5 Penulis Perempuan Indonesia yang Karyanya Menembus Lintas Generasi

Siapa penulis favoritmu?

Banyak penulis-penulis hebat di Indonesia yang karyanya menjadi sebuah mahakarya yang luar bisa, tulisan-tulisan yang mereka buat telah mengantarkan banyak penghargaan dan banyak juga yang diadaptasi menjadi sebuah karya Film anak bangsa.

Hebatnya, beberapa dari penulis-penulis itu adalah sosok perempuan yang penuh semangat dan setiap tulisan-tulisannya memiliki letusan yang sangat dahsyat di mata pembaca. Begitu menarik dan orisinilnya gaya penulisan para perempuan ini membuat karyanya dapat menembus mata dan imajinasi lintas generasi. Buktinya buku-buku mereka masih banyak diminati oleh generasi Millennial lho! Yuk simak siapa saja nih para perempuan hebat di balik lembaran buku.

1. Nh. Dini - 1961

5 Penulis Perempuan Indonesia yang Karyanya Menembus Lintas Generasigoodnewsfromindonesia.com

Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin, seorang perempuan berdarah Bugis yang lebih akrab disebut Nh. Dini sebagai nama penanya. Ia bercita-cita menjadi masinis tetapi gagal karena pada saat itu ia tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.

Siapa sangka, kegagalan Dini menjadi masinis malah mengantarkannya pada penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand pada 2003 silam. Dini adalah penulis yang kental dengan feminism atau mayoritas tulisannya selalu mengaitkan kesetaraan gender pada perempuan.

Novel Dini pertama kali terbit pada tahun 1961, tetapi novel yang lebih dikenal dan membuat karirnya melejit yaitu Pada Sebuah Kapal yang terbit tahun 1972 dan yang terbaru adalah novel berjudul Dari Parangakik ke Kamboja tahun 2003. Ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku suami pada istrinya.

Saya akan marah ketika mendapati ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan

2. Mira W - 1972

5 Penulis Perempuan Indonesia yang Karyanya Menembus Lintas Generasijurnalisperempuan

Mira Widjajaperempuan kelahiran 13 September 1951 dan berdarah Tionghoa ini lebih akrab dengan nama pena Mira W. Mira sendiri berprofesi sebagai dokter sebelum memulai karirnya utuk menulis cerita cerita roman, kriminal dan ia kerap menuangkan kehidupan di rumah sakit kedalam ceritanya.

Karya pertama Mira yang dikenal banyak orang adalah sebuah cerpen berjudul Benteng Kasih yang dimuat oleh majalah Femina pada tahun 1972, saat menulis cerpen itu Mira masih duduk di bangku pendidikan Universitas Trisakti Fakultas Kedokteran.

Novelnya yang berhasil menaikan namanya adalah Disini Cinta Pertama Kali Bersemi yang terbit pada tahun 1980 bahkan novel ini diadaptasi menjadi sebuah film pada tahun yang sama. Hingga tahun 1995 Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel dan cerita cerita lainnya yang diadaptasi menjadi karya sinematografi.

Cinta saya kepadanya tidak pernah layu sekalipun semua bunga di dunia sudah luruh.

3. Asma Nadia - 1994

5 Penulis Perempuan Indonesia yang Karyanya Menembus Lintas Generasigustitrisno.com

Asma Nadia, sosok perempuan berhijab yang akrab dengan cerita-cerita pendek dan novel yang kental akan nilai religi ini lahir pada 26 Maret 1972. Asma yang sempat duduk di bangku pendidikan Institut Pertanian Bogor ini tidak menyelesaikan perkuliahannya karena penyakit yang dideritanya, tetapi ia memiliki obsesi yang besar untuk terus menulis.

dm-player

Berkat support dan dorongan disekitarnya, Asma Nadia terus mengirimkan tulisannya ke majalah islam dan lokal lainnya. Pada tahun 1994 sebuah cerpen Asma yang berjudul Imut dan Koran Gondrong berhasil menjuarai  Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI) tingkat nasional yang diadakan majalah Aninda saat itu. Beberapa buku Asma yang terkenal dan diangkat menjadi karya sinematografi adalah:

  1. Assalamualaikum, Beijing!
  2. Surga yang Tak Dirindukan
  3. Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Tanah Suci
  4. Jendela Rara
  5. Catatan Hati Seorang Istri

Karena ketekunan dan dukungan sekitar, Asma berhasil membawa tulisannya kepada hati dan imajinasi pembaca secara emosional, hal ini lah yang membuat karya Asma sampai sekarang masih diminati oleh generasi Millenials!

Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?

4. Ayu Utami - 1998

5 Penulis Perempuan Indonesia yang Karyanya Menembus Lintas Generasiwikimedia.org

Justina Ayu Utami, perempuan yang cukup tegas nan kritis ini lahir sebagai aktivis jurnalis dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ayu lahir pada 21 November 1968, ia menamatkan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Novel Ayu yang pertama berjudul Saman. Novel ini jugalah yang membuat namanya dikenal banyak orang karena ia berhasil menjuarai sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998. Saman sendiri berhasil terjual sebanyak 55 ribu eksemplar dalam waktu tiga tahun. Ayu memeliki latar belakang yang sama dengan Nh. Dini yaitu ia mendukung penuh gerakan-gerakan feminsme. Berikut buku Ayu yang menjadi kitab bacaan bagi para perempuan Indonesia:

  1. Novel Saman, 1998
  2. Novel Larung, 2001
  3. Novel Bilangan Fu, 2008
  4. Novel Cerita Cinta Enrico, 2012
  5. Novel Lalita, 2012
  6. Novel Si Parasit Lajang, 2013
  7. Novel Pengakuan: Eks Parasit Lajang, 2013

Aku mencintai dia dengan cinta seorang perempuan pada lelaki yang luka

5. Dee Lestari - 2001

5 Penulis Perempuan Indonesia yang Karyanya Menembus Lintas Generasishopback.co.id

Dewi Lestari Simangunsong, perempuan yang memiliki latar belakang pada olah vokal ini tidak disangka-sangka bahwa Dee begitu nama penanya, akan menjadi penulis yang mampu menyihir pembacanya lewat karya-karyanya yang layak untuk dinikmati lintas generasi.

Dee Lestari, lahir pada 20 Januari 1976 yang dikenal oleh masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Dee sudah giat menulis selama ia berprofesi sebagai penyanyi, tetapi ia baru dikenal sebagai penulis sejak ia berhasil menerbitkan novel pertamanya pada tahun 2001 yang berjudul Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh tak berhenti sampai di sini, Dee pun meneruskan buku-buku berikutnya dengan balutan Supernova yang selesai menjadi 6 bagian, yaitu:

  1. Supernova 1: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, 2001
  2. Supernova 2: Akar, 2002
  3. Supernova 3: Petir, 2004
  4. Supernova 4: Partikel, 2012
  5. Supernova 5: Gelombang, 2014
  6. Supernova 6: Intelegensi Embun Pagi, 2016

Selain novel seriesnya, Dee juga merampungkan karya-karya lain yang diadaptasi menjadi sebuah film. Filosofi Kopi dan Madre yang merupakan hasil tulisan pena Dee telah diangkat menjadi film tanah air yang sukses.

Saat pasir tempatmu berpijak pergi ditelan ombak, akulah lautan yang memeluk pantaimu erat.

 

Izhar Alkhalifard Photo Writer Izhar Alkhalifard

Cura At Velas

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya