5 Kalimat untuk Tegarkan Hatimu saat Menghadapi Ujian Duniawi

26 Okt 2021, 21:18 WIB

ilustrasi perempuan menangis (pexels.com/Liza Summer)

Apakah kamu pernah berada dalam kondisi benar-benar terpuruk, sampai hidup terasa gak ada gunanya? Biasanya perasaan ini datang saat keberuntungan mendadak pergi dari hidupmu.

Ya, hidup yang semula terasa baik-baik saja, tanpa aba-aba mendadak berubah abu dalam sekejap mata. Jika kamu gak siap dan gak mau menerimanya, kondisi tersebut bisa saja membuatmu merasa stres hingga depresi.

Agar mimpi buruk tersebut gak sampai terjadi dalam hidupmu, ada baiknya kamu mengakrabkan diri dengan kata-kata yang bermakna self-healing mulai sekarang. Selain dari penggalan ayat kitab suci, beberapa kalimat berikut juga bisa membantumu tegar saat hidup tengah jahat-jahatnya. Baca terus sampai akhir, ya!

1. Segala kemudahan itu fana, manusia memang harus dihadapkan kesusahan agar dirinya berusaha

ilustrasi stres bekerja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Setiap manusia pasti memiliki tantangan hidupnya masing-masing. Setenang dan semulus apapun hidup manusia, pasti akan ada saja salah satu sisi yang bergelombang. Misal, kamu mulus dalam urusan karier, mungkin saja sisi asmaramu amburadul. Ada pula yang karier dan asmaranya berjalan mulus, tetapi punya trauma masa kecil yang sampai sekarang belum juga sembuh.

Kita gak bisa memilih hidup dengan hal-hal yang kita suka dan membahagiakan saja. Jika kamu ingin menjadi manusia kuat, kamu juga harus berani menghadapi segala kesusahan dan kepelikan hidup. Kamu cuma perlu ingat, setiap usaha pasti akan bertemu hasil membahagiakan selama kamu bersabar dan bersungguh-sungguh.

2. Mau selama apapun kamu meratap, hanya pasrah dan usahamu yang membuat keadaan membaik

ilustrasi merenung (pexels.com/MART PRODUCTION)

Meratap boleh, sedih juga boleh, dengan catatan jangan berlarut-larut. Suka gak suka hidup akan terus berjalan. Hidupmu akan terus dihiasi kesedihan jika kamu selalu menoleh ke belakang.

Coba pelan-pelan menerima keadaanmu. Belajar untuk memasrahkan nasib kepada Tuhan dan selalu mengusahakan yang terbaik dengan seluruh tenagamu. Hal tersebut akan membantumu merasa lebih baik daripada kamu bernostalgia maupun meratap seolah hanya kamu manusia yang paling sedih di muka Bumi.

3. Gak semua kebaikan hadir dalam bentuk kebahagiaan hidup

ilustrasi perempuan menangis (pexels.com/Liza Summer)

Apa kamu pernah beranggapan bahwa Tuhan gak baik padamu? Jika pernah, besok-besok jika perasaan itu datang lagi cobalah untuk berpikiran terbuka. Gak semua hal dalam hidupmu harus berujung bahagia, kan? Film yang kamu tonton saja gak selamanya menceritakan dua tokoh utama akhirnya hidup bersama.

Percaya bahwa rencana Tuhan itu yang terbaik memang adalah hal wajib kamu lakukan sebagai manusia. Tuhan sudah mengatur segala hal dalam hidupmu sesuai dengan kemampuanmu. Bisa jadi Tuhan sedang menyiapkan pelangi yang indah di balik dukamu hari ini, kan? Sudahi sedihmu, ya!

4. Hidup mungkin terlihat tak adil, tapi di masa depan kamu akan sadar betapa beruntungnya hari ini

ilustrasi perempuan sedih (pexels.com/Polina Zimmerman)

Percaya gak kalau sedihmu hari ini akan kamu tertawakan esok hari? Bukan rahasia lagi jika seiring berjalannya hari, rasa sakitmu saat ini akan menguatkanmu di masa depan. Bisa jadi kesedihanmu hari ini adalah momen terlucu yang akan kamu kenang sepanjang hidupmu.

Oleh karena itu, belajarlah untuk menyikapi segala hal dengan porsi yang tepat. Setiap sedih itu pasti berkawan dengan bahagia. Mungkin datangnya gak akan beriringan, tapi suatu saat kamu akan menemukannya jika kamu terus berjalan. Semangat terus, bahagia menantimu esok hari!

5. Skenario Tuhan pasti indah pada waktunya

ilustrasi perempuan berjalan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Cara melanjutkan hidup saat diterpa cobaan demi cobaan adalah memasrahkan diri kepada Tuhan. Kamu tak perlu berencana terlebih khawatir berlebihan dengan hari esok yang belum datang. Percayalah bahwa kalimat 'semua akan indah pada waktunya' memang mantra yang bisa kamu yakini kebenarannya.

Sekarang tugasmu hanya menutup mata dari masa lalu yang menyedihkan. Menutup mata dari rasa takut akan masa depan. Melangkahlah ke depan seolah kamu adalah sesosok yang tak mampu melihat namun mempercayakan Tuhan untuk menuntunmu berjalan.

Hidup memang gak selalu berjalan sesuai dengan kemauanmu. Kadang kita harus melawati jalan berbatu, mendaki gunung, menyelami lautan, masuk ke jalan setapak yang penuh debu dan kesulitan lain yang menggodamu untuk berhenti berjalan.

Jangan takut bertemu kesedihan lagi, ya, sedih itu gak akan berlangsung selamanya dan justru membuatmu lebih dewasa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.