Aksi pebulu tangkis Denmark, Anders Antonsen, di ajang Indonesia Open 2019. bwfbadminton.com
Seperti bulu tangkis, ada banyak aspek dalam hidup ini yang mengharuskan persaingan. Bahkan, tidak jarang, kita harus bersaing dengan orang yang memiliki lebih banyak keunggulan. Namun, tidak ada alasan untuk minder apalagi menyerah bila harus bersaing dengan pesaing hebat. Juara tunggal putra Indonesia Masters 2019 asal Denmark, Anders Antonsen telah membuktiannya.
Di final, Antonsen yang bukan pemain unggulan dan baru merasakan final di turnamen BWF World Tour, jelas dipandang inferior dibanding lawannya Kento Momota yang merupakan pemain rangking 1 dunia dan juga unggulan 1. Apalagi, di semifinal (26/1/2019), Momota mengalahkan pemain terbaik Denmark, Viktor Axelsen dengan skor telak, 21-15, 21-4.
Yang terjadi, Antonsen (21 tahun) memperlihatkan daya juang luar biasa dan membalik prediksi di atas kertas. Dia langsung mengejutkan Momota di game pertama dengan unggul 21-16. Kalah di game kedua 14-21, banyak orang mengira Antonsen akan dihabisi Momota di game ketiga. Toh, setelah kejar-kejaran poin, dia mampu unggul di angka-angka kritis dan akhirnya menang 21-16 dalam waktu 1 jam 19 menit yang menjadi final terlama di Indonesia Masters 2019 seperti dikutip dari bwfworldtour.bwfbadminton.com.
Menariknya, dalam wawancara seusai pertandingan yang bisa kita saksikan lewat layar televisi, Antonsen berterima kasih kepada publik Istora yang menurutnya sangat luar biasa. Sebelumnya, dia juga melempar kaos yang dipakainya ke tribun. "Ini (Istora) adalah tempat terbaik untuk bermain badminton. Terima kasih untuk dukungannya," ujar Antonsen.