Kenapa Akhir Tahun Bikin Overthinking dan Cemas? Ini Solusinya!

- Orang suka overthinking di akhir tahun karena kecemasan meningkat saat menyadari tujuan dan pengalaman yang belum tercapai, serta merasa kehabisan waktu.
- Cara menangani kecemasan di akhir tahun adalah dengan merenungkan pengalaman positif, mengevaluasi tujuan hidup, dan melepaskan resolusi yang tidak perlu.
- Pola pikir yang perlu ditanamkan agar mengurangi kecemasan adalah bersikap baik pada diri sendiri, mengapresiasi setiap keputusan, dan mengingat bahwa akhir tahun hanyalah penanda waktu.
Menjelang akhir tahun, isi pikiran kerap dipenuhi dengan berbagai hal, seperti kekhawatiran, rencana yang hendak dicapai, semangat yang menggebu-gebu, dan masih banyak lainnya. Di saat seperti ini, stres, kecemasan, dan kegembiraan menjadi perasaan yang campur aduk.
Akhir tahun menjadi momentum untuk mengingat hal apa saja yang telah dilalui selama setahun ke belakang. Banyak hal berlalu, kamu jadi terdorong untuk mengingat apa saja yang telah dialami. Emosi ini wajar dialami oleh setiap individu di penghujung tahun. Kira-kira apa alasannya, ya?
1. Mengapa orang suka overthinking di akhir tahun?

Yesel Yoon, Ph.D., seorang psikolog asal New York, menyebut, di akhir tahun kecemasan bisa saja meningkat sebab kita cenderung menyadari beberapa tujuan dan pengalaman tidak bisa didapatkan. Di penghujung tahun, kita juga cenderung merasa kehabisan waktu dan telah melalui ratusan hari tanpa melakukan hal yang penting.
Perasaan sia-sia ini semakin menguatkan kecemasan, membuat kita semakin sadar akan kewajiban dan tanggung jawab sosial. Pada akhirnya, semua itu membuat kira merasa banyak ekspektasi sosial yang belum terwujud. Lalu, bagaimana menanganinya?
2. Cara menangani kecemasan yang melanda di akhir tahun

Jika kamu merasa kecemasan semakin meningkat menjelang akhir tahun, Yesel menyarankan untuk merenungkan pengalaman positif yang telah dilalui sepanjang tahun. Kemenangan tak selalu berarti hal yang besar, terkadang perubahan kecil juga patut dihargai.
Selain itu, ingatlah tujuan di awal tahun ini. Pikirkanlah beberapa hal mungkin tidak tercapai, namun bukankah kamu tengah dalam proses untuk membuatnya terwujud? Atau, jika tak benar-benar terwujud biarkanlah tujuan, harapan, dan ekspektasi itu pergi. Jangan terus menggenggamnya seraya menyesali perbuatannya, melakukan hal itu tak akan mengubah banyak hal.
Selanjutnya, daripada menyesali masa lalu lebih baik mengevaluasi tujuan hidupmu. Apa saja yang sekiranya belum terwujud di tahun ini dan dapat diperbaiki pada tahun berikutnya? Lalu, adakah resolusi yang sebaiknya dilepaskan saja? Pikirkanlah hal-hal refelktif semacam ini agar ke depannya kamu punya rencana matang.
3. Mindset yang perlu ditanamkan dalam pikiranmu

Pola pikir yang harus kamu tanamkan agar mengurangi bisa mengurangi kecemasan. Yesel menjelaskan, sebaiknya bersikap baik pada diri sendiri dengan tidak merendahkan apa yang telah dilakukan. Sangat mudah mengkritik, namun cobalah lebih banyak mengapresiasi setiap keputusan yang dibuat.
Yesel sebagai praktisi kehidupan orang dewasa menekankan, bahwa akhir tahun hanyalah penanda waktu, bukan deadline yang membatasi dirimu untuk berkembang. Kamu masih punya waktu ke depannya, jadi jangan menganggap dirimu gagal ketika banyak tujuan tak berhasil dicapai.
Sangat normal memiliki kecemasan di akhir tahun, bahkan bisa dikatakan hal ini baik untuk memotivasimu menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, yakinlah overthinking hanya muncul karena kamu khawatir dan cemas akan tahun yang baru.


















