Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi suami merenung (unsplash.com/Noah Silliman)
Ilustrasi suami merenung (unsplash.com/Noah Silliman)

Toxic positivity mungkin akan terdengar asing bagi sebagian orang. Tetapi hal ini ternyata banyak dilakukan saat kita sedang mendengarkan seseorang curhat. Secara tak sadar toxic positivity merupakan ucapan yang niatnya ingin memotivasi orang lain tetapi malah berakhir dengan membuat seseorang menjadi semakin terpuruk.

Akan tetapi banyak yang tidak menyadarinya dan menganggap sikapnya lumrah. Apa saja hal yang termasuk dalam toxic positivity tersebut? Yuk, simak penjelasannya sebagai berikut!

1.Membandingkan masalahmu saat seseorang sedang curhat masalahnya

unsplash.com/Harli Marten

Ketika ada seseorang curhat kepadamu dengan segala keluh kesah permasalahan hidupnya, jangan pernah membandingkannya dengan dirimu. Sekalipun kamu merasa bahwa permasalahannya biasa saja, tetapi tidak begitu menurutnya.

Bisa jadi baginya hal yang terlihat bukan masalah yang serius menurut orang lain, sangat menyusahkan baginya. Kita tidak pernah tau kadar toleransi seseorang dalam menerima sebuah masalah, jadi jangan pernah menghakimi.

2. Memberi motivasi dengan menceritakan masalah yang lebih buruk

pexels.com/rawpixel

Pernah tidak kamu ingin memberi motivasi untuk bangkit pada seseorang yang sedang bersedih? Sah-sah saja jika tidak ada embel-embel cerita yang lebih buruk setelahnya. Kamu mungkin pernah mengatakan ‘kamu harus kuat, aku saja pernah mengalami yang lebih buruk darimu’.

Kesannya kamu ingin memotivasi, tetapi nyatanya orang yang mendengarkan tidak terhibur sama sekali. Bahkan ia akan merasa lebih terpuruk lagi, karena merasa kamu tidak benar-benar mendengarkannya.

3.Sering memberi solusi tetapi mengabaikan perasaan mereka

unsplash.com/Trung Thanh

Terkadang kita bisa menjadi sangat bijak ketika ada orang yang sedang bercerita tentang masalahnya. Tanpa sadar kalimat-kalimat yang menjadi solusi terlontar ketika menanggapi ceritanya.

Bukannya membangkitkan motivasi, solusi dan saran tersebut ternyata hanya akan membuat mereka semakin merasa bersalah. Mereka akan merasa menjadi manusia lemah yang cengeng dengan keadaan.

4.Mendengarkan namun terkesan menyepelekan curhatan orang

unsplash.com/Adrian Leung

Kebanyakan orang hanya ingin didengarkan, sekalipun tidak ada solusi praktis yang akan diberikan oleh yang mendengar. Namun, ketika mendengarkan seseorang curhat kita tidak boleh menyepelekan ceritanya.

Bangun kesan bahwasanya kita memahami permasalahnnya dan biarkan mereka bercerita hingga selesai. Lalu kamu boleh memberi solusi ketika diminta dan jangan menghakimi.

5.Mengatakan bahwa dia terlalu lemah dengan masalah yang sedang ia hadapi

gretchenrubin.com/Gretchen Rubin

Menyepelekan permasalahan orang lain sama saja kamu menganggap lemah mereka. Mereka akan merasa tidak ada orang yang mau memahami dirinya, mereka dianggap tidak bersyukur dan bisa berakhir dengan depresi.

Bangunlah empati secara jujur dan jangan meremehkan keadaan yang sedang mereka hadapi. Hindari kalimat-kalimat seperti “kamu harus bersyukur diberi masalah seperti itu, di luar sana ada yang lebih parah darimu".

Nah, itulah lima hal yang termasuk ke dalam toxic positivity. Tanpa disadari mungkin kita sering melakukannya, jadi jangan sampai terjadi lagi ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorSire