Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mengirim pesan dari ponsel (freepik.com/benzoix)
ilustrasi mengirim pesan dari ponsel (freepik.com/benzoix)

Intinya sih...

  • Mengirim pesan tanpa salam atau pembuka

  • Membalas pesan terlalu singkat tanpa konteks

  • Menggunakan huruf kapital semua

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Chatting sekarang jadi bagian besar dari komunikasi sehari-hari, entah untuk urusan kerja, keluarga, atau sekadar ngobrol santai sama teman. Tapi kadang tanpa sadar, cara kita mengirim pesan bisa bikin orang lain merasa kurang nyaman. Bukan cuma soal apa yang kamu sampaikan, tapi juga bagaimana kamu menulis dan merespons pesan itu sendiri. Hal-hal kecil seperti ini bisa memengaruhi bagaimana orang melihat sikapmu.

Komunikasi digital memang lebih praktis, tapi juga butuh kepekaan. Ada etika sederhana yang bisa bikin percakapan terasa lebih menyenangkan dan menghargai lawan bicara. Artikel ini akan membahas delapan kesalahan chat yang sering dianggap nggak sopan tapi masih sering dilakukan. Yuk, cek satu per satu biar chatting kamu tetap enak dibaca dan bikin orang merasa dihargai.

1. Mengirim pesan tanpa salam atau pembuka

ilustrasi mengirim pesan dengan sapaan (freepik.com/freepik)

Langsung ke inti pesan memang efisien, tapi kadang bisa bikin nada chat terasa dingin. Mengirim pesan tanpa salam atau sekadar sapaan awal bisa terlihat buru-buru atau bahkan kurang menghargai lawan bicara. Padahal, menulis "hai" atau "selamat pagi" butuh waktu beberapa detik saja. Sapaan kecil ini bisa bikin percakapan terasa lebih hangat.

Selain itu, pembuka chat yang sopan juga bisa mengatur suasana percakapan. Apalagi kalau kamu sedang menghubungi orang yang lebih tua atau urusan pekerjaan. Dengan sedikit perhatian pada awal pesan, kesannya akan jauh lebih profesional. Jadi, jangan remehkan kekuatan salam di awal chat, ya.

2. Membalas pesan terlalu singkat tanpa konteks

ilustrasi berpikir di depan ponsel (freepik.com/benzoix)

Jawaban seperti "ok", "ya", atau "hmm" memang cepat, tapi sering bikin percakapan terhenti mendadak. Lawan bicara bisa merasa kamu tidak benar-benar memperhatikan obrolan. Balasan singkat tanpa konteks juga kadang terkesan datar atau kurang antusias. Padahal, menambahkan sedikit penjelasan bisa bikin chat jadi lebih hidup.

Kamu tidak perlu menulis panjang lebar, cukup tambahkan sedikit kalimat yang menanggapi isi pesan. Misalnya, ganti "ok" dengan "ok, aku mengerti maksudnya". Ini bukan cuma bikin percakapan lebih enak, tapi juga menunjukkan kamu benar-benar mendengar. Chat yang sopan itu biasanya terasa tulus, bukan sekadar formalitas.

3. Menggunakan huruf kapital semua

ilustrasi terkejut membaca pesan (freepik.com/benzoix)

Pesan dengan huruf kapital penuh sering dianggap seperti sedang berteriak. Walaupun niatnya ingin menekankan sesuatu, efeknya bisa bikin orang merasa ditekan. Apalagi kalau kamu mengirimnya tanpa emoji atau penjelasan tambahan. Kadang hal kecil ini bisa mengubah nada percakapan jadi lebih tegang.

Kalau memang ingin menonjolkan bagian tertentu, kamu bisa pakai tanda baca atau pilihan kata. Misalnya, gunakan tanda seru di akhir kalimat atau huruf kapital hanya untuk satu kata penting. Dengan begitu, pesan tetap punya penekanan tanpa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman. Ingat, tone chat itu gampang banget disalahpahami.

4. Mengabaikan tanda baca sama sekali

ilustrasi bingung di depan ponsel (freepik.com/8photo)

Chat yang isinya kata-kata panjang tanpa titik atau koma bisa bikin bingung. Lawan bicara harus menebak di mana kalimat berakhir dan apa maksudnya. Selain terlihat terburu-buru, pesan seperti ini kadang terkesan kurang niat. Padahal, tanda baca sederhana bisa membuat pesan lebih mudah dipahami.

Tidak perlu pakai tanda baca terlalu formal, cukup titik atau koma secukupnya. Ini akan bikin percakapan terasa lebih rapi dan nyaman dibaca. Bahkan untuk chat santai, penggunaan tanda baca tetap penting agar maksudmu tersampaikan dengan jelas. Kebiasaan kecil ini bisa bikin chat kamu terkesan lebih sopan.

5. Membalas dengan jeda yang terlalu lama tanpa alasan

ilustrasi menghitung waktu dengan jam pasir (freepik.com/freepik)

Kadang kita memang sibuk, tapi membiarkan pesan lama tidak terbalas bisa membuat orang merasa diabaikan. Apalagi kalau kamu terlihat online tapi tidak memberikan respons sama sekali. Balasan yang terlalu lama tanpa penjelasan bisa bikin percakapan jadi kaku. Lawan bicara bisa berpikir kamu tidak peduli atau malas membalas.

Kalau memang sedang sibuk, cukup beri tahu dengan singkat, seperti "lagi ada kerjaan, nanti aku balas ya". Pesan sederhana seperti ini bisa membuat orang merasa dihargai. Komunikasi itu bukan hanya soal kata, tapi juga soal waktu merespons. Membalas dengan sopan, meski singkat, lebih baik daripada diam terlalu lama.

6. Mengirim pesan terlalu panjang tanpa jeda

ilustrasi bingung membaca pesan (freepik.com/cookie_studio)

Chat yang isinya paragraf panjang tanpa jeda bisa bikin orang malas membaca. Di media sosial, pesan yang rapi dan terpisah lebih mudah dicerna. Ketika kamu menulis semuanya dalam satu blok besar, lawan bicara bisa kehilangan poin penting. Ini bukan cuma soal sopan santun, tapi juga soal kenyamanan membaca.

Coba pisahkan pesan panjang jadi beberapa bagian agar percakapan lebih ringan. Selain membuat lawan bicara lebih mudah memahami, cara ini juga bikin chat terasa lebih interaktif. Kamu juga bisa memberi jeda antar-kalimat untuk memberi ruang. Hal kecil ini menunjukkan kamu peduli pada kenyamanan orang lain saat membaca pesanmu.

7. Mengirim pesan di jam yang kurang tepat

ilustrasi wanita memegang ponsel (freepik.com/benzoix)

Mengirim chat larut malam atau terlalu pagi tanpa alasan penting bisa dianggap kurang sopan. Tidak semua orang nyaman menerima pesan di jam istirahat mereka. Bahkan jika mereka tidak terganggu, kebiasaan ini bisa bikin kamu terlihat kurang peka. Chat juga punya etika waktu yang perlu diperhatikan.

Kalau memang harus mengirim pesan di luar jam wajar, beri konteks atau minta maaf dulu. Misalnya, "maaf kirim malam-malam, takut lupa besok". Dengan begitu, lawan bicara tahu kamu menghargai waktu mereka. Sopan santun digital juga soal tahu kapan waktu yang tepat untuk bicara.

8. Tidak membaca ulang sebelum mengirim

ilustrasi mencermati pesan (freepik.com/DC studio)

Sering kali kita terburu-buru mengetik lalu langsung kirim tanpa cek ulang. Hasilnya, pesan bisa penuh typo atau malah salah makna. Lawan bicara mungkin akan bingung atau salah paham dengan maksudmu. Padahal, membaca ulang butuh waktu beberapa detik saja tapi dampaknya besar.

Kebiasaan membaca ulang menunjukkan kamu peduli pada apa yang kamu sampaikan. Ini bukan soal formalitas, tapi soal menghargai percakapan. Bahkan untuk chat santai, pesan yang jelas tetap lebih enak dibaca. Mulai sekarang, biasakan cek sebentar sebelum tekan tombol kirim, ya.

Chatting bukan hanya soal menyampaikan pesan, tapi juga tentang bagaimana kamu menjaga hubungan dengan lawan bicara. Etika kecil dalam chat bisa bikin percakapan jadi lebih nyaman dan menyenangkan. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu sedang membangun kebiasaan komunikasi digital yang lebih baik. Orang pun akan melihatmu sebagai sosok yang peka dan menghargai orang lain.

Dunia digital memang serba cepat, tapi bukan berarti kita boleh mengabaikan kesopanan. Chat yang sopan bukan cuma bikin kamu terlihat lebih dewasa, tapi juga menjaga hubungan tetap hangat. Mulailah dari hal-hal kecil seperti salam, tanda baca, dan waktu membalas pesan. Percaya deh, kebiasaan ini akan bikin kamu jadi teman chat yang semua orang suka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team