5 Tips Jaga Kesehatan bagi Freelancer, Cari Cuan Makin Maksimal!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hidup di abad ke-21 sepertinya mustahil jika hanya bergantung pada satu penghasilan saja. Memang ada beberapa orang dengan angka gaji yang tinggi, namun banyak juga orang yang harus bertahan hidup dari gajinya yang tak seberapa. Kalau sudah begitu, jalan ninjanya adalah mencari pekerjaan sampingan atau side job.
Saat ini, generasi yang paling banyak memiliki side job adalah millennial dan gen Z. Biasanya, mereka akan mengambil beberapa pekerjaan sampingan berupa freelance alias pekerja lepas yang tidak terikat kontrak. Gak main-main, jumlah gaji yang diterima cukup besar, loh.
Sayangnya, ketika sudah terjun dalam asyiknya dunia kerja, mereka kerap menyepelekan kesehatan. Membagi waktu antara pekerjaan utama dengan freelance saja sudah sulit, apalagi harus memperhatikan kesehatan.
Kalau kamu salah satu millennial dan gen Z yang terjerat hidup tak sehat karena sibuk mencari cuan melalui freelance, mulai saat ini tak boleh begitu. Supaya makin cuan dan tetap sehat, beberapa tips jaga kesehatan berikut ini patut dipraktikkan.
Baca Juga: 7 Media Sosial Terbaik untuk Freelancer, Bisa Jadi Ladang Cuan
1. Atur waktu bekerja seideal mungkin
Bekerja sebagai freelancer memang terdengar menyenangkan. Kamu bisa bekerja kapan saja asal pekerjaan yang diberi selesai tepat waktu. Namun, hal tersebut bisa membuatmu berada di lingkaran setan. Tak adanya jadwal bekerja akan membuatmu kurang disiplin.
Buatlah jadwal bekerja harian seideal mungkin. Maksud dari ideal di sini adalah sesuai dengan waktu produktivitas terbaikmu. Tidak semua orang suka bekerja dari pukul 09.00 hingga 17.00. Kamu pun tak harus seperti itu. Apabila jam produktivitasmu ada di antara pukul 10.00 hingga 13.00, maka bekerjalah secara maksimal di waktu tersebut.
Dengan adanya jadwal harian, pekerjaan akan terselesaikan dengan tepat waktu. Kamu pun tak harus kejar-kejaran dengan waktu hingga akhirnya menjadi kurang fokus. Kurang fokus akan membuat kondisi tubuhmu tidak baik.
2. Perhatikan asupan makan, jangan makan sembarangan!
Salah satu kelemahan bekerja sebagai freelancer adalah jadwal yang padat dan tak bisa diganggu gugat. Kalau sudah begini, mereka tak akan punya waktu untuk memikirkan hal lain selain bekerja. Bahkan, urusan makan pun bakal terlupakan.
Makan jadi salah satu pondasi saat bekerja. Mereka yang sibuk bekerja, termasuk freelancer, tak ingin ambil pusing terkait makanan yang mereka makan. Padahal, memperhatikan asupan makan bagi freelancer juga sangat penting.
Meski sedang sibuk bekerja, pastikan asupan makanmu bergizi dan mencukupi. Perbanyak makan makanan sehat, seperti sayuran dan buah-buahan. Dilansir Make Use Of, kamu juga disarankan menggunakan beberapa aplikasi perencanaan makan, seperti MyNetDiary, Noom, atau Yummly. Makan pagi, siang, dan malam jadi terjaga.
Baca Juga: 5 Tips Membangun Personal Branding Bagi Freelancer, Biar Banyak Klien!
3. Haram hukumnya bagi freelancer untuk lupa makan
Editor’s picks
Yap, lupa makan menjadi musuh bagi banyak pekerja, termasuk para freelancer. Karena pekerjaan yang padat, mereka memilih untuk menunda makan. Biasanya, sesi makan yang paling sering disepelekan adalah sarapan. Padahal, makan di pagi hari memberikan tenaga.
Sibuk mencari uang sampai melupakan makan akan berdampak pada kesehatan. Biasanya, sistem pencernaan yang pertama kali akan terkena dampaknya. Pola makan yang tidak teratur menyebabkan gangguan lambung. Kalau sudah begini, kamu pun akan sulit bekerja, bukan?
Untungnya, ada Esemag dari Sido Muncul yang dapat membantumu meredakan gangguan lambung, seperti mual, muntah dan rasa perih pada ulu hati. Karena Esemag 100% Herbal, rasa tak nyaman pada lambung dapat segera tertangani. Kamu pun bisa kembali bekerja tanpa cemas.
Tenang saja, Esemag Efektif Selesaikan Maag. Spesialnya lagi, produk keluaran Sido Muncul ini tanpa efek samping dan aman diminum tiap hari. Kalau sudah begini, rasanya wajib untuk stok Esemag untuk bantu produktivitas bekerja. #gakmaagsalah sibuk cari cuan dari pagi sampai sore, asal ada Esemag.
4. Sempatkan untuk berolahraga
Kebiasaan buruk lainnya kalau sudah fokus bekerja adalah enggan berolahraga. Padahal, di masa sekarang olahraga sangatlah mudah. Kamu bisa melakukannya di pusat kebugaran (gym) atau sekadar di rumah dengan alat bantu seadanya.
Beberapa olahraga yang dapat kamu lakukan di rumah adalah chair squat, skipping, desk push up, desk plank, push up, dan squat jump. Kalau pengin di luar rumah, kamu bisa jogging atau sekadar berjalan kaki berkeliling sekitar kompleks rumah.
Namun, cara termudah lainnya adalah secara berkala olahraga di gym. Memang mengeluarkan uang lebih, tetapi jadwal olahragamu jadi lebih tertata. Waktu melakukannya pun bisa disesuaikan, bisa sebelum atau setelah pekerjaan selesai.
5. Beristirahat ketika tubuh memberi sinyal lelah
Ketika sudah terlalu lama bekerja, tubuh pasti merasa lelah dan akan mengirim sinyal pada tubuh. Biasanya, sinyal tersebut berupa rasa kantuk. Ingat, tak ada salahnya untuk beristirahat sejenak, loh. Sempatkan beranjak dari meja kerja untuk tidur.
Tidur berguna untuk mengisi ulang tenaga dan menyegarkan kembali pikiran. Dilansir American Heart Association, orang dewasa yang kurang jam tidur berisiko alami depresi, anxiety, dan diabetes. Bahkan, idealnya orang dewasa tidur antara 7-9 jam untuk mendapatkan kualitas tidur terbaik.
Dengan beristirahat, kamu juga membantu otak segar kembali. Setelah cukup beristirahat, kamu akan kembali fokus bekerja, sehingga produktivitas meningkat. Tugas-tugas pun terselesaikan dengan lebih maksimal. Jangan ragu buat istirahat, ya!
Bekerja sebagai freelancer memang tak semudah itu. Selain memperhatikan pekerjaan, kesehatan juga perlu dijaga. Jangan hanya karena mementingkan cuan, kamu sampai melupakan kesehatan, ya. Yuk, mulai menjadi seorang freelancer cerdas!
Baca Juga: 5 Tips Atur Keuangan untuk Pejuang Mandiri, Freelancer Merapat!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.