Mengenal Agatha Christie, Penulis Cerita Detektif Terlaris di Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudahkah Anda menonton film “Murder on The Orient Express”? Film yang dirilis tahun 2017 ini dibintangi banyak aktor dan aktris Hollywood papan atas, seperti Johnny Depp, Willem Dafoe, Penelope Cruz dan Michelle Pfeiffer.
Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama, karya Ratu Suspense dunia, Agatha Christie. Agatha Christie dikenal sebagai penulis novel bergenre detektif. Penjualan buku-bukunya tercatat ketiga terlaris setelah Injil dan buku-buku William Shakespeare.
1. Agatha Christie sempat menjad perawat pada masa Perang Dunia I
Agatha Miller (setelah menikah menjadi “Christie”), lahir di Torquay, Devon, Inggris pada tahun 1890. Di masa Perang Dunia pertama, ia sempat bertugas sebagai perawat di Rumah Sakit di Devon, merawat banyak veteran perang. Sosok Hercule Poirot yang berkumis tebal melintang dengan bentuk kepala bulat telur, dan selalu menyelipkan bahasa Prancis dalam percakapannya, terinspirasi dari sosok tentara-tentara Belgia yang pernah ia rawat.
Tak banyak orang tahu, sebelum menjadi penulis terkenal, ia mengalami banyak penolakan. Semuanya berubah ketika suatu hari ia menulis novel berjudul “Mysterious Affairs at Styles” dengan tokoh Hercule Poirot di dalamnya.
Setidaknya ada 79 judul cerita detektif hasil tulisannya yang telah terjual sebanyak 2 miliar kopi dan diterjemahkan ke dalam sedikitnya 103 bahasa. Dari buah karyanya, dunia mengenal Hercule Poirot, detektif berkebangsaan Belgia dan berbahasa Prancis. Juga Miss Marple, perawan tua yang jeli mengungkap kasus pembunuhan.
2. Sempat menghilang
Editor’s picks
Juga tak banyak orang tahu, bahwa di tahun 1926, dunia Agatha terguncang. Archibald Christie sang suami, tergoda oleh perempuan lain dan menceraikannya. Di suatu malam di bulan Desember 1926, Agatha Christie menghilang.
Kabar menghilangnya penulis terkenal ini membuat media heboh. Polisi mengerahkan pencariannya kemana-mana. Sir Arthur Conan Doyle, penulis yang dikagumi Agatha Christie bahkan menyewa jasa cenayang untuk menemukannya.
Sepuluh hari kemudian, Christie ditemukan di sebuah hotel di Yorkshire. Ia menolak membicarakan kemana saat ia menghilang dan tetap meneruskan menulis buku. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi. Sebagian orang percaya, Christie diculik oleh UFO selama menghilang. Sebagian lagi meyakini, Agatha Christie menghilang atas kemauannya sendiri, karena depresi yang dideritanya.
3. Penulis yang produktif
Di tahun 1928, ia melakukan perjalanan kereta api dari Inggris ke Istanbul, Turki. Di sanalah ia bertemu dengan suami keduanya, seorang arkeolog bernama Max Mallowan. Perjalanan itulah yang mengilhaminya untuk menulis “Murder on The Orient Express”. Suami keduanya yang seorang arkeolog juga banyak menginspirasinya dalam menulis buku-buku selanjutnya.
Di tahun 1976, Agatha Christie meninggal di rumahnya di Oxfordshire, meninggalkan suaminya dan seorang putri. Sepeninggalnya, kita masih bisa menikmati puluhan buku detektif yang pernah ia tulis dan beberapa novel romantis yang pernah ia tulis dengan memakai nama samaran Mary Westmacott.
“And Then There Were None” (terjemahan Indonesia: “10 Anak Negro) merupakan novelnya yang paling banyak terjual, sebanyak 100 juta kopi di seluruh dunia.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.