi, seperti kata Greysia, kita boleh bersaing demi prestasi, tetapi selebihnya kita teman sejati.

"I never lose, either i win or o learn".

Begitu quote yang dituliskan pemain tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung di akun Instagramnya @greegoriaa pada 26 Agustus lalu.

Quote itu menjadi cerminan bahwa dalam olahraga bulutangkis, hanya ada dua pilihan: menang atau kalah. Seperti juga dalam hidup yang kita jalani, kita senantiasa dihadapkan pada dua pilihan: berhasil atau gagal.

Namun, bagi Gregoria Mariska yang usianya baru 19 tahun dan ikut membawa tim putri Indonesia meraih medali perunggu di nomor beregu bulutangkis Asian Games 2018, sebenarnya tidak ada kekalahan. Terlebih bagi anak muda yang masih haus pengalaman, sejatinya kekalahan itu bagian dari proses menuju sukses. Justru, yang ada adalah menang atau mendapatkan pelajaran untuk menjadi lebih baik di pertandingan berikutnya. Mantaap Jorji.