Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/fauxels)
ilustrasi berjabat tangan (pexels.com/fauxels)

Intinya sih...

  • "Aku mengerti perasaanmu." Menunjukkan empati dan kemampuan memahami emosi orang lain tanpa menghakimi.

  • "Aku mungkin salah, tapi ini yang aku pikirkan." Menandakan kerendahan hati dan keterbukaan terhadap sudut pandang lain.

  • "Terima kasih sudah memberitahu aku." Mengucapkan terima kasih menunjukkan apresiasi dan menciptakan suasana positif dalam komunikasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membangun kepercayaan bukan hanya soal reputasi atau prestasi, tapi juga cara kita berkomunikasi. Kadang, kata-kata sederhana yang tepat bisa membuat orang merasa aman dan terbuka untuk berbagi. Cara kita berbicara sering menjadi cerminan karakter dan itu bisa berdampak besar dalam hubungan sehari-hari.

Kepercayaan bisa muncul dari hal-hal kecil yang terlihat sepele, tapi meninggalkan kesan mendalam. Tidak perlu aksi besar atau kata-kata formal yang rumit untuk membuat orang merasa dihargai. Simak beberapa kalimat cerdas yang bisa membuat orang lain langsung mempercayaimu dalam percakapan sehari-hari.

1. “Aku mengerti perasaanmu.”

ilustrasi hangout bareng teman (unsplash.com/priscilladupreez)

Kalimat ini menunjukkan empati dan kemampuan memahami emosi orang lain tanpa menghakimi. Saat seseorang merasa dimengerti, mereka akan lebih mudah membuka diri dan mempercayai lawan bicaranya.

“Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Hal ini menyampaikan rasa diterima, perhatian, dan kepedulian," jelas Darlene Price, presiden Well Said, Inc., dan penulis buku Well Said! Presentations and Conversations That Get Results, dilansir Business Insider.

“Beberapa psikolog menyatakan, bahwa kebutuhan emosional terdalam manusia adalah untuk didengar dan dipahami,” tambahnya.

Namun, penting untuk mengatakan kalimat ini dengan tulus, bukan hanya formalitas. Tunjukkan ketertarikan lewat bahasa tubuh, seperti kontak mata atau anggukan kecil. Dengan begitu, pesanmu terasa lebih otentik dan bermakna bagi lawan bicara.

2. “Aku mungkin salah, tapi ini yang aku pikirkan.”

ilustrasi menghabiskan waktu bersama (unsplash.com/priscilladupreez)

Kalimat ini menandakan kerendahan hati dan keterbukaan terhadap sudut pandang lain. Orang yang mau mengakui kemungkinan salah justru terkesan lebih jujur dan rasional. Ini membuatmu tampak bisa dipercaya karena tidak berusaha menang sendiri.

Selain itu, kalimat ini mendorong diskusi yang sehat dan saling menghargai. Alih-alih memaksakan pendapat, kamu mengundang orang lain untuk berdialog. Sikap ini menunjukkan, bahwa kamu mengutamakan kebenaran, bukan ego.

3. “Terima kasih sudah memberitahu aku.”

ilustrasi seseorang mengucapkan terima kasih (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Mengucapkan terima kasih adalah bentuk apresiasi sederhana yang berdampak besar. Kalimat ini menunjukkan, bahwa kamu menghargai kejujuran dan kontribusi orang lain. Ketika seseorang merasa dihargai, mereka akan lebih nyaman mempercayaimu.

Selain itu, kalimat ini juga menciptakan suasana positif dalam komunikasi. Menurut April Litchford, asisten profesor di Utah State University, dilansir YourTango, semakin banyak kebaikan dan kasih sayang yang kamu tunjukkan, semakin besar pula yang kamu terima. Orang jadi merasa aman berbagi pendapat, bahkan kritik, sehingga kesanmu sebagai pribadi dewasa dan bijak semakin kuat.

4. “Aku akan mencari tahu lebih lanjut tentang itu.”

ilustrasi dua wanita berbincang (pexels.com/divinetechygirl)

Mengakui bahwa kamu belum tahu semuanya bukan tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan. Kalimat ini menunjukkan rasa tanggung jawab dan keinginan untuk memastikan kebenaran sebelum berbicara lebih jauh.

Dengan mengatakan kalimat ini, kamu memperlihatkan bahwa pendapatmu selalu berbasis fakta, bukan asumsi. Orang lain akan lebih percaya karena tahu kamu tidak asal bicara. Ini juga menunjukkan, bahwa kamu menghargai akurasi dan kredibilitas dalam setiap percakapan.

5. “Apa menurutmu ada cara lain untuk melihat ini?”

ilustrasi kelompok diskusi di kantor (pexels.com/fauxels)

Kalimat ini membuka ruang bagi kolaborasi dan menunjukkan rasa hormat terhadap pandangan orang lain. Saat kamu memberi kesempatan bagi mereka untuk berpendapat, secara tidak langsung kamu membangun rasa saling percaya. Mereka merasa kamu melihat mereka sebagai partner, bukan lawan diskusi.

“Kemampuan untuk mencari titik tengah dan berbagi pengalaman dengan orang lain bisa mempererat rasa kebersamaan, baik dalam hubungan pribadi maupun sosial,” kata Kristin Bledsoe, seorang pakar kepemimpinan, dilansir YourTango.

Selain itu, kalimat ini juga membuat percakapan terasa lebih seimbang dan produktif. Kamu tidak hanya berbicara, tapi juga mendengarkan. Pendekatan ini membantu menciptakan hubungan yang lebih autentik dan saling menghargai.

6. “Aku akan menepati janjiku.”

ilustrasi kedua wanita berbincang (pexels.com/augustderichelieu)

Kepercayaan lahir dari konsistensi antara kata dan tindakan. Dengan mengucapkan kalimat ini, kamu menegaskan komitmen untuk memegang tanggung jawab. Namun yang terpenting, pastikan kamu benar-benar menepatinya agar kata-katamu memiliki makna nyata.

Setiap kali kamu menepati janji, reputasimu sebagai orang yang bisa diandalkan akan semakin kuat. Orang lain tidak hanya percaya pada ucapanmu, tapi juga pada karaktermu. Dalam jangka panjang, ini menciptakan fondasi hubungan yang solid dan saling menghormati.

7. “Aku menghargai kejujuranmu.”

ilustrasi dua wanita berbincang (pexels.com/divinetechygirl)

Kalimat ini menunjukkan, bahwa kamu menghormati keterbukaan, bahkan ketika yang disampaikan tidak menyenangkan. Orang yang berani berkata jujur sering kali takut dihakimi, jadi mengucapkan apresiasi bisa memperkuat hubungan. Mereka merasa aman untuk terus berinteraksi secara transparan denganmu.

“Hubungan yang kokoh selalu dimulai dari transparansi dan konsistensi,” jelas Jim Clemmer, mitra strategis di Zenger Folkman, sebuah lembaga pengembangan kepemimpinan berbasis riset di Kanada, dilansir YourTango.

Selain itu, kalimat ini juga mengirimkan pesan bahwa kamu adalah pribadi yang matang secara emosional. Kamu tidak defensif terhadap kritik, tapi justru menjadikannya kesempatan untuk belajar. Inilah jenis sikap yang membuat orang lain ingin terus mempercayaimu.

8. “Aku bisa bantu kalau kamu butuh sesuatu.”

ilustrasi berkomunikasi dengan rekan kerja (pexels.com/fauxels)

Kalimat ini mencerminkan empati yang disertai tindakan nyata. Tidak hanya menunjukkan kepedulian, tapi juga kesiapan untuk hadir bagi orang lain. Ketika seseorang tahu bahwa kamu benar-benar bisa diandalkan, rasa percaya tumbuh secara alami.

Kalimat sederhana ini bisa mencairkan suasana bahkan di momen sulit. Orang yang merasa didukung cenderung menilai hubungan itu tulus, bukan transaksional. Sikap ringan tangan seperti ini menandakan kamu punya hati yang terbuka dan bisa dipercaya.

9. “Aku paham kenapa kamu berpikir begitu.”

ilustrasi menghibur teman yang sedih (pexels.com/karolinagrabowska)

Kalimat ini menunjukkan, bahwa kamu berusaha memahami cara pandang seseorang, bukan langsung menentang. Dengan mengakui logika di balik pendapat mereka, kamu menciptakan ruang aman untuk berdiskusi. Orang akan merasa dihormati dan cenderung mempercayai niat baikmu.

Selain itu, kalimat ini juga menandakan kecerdasan emosional yang tinggi. Kamu tidak berusaha memenangkan argumen, tapi mencari titik temu. Pendekatan seperti ini membantu membangun hubungan yang kuat dan penuh respek.

Membangun kepercayaan tidak selalu memerlukan waktu lama atau tindakan besar. Terkadang, satu kalimat yang diucapkan dengan tulus bisa menciptakan dampak mendalam. Mulailah dari hal sederhana, dengarkan, hargai, dan jujur dalam setiap percakapan karena kepercayaan tumbuh dari keaslian, bukan dari kepura-puraan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team