Ilustrasi wanita sedang berbincang (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)
Baik dalam hubungan pribadi maupun profesional, banyak orang merasa terintimidasi oleh pertanyaan yang tampaknya memiliki makna tersembunyi. Mungkin salah satunya ketika atasanmu bertanya, "Apa kamu punya rencana akhir pekan ini?".
Sebagian dari kita mungkin akan langsung menebak-nebak dalam hati misalnya apa maksud pertanyaan itu? Apakah dia mau menyuruhmu bekerja di akhir pekan? Apa dia gak menghargai waktu liburku di akhir pekan? Padahal ada acara penting, jangan-jangan harus tertunda gara-gara hal ini.
Sikap menerka-nerka tadi tidak jarang menimbulkan persepsi negatif dan memengaruhi perasaan kita terhadap lawan bicara. Sehingga alih-alih memberikan jawaban yang tepat, kita mungkin memberikan jawaban spontan berdasarkan perubahan suasana hati.
Salah satu hal yang bisa melatih kecerdasan emosional adalah dengan mempertanyakan asumsimu pada yang bersangkutan daripada hanya menebak-nebak atau malah menuduh.
Kamu bisa mengonfirmasinya dengan kembali bertanya, "Apakah bapak/ibu ada pertanyaan lain di balik pertanyaan ini?" Dengan begitu, orang lain akan mengungkapkan alasannya, apakah memang ingin memintamu bekerja di akhir pekan atau hanya berusaha bersikap ramah saja.
Melakukan hal-hal tersebut untuk mengasah kecerdasan emosional mungkin akan terasa tidak nyaman atau membingungkan awalnya. Tetapi ketika terus dilakukan dan menjadi kebiasaan, kamu akan merasakan perbedaan bagaimana kamu semakin mengenal emosi dan kebutuhanmu, sehingga kamu juga mampu semakin memahami orang lain tanpa menjadi frustasi.