Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok. Pribadi Adli Putra
Dok. Pribadi Adli Putra

Janganlah menjadi orang yang konservatif dan mempertahankan status quo.

Selalu dinamis! Itulah pedoman yang selalu dipegang teguh oleh Aulia Adli Putra, community writer IDN Times yang bulan Maret ini menyandang predikat Millennial of The Month oleh IDN Times Community. Bergabung Agustus 2018, pria 21 tahun asal Riau ini membagikan pengalamannya selama menulis di IDN Times Community.

1. Berawal dari iseng, Adli menemukan wadah yang sesuai untuk menampung hobi menulisnya

Dok. Pribadi Adli Putra

Bergabung Agustus 2018, mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau ini mencoba peruntungannya di dunia tulis menulis. Ia mengaku, beberapa tulisan pertamanya mengalami penolakan dan tak bisa diterbitkan. Namun Adli mampu belajar dan memahami bahwa menulis dengan cara yang baik dan benar merupakan suatu hal yang sangat penting. Dan pada akhirnya tulisan pertamanya terbit, berjudul Kalau Ingin Sukses Jadi Pengusaha, Kamu Harus Pahami 7 Hal Ini.

2. Sejak artikel pertamanya diterbitkan pada Agustus 2018, ia mulai serius mengembangkan minatnya pada menulis

Dok. Pribari Adli Putra

Sebagai anak muda yang memang sering berselancar di internet dan media sosial, membuat Adli sangat paham dengan perkembangan dunia. Ia pun mulai memberanikan diri untuk menulis artikel tentang film dan dunia entertainment. Kerja kerasnya pun tak sia-sia, banyak artikel tentang film dan dunia entertainment yang berhasil terbit dan bahkan mendapat antusiasme yang luar biasa dari para pembaca.

Beberapa artikelnya yang mendapat sambutan baik dari para pembaca adalah 6 Channel YouTube Edukatif Ini Bikin Kamu Jadi Penonton Cerdas, Ini Dia 10 Film Terlaris Sepanjang Masa, Marvel Mendominasi Nih! dan Antara Mesum dan Konyol, Ini 10 Film Indonesia Berjudul Mengada-ada 

3. Prestasinya tak hanya berhenti sebatas pageviews yang tinggi. Ia bahkan mendapat predikat Viral Article of The Year 2019

Dok. Pribari Adli Putra

Tahun 2019 seolah menjadi puncak pembuktian bagi Adli, salah satu artikelnya yang berjudul 10 Potret Stefani Horison Kontestan MasterChef yang Banyak Haters terbukti mendapat predikat Viral Article of The Year 2019 karena berhasil dibaca oleh ratusan ribu pembaca IDN Times Community. Adli memang mengaku sering mendapat pageviews tinggi jika menulis artikel entertainment, sehingga ia pun lebih fokus untuk mengulas tentang seluk-beluk dunia entertainment. 

4. Dari awal menulis, Adli mengaku sudah mengumpulkan uang jutaan rupiah dan bahkan rutin redeem per bulannya

Dok. Pribadi Adli Putra

Tak tanggung-tanggung, total pundi rupiah yang masuk ke rekeningnya pun sudah mencapai Rp10 jutaan. Per bulan pun ia mengaku rutin redeem minimal Rp500 ribu sehingga untuk kebutuhan mahasiswa sehari-hari pun ia tak mengalami kesulitan dan bisa memenuhinya.

Banyaknya pundi rupiah yang masuk ke rekeningnya bukan tanpa alasan, ia mengaku sering menantang diri sendiri untuk melakukan hal yang belum pernah sebelumnya sehingga pikirannya berkembang dan mampu mengeksplor tema-tema dan topik yang tidak pernah ditulis oleh penulis lain.

5. Menurut Adli, tantangan terbesarnya dalam menulis adalah kurangnya motivasi diri

Dok. Pribadi Adli Putra

Ia selalu berusaha untuk tidak menjadi orang yang konservatif dan mempertahankan status quo. Adli pun bercerita tentang pentingnya menjadi orang yang tidak konservatif di tengah-tengah permasalahan global seperti virus corona. 

Dengan tidak mempertahankan status quo dan selalu menantang diri sendiri untuk terus berkembang, kita bisa mencoba dan mencari tahu jalan keluar permasalahan virus ini. Mulai dari meriset, menganalisis, dan menyampaikan kebenaran dari fakta yang sering dimuat di media.

Jangan malah menciptakan suatu alibi dan pernyataan yang tidak membantu sama sekali, malah semakin orang khawatir dan apatis (kedua sifat tersebut seharusnya tidak terjadi). Virus ini bukan hanya tanggung jawab otoritas yang terkait, melainkan kita semua harus juga ikut membantu. Setidaknya mengikuti anjuran-anjuran yang diberikan oleh WHO dan kementrian terhadap menghindari virus corona ini.

Berbeda pada zaman dulu (virus sampar), yang masyarakatnya cenderung fatalis dan malah mempercayai hal-hal yang tak logis. Hal itulah yang disebut konservatif. Kita di zaman sekarang seharusnya tidak mengulangi hal tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team