Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kalimat Toxic yang Sering Dianggap Normal, Miris!

ilustrasi dua perempuan yang bermusuhan (unsplash.com/Max Titov)
ilustrasi dua perempuan yang bermusuhan (unsplash.com/Max Titov)

Ada pepatah yang mengatakan bahwa lidah lebih tajam dari pedang. Faktanya, memang begitulah kenyataannya. Percaya atau gak, apa yang kita katakan memiliki pengaruh cukup besar bagi orang lain. Semakin dekat hubunganmu dengan orang tersebut, maka semakin besar juga pengaruh kamu padanya.

Sedihnya, saat ini mudah sekali bagi orang-orang untuk mengatakan kalimat toxic, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa. Seolah-olah apa yang dia katakan adalah sesuatu yang normal. Padahal apa yang dianggap normal sebenarnya justru berpotensi menyakiti orang lain.

Berikut lima kalimat toxic yang sering dianggap normal oleh kebanyakan orang, miris!

1. "Kamu gendutan ya sekarang."

ilustrasi orang yang tidak percaya diri (unsplash.com/Milada Vigerova)
ilustrasi orang yang tidak percaya diri (unsplash.com/Milada Vigerova)

Kamu pasti sering mendengar kalimat satu ini 'kan? Entah kamu pernah mendengar orang lain mengatakannya atau kamu sendiri pernah mengatakan kalimat ini pada temanmu. Apa pun itu, kalimat ini sangat menyakitkan.

Penampilan, terutama bagi perempuan adalah hal yang sensitif. Dengan mengomentari penampilannya, tanpa sadar kamu bukan hanya membuatnya bete, tapi juga membunuh rasa percaya dirinya. Mulai sekarang, hindari untuk mengatakan hal-hal seperti ini, deh.

2. "Gitu doang baper!"

ilustrasi orang yang sedih (unsplash.com/@mxsh)
ilustrasi orang yang sedih (unsplash.com/@mxsh)

Saat kita mengatakan hal yang salah, respon terbaiknya adalah meminta maaf setulus hati. Sedihnya, alih-alih minta maaf, banyak orang justru memilih mengatakan kalimat,"Gitu doang baper!" Sejujurnya, mereka mengatakan kalimat toxic seperti ini bukan karena mereka tidak tahu apa kesalahannya.

Mereka justru tahu di mana letak kesalahannya, namun terlalu malu untuk mengakuinya. Padahal, gak ada salahnya buat minta maaf. Sebuah kata maaf gak akan membuatmu terlihat rendah, justru hal itu menunjukkan bahwa kamu orang yang bertanggung jawab.

3. "Kamu kapan nikah?"

ilustrasi pengantin. (unsplash.com/Elvis Bekmanis)
ilustrasi pengantin. (unsplash.com/Elvis Bekmanis)

Hayo ngaku, sudah berapa kali kamu mendapatkan pertanyaan model begini? Biasanya pertanyaan, "Kapan nikah?" muncul saat acara kumpul keluarga. Buat orang yang nanya, pertanyaan ini mungkin kedengaran sepele.

Berbeda bagi yang ditanya, pertanyaan seperti ini justru bikin risih, dan merasa dipermalukan. Daripada kamu sibuk menanyakan kapan seseorang menikah, akan lebih baik kalau kamu mendoakan agar mereka segera bertemu dengan jodohnya.

4. "Masih mending kamu begitu, aku lebih parah."

ilustrasi orang yang sedang bercerita (unsplash.com/Jarritos Mexican Soda)
ilustrasi orang yang sedang bercerita (unsplash.com/Jarritos Mexican Soda)

Gak semua masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan dengan mudah. Ketika semuanya terasa terlalu berat untuk disimpan sendiri, curhat menjadi salah satu solusinya. Saat seseorang curhat, kamu mungkin gak selalu bisa membantunya, tapi paling gak jangan mengadu nasib dengannya.

Jangan mengatakan sesuatu seperti, "Masih mending kamu begitu, aku lebih parah!" Mengatakan kalimat toxic seperti ini gak akan memberikan solusi apa pun. Lebih parah, tanpa sadar kamu sudah memaksanya menjadi pendengar saat dia seharusnya menjadi pihak yang didengarkan.

5. "Lihat tuh si A!"

ilustrasi orang yang mengalami depresi (unsplash.com/Damir Samatkulov)
ilustrasi orang yang mengalami depresi (unsplash.com/Damir Samatkulov)

Selain gak boleh ngadu nasib, kamu juga gak boleh membandingkan pencapaian orang lain. Setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Ada orang yang bisa menggapai cita-citanya dengan cepat, ada yang butuh bertahun-tahun baru terwujud.

Membandingkan pencapaian orang lain hanya akan membuatnya merasa down. Lagipula daripada sibuk membandingkan hidup orang lain, akan lebih baik kalau kamu fokus dengan hidupmu sendiri.

Sekilas kalimat toxic seperti ini terdengar sepele. Namun di sisi lain, kita gak pernah tahu bagaimana keadaan mental seseorang hari itu. Bayangkan, gimana kalau orang tersebut sebenarnya sedang merasa sedih atau depresi karena sesuatu? Kalimat yang terasa sepele ini pasti akan membuat keadaannya jadi lebih buruk. Mulai sekarang, lebih berhati-hati lagi saat berbicara, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Chalimatus Sa'diyah
EditorChalimatus Sa'diyah
Follow Us