Kenalin Idolanya Orang Korea, Figure Skating Yuna yang Suka Menulis

Ada alasan mengapa media internasional menjulukinya The Queen. Yuna  berhasil meraih gelar juara di beberapa pertandingan tingkat dunia di antaranya: Kejuaraan Grand Prix Final Junior (2005-2006), Kejuaraan Dunia Junior (2006), Kejuaraan Grand Prix Final (2006-2007, 2007-2008, 2009-2010), Kejuaraan Empat Benua (2009), Kejuaraan Dunia (2009), dan Kejuaraan Olimpiade (2010).

Perempuan yang hampir selalu naik podium di setiap pertandingan yang diikutinya ini pernah menjadi skater perempuan pertama yang mendapat skor tertinggi di atas 200, hingga memecahkan rekor 11 kali. Lima rekor di antaranya kini telah dipecahkan oleh tiga figure skater lain yaitu Mao Asada, Evgenia Medvedeva, dan Caroline Zhang.

Kim Yuna tampil di rink kecil diatas ketinggian dan ber-skating sekitar 30 detik sebelum sebelum mengambil obor Olimpiade dari dua pemain ice hokey asal Korea Selatan dan Utara yang harus mendaki ke tempatnya. Ia menyalakan api Olimpiade PyeongChang 2018, sebagai tanda dimulainya kejuaraan tersebut.

Obor Olimpiade sendiri merupakan simbol persatuan dan kesatuan warga dunia yang diwujudkan dalam kegiatan olahraga yang sportif. Yuna mengaku merasa sangat terhormat ketika ditunjuk sebagai perwakilan Korea untuk menyalakannya.

Dilansir dari majalah Forbes, Yuna Kim merupakan atlet dengan bayaran tertinggi ke-6 di dunia pada 2013 dengan total pendapatan $14 juta.

Tak hanya cantik dan piawai berseluncur di atas rink, Yuna juga kerap tampil di TV sebagai penyanyi. Ia mengaku menyanyi adalah hobinya, dan tidak bisa menjadikannya sebagai karier profesionalnya karena sudah memilih skating.

Ia sudah beberapa kali mendapat tawaran untuk menyanyikan jingle iklan dan berkolaborasi dalam sebuah lagu bersama musisi Korea Selatan lain.

Dua buku yang ia terbitkan yaitu Seven Minute Drama, yang merupakan kisah pengalamannya dalam figure skating sejak berusia tujuh tahun, dan Like Kim Yuna yang menyasar penggemar serta pembaca muda.

Banyak Sekali figure skater muda yang menjadikan Yuna Kim sebagai panutan mereka. Sebut saja Polina Shelepen, Christina Gao, Hannah Miller, Felicia Zhang, Isabella Larkin, Nina Jiang, Kanako Murakami dan masih banyak figure skater muda lain.

Yuna juga tak jarang dipuji figure skater senior seperti Carolina Kostner, Alena Leonova, Agnes Zawadzki, Laura Lepisto, Ksenia Makarova, dan masih banyak lagi. Alena Leonova pernah menyebut gaya skating Yuna Kim tanpa cacat, dan tak malu-malu mengakui kalau dia memberi standing applause untuk penampilan Yuna di Olimpiade 2010.

Membangun kehidupan yang lebih baik bagi setiap anak jauh lebih sulit dibanding menjadi juara dunia. Kedua tujuan itu membutuhkan dedikasi dan komitmen.

Selain cantik dan terkenal ramah, Yuna juga seorang yang dermawan. Ia dipilih menjadi Duta Persahabatan UNICEF pada 2010, dan menggunakan pengaruhnya sebagai seorang public figure dengan sangat bijaksana.

Ia banyak memberikan sumbangan melalui UNICEF untuk disalurkan ke seluruh dunia. Ia pernah berdonasi sebanyak $100.000 atau sekitar 100 juta KRW untuk membantu anak-anak korban gempa di Nepal. Informasi lebih banyak tentang daftar bantuan kemanusiaan yang ia berikan dapat dilihat di oficial website-nya Yunakim.com.