Irene Umar Bagikan Pengalaman Berkarier, Tekankan Pola Pikir

Menjadi salah satu tokoh yang dipercaya masuk ke dalam kabinet pemerintahan Presiden Prabowo, Irene Umar dikenal bukan hanya karena latar belakangnya yang solid di sektor keuangan, tetapi juga prestasinya yang membuat berdecak kagum.
Sebelum menduduki posisi Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene mengawali kariernya di Standard Chartered Bank, sebuah perusahaan jasa keuangan multinasional ternama asal Inggris. Di sisi lain, Irene pun merupakan lulusan Bachelor of Arts in Economics dari President University dengan predikat Magna Cum Laude dan CGPA 3.88, yang semakin menegaskan reputasinya sebagai sosok yang cerdas dan berdedikasi.
Di balik sosok hebatnya, ia pun membagikan pengalaman melalui sesi "Real Talk with Uni Lubis" di kanal YouTube IDN Times pada Selasa (12/11/2024). Pada sesi ini, ia turut menekankan pentingnya memiliki pola pikir yang tangguh dan tahan banting.
Bagi Irene, menjaga pikiran tetap kuat adalah misinya, terinspirasi dari pedoman yang selalu ia pegang: “There is a reason why I’m doing this.” Menurutnya, pola pikir yang tangguh bukan hanya membantu dalam menghadapi tantangan profesional, tetapi juga membuka pintu bagi berbagai kesempatan baru, menjadikannya sosok yang dapat dipercaya dan inspiratif. Yuk, simak lebih dalam bagaimana cara berpikir Irene Umar!
1. Terbiasa mengadopsi pikiran tangguh saat mengalami masa sulit

Irene Umar mengakui bahwa dalam perjalanannya, baik di dunia profesional maupun pribadi, tantangan dan masa-masa sulit adalah hal yang tak terhindarkan. Meskipun sosoknya sudah dikenal berpengalaman, ia pun kerap merasakan saat-saat di mana semangatnya menurun.
"Salah satu hal yang aku terapkan adalah meskipun aku kadang-kadang bete
dengan pekerjaannya itu, manusia pasti ada ups and downs ya. Beberapa kali
pada saat saya sangat down itu saya cuma bilang gini: there's a reason why I'm doing this," ungkapnya di sesi tersebut.
Bagi Irene, kalimat tersebut menjadi mantra yang mengingatkannya untuk tetap teguh dan fokus pada tujuan besar yang ingin dicapai. Meskipun rasa lelah atau keraguan bisa muncul, ia memilih untuk mengadopsi pola pikir tangguh yang memungkinkannya bangkit dan melanjutkan langkah.
2. Menganggap setiap tantangan yang dihadapi menjadi sebuah "bento box" yang membekalinya dengan pengalaman bermakna

Ketika mengawali kariernya sebagai bankir, Irene Umar memulai perjalanan profesionalnya sebagai seorang Management Trainee (MT). Posisi ini membawa tanggung jawab teknis yang tak jarang diabaikan, tetapi baginya, pengalaman sebagai MT memberikan pembelajaran berharga yang terus ia bawa hingga ke tahap-tahap selanjutnya dalam kariernya.
“Dan ini kayak pembekalan bento box supaya ke depannya saya bisa menghadapi lebih baik. Contoh konkretnya, dulu pas masuk Standard Chartered kan (posisi) sebagai management trainee. Kita tahu, management trainee itu seringnya paling dekat sama mesin fotokopi. Ada satu masa saya cuma berhubungan sama mesin fotokopi. Bete, kan? Ngapain ngurusin mesin fotokopi? Tapi, dua tahun kemudian, saat saya di Dubai, sekitar jam 12 malam, besok paginya kami harus pitching, dan mesin fotokopi rusak. Saya bisa benerin karena pernah melakukannya. Saat itu saya berpikir, this is why I have to do it,” ungkap Irene, membagikan pengalamannya.
Pengalaman ini mengajarkan Irene bahwa tugas-tugas yang awalnya terlihat sepele ternyata bisa menjadi bekal berharga di masa depan. Dari situ, ia semakin menyadari betapa pentingnya menghargai setiap langkah dalam perjalanan kariernya. Setiap proses yang dilalui, meski kecil, membuka peluang baru dan semakin menguatkan tekadnya untuk terus maju.
3. Berpikir bahwa setiap tantangan dapat membawa peluang baru dan memperkuat sosoknya agar semakin tangguh

Ia melanjutkan bahwa dengan sikapnya yang selalu siap membantu, Irene semakin dipercaya untuk menghadapi tantangan-tantangan baru yang membuka berbagai peluang.
“Dan dengan itu, membuka kesempatan lain karena kita diperhatikan oleh atasan. Eh, mesin fotokopi aja bisa, nih anak bisa ngapain lagi? Akhirnya, saya diberi tantangan baru. Jadi, banyak hal yang sebenarnya blessing in disguise,” ungkapnya.
Pola pikir tangguh yang ia miliki juga membantunya tetap positif dan kuat, bahkan dalam situasi yang asing atau menantang. Salah satunya adalah pengalaman saat ia ditugaskan ke India, yang sering dianggap sebagai tantangan tersendiri, terutama bagi seorang perempuan yang bepergian sendirian.
"Jadi dengan positive thinking, sebagai wanita, saya pernah ke India juga. Teman-teman saya sangat concern, 'Kamu cewek sendirian, lho!' Memang, saya pernah di-bypass, tapi ya sudah, itu oke. Selama kita baik-baik saja, tidak bersikap hostile, saya nggak merasa itu serangan pribadi terhadap saya," tambahnya.
4. Irene pun membagikan pengalamannya saat retret, meng-highlight pentingnya bonding dan kerja sama

Irene Umar mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang ia jalani di pemerintahan ternyata sangat sistematis dan mengesankan, terutama bagi seseorang yang berasal dari sektor swasta dan jarang bersentuhan langsung dengan dunia pemerintahan.
“For me, yang datang dari private sector, yang jarang sekali bersentuhan langsung dengan government, I am quite surprised, pleasantly surprised. Dan kedua, ngerasa positif dengan government ini,” ujarnya, mengungkapkan rasa takjubnya dengan sistem yang ada di dalam pemerintahan.
Meskipun awalnya merasa khawatir dan takut, terutama terkait dengan budaya yang kerap diasosiasikan dengan Akmil, seperti latihan fisik yang keras dan tantangan berat, Irene justru merasakan sesuatu yang berbeda.
"Nah ini lucunya, kalau semuanya kan pasti berpikir Akmil itu pasti disiksa. Tapi setelah, pas belum berangkat, honestly saya juga berasa takut. Bisa bangun nggak? Bisa baris per baris nggak? Bakal disiksa nggak?" akunya.
Namun, ia menemukan inti dari pengalaman tersebut. Menurutnya, saat berbaris, ia menyadari bahwa itu adalah sebuah sesi penyelarasan, sebuah cara untuk menyatukan visi dan gerak antara dirinya, para Menteri, Wakil Menteri, serta seluruh anggota kabinet.
“Pas berbaris itu, itu sebenarnya alignment session. Bagaimana kita tanpa berbicara, bisa align dengan para Pak Menteri, para Bu Menteri, dan Bu Wamen, Pak Wamen sekalian. Setelah tiga hari itu berasa, ini adalah kabinet yang kompak,” tambahnya.
Meskipun beberapa orang menganggap kegiatan tersebut sebagai glamping, ia justru merasakan bahwa bonding yang terjadi selama berhari-hari bersama di satu tempat, tanpa bisa keluar, justru mempererat hubungan antar sesama anggota kabinet. Di sana, mereka benar-benar menyatukan visi dan misi, yang membuat kerja sama menjadi lebih solid dan penuh makna.
5. Ditunjuk sebagai Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, ia pun memiliki sudut pandang baru, yakni mengintegrasikan game ke dalam ekonomi Indonesia

Ditunjuk sebagai Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar memandang ekonomi Indonesia dari sudut yang lebih segar, dengan fokus pada potensi industri gaming sebagai pendorong baru dalam perekonomian. Ia pun semakin menyadari betapa besar perjuangan yang dihadapi oleh para pelaku di industri game.
"Masuk ke dunia gaming, saya baru tahu bahwa pelaku-pelaku games itu mereka harus berjuang sangat keras sekali, kepada masyarakat dan keluarga mereka, supaya bisa menjaga passion mereka," ungkap Irene saat berdiskusi bersama.
Irene menyoroti dedikasi tinggi yang dibutuhkan oleh gamer, pengembang, dan penerbit game untuk bertahan dalam industri ini. Ia melihat mereka sebagai contoh sejati dari semangat kewirausahaan, dengan "entrepreneur's greed" yang mendorong pengembangan ekosistem game di Indonesia.
Lebih lanjut, Irene mengajak untuk mengubah cara pandang terhadap gamers, yang sering dianggap hanya menghabiskan waktu. Menurutnya, para gamer justru bisa menjadi sumber pengetahuan yang luar biasa, dengan kemampuan mereka mempelajari sejarah dan budaya melalui permainan.
"Pada saat mereka bermain games, bisa ditanyakan, siapa sih yang student yang paling mengenal history atau civilization, itu pasti permain games. Karena pada saat kita belajar, kalau dikasih buku, itu udah langsung mental blockage-nya udah keluar," tambahnya.
Salah satu contoh konkret yang ia berikan adalah bagaimana sebuah game Indonesia yang menampilkan landmark atau situs budaya, seperti jembatan dari Surabaya, bisa berfungsi sebagai sarana promosi wisata.
"Karena kebayang gak sih kalau misalnya kita meng-feature ada sebuah game dari Indonesia meng-feature satu jembatan yang dari Surabaya itu kan membuat orang, oh ini jembatan dimana? Pengen tahu dan pengen datang. Kalau datang, ini berarti pariwisata," ujar Irene antusias.
Terakhir, Irene pun menegaskan bahwa ekonomi kreatif tidak akan berdiri sendiri, melainkan harus berkolaborasi dengan sektor-sektor lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar.
"Kreatif ekonomi ini tidak akan berdiri sendiri tapi akan menjadi facilitator supaya dengan yang lain-lain kita bekerjasama, but we are the shield untuk menggerakkan new engine economy," pungkasnya dalam sesi tersebut.