Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Saat Mencoba Komunikasi Asertif 

ilustrasi dua wanita berbicara (pexels.com/George Milton)
Intinya sih...
  • Komunikasi asertif penting untuk menyampaikan pendapat tanpa melukai perasaan orang lain
  • Kesalahan umum termasuk mengedepankan ego, menggunakan nada suara yang salah, dan kurang mendengarkan dengan baik
  • Konsistensi antara perkataan dan tindakan juga penting dalam komunikasi asertif

Komunikasi asertif sering dianggap sebagai kunci untuk menyampaikan pendapat dengan jujur tanpa menyakiti perasaan orang lain. Namun, dalam praktiknya, tidak sedikit orang yang merasa sudah bersikap asertif padahal sebenarnya terjebak dalam pola komunikasi yang kurang tepat.

Kesalahan-kesalahan ini, meski terlihat sepele, bisa membuat pesan menjadi tidak efektif atau bahkan menimbulkan konflik baru. Untuk itu, penting memahami apa saja kekeliruan umum yang sering terjadi saat mencoba berkomunikasi secara asertif agar kita bisa memperbaikinya dan membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai.

1. Terlalu fokus pada diri sendiri

ilustrasi mengobrol berdua (pexels.com/fauxels)

Alih-alih menyampaikan pendapat secara terbuka dan seimbang, sebagian orang justru hanya menekankan kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan sudut pandang lawan biacara. Ini dilatarbelakangi oleh kebiasaan yang mengedepankan ego, dimana seseorang justru mengesampingkan pendapat orang lain. Sebagian orang terlalu fokus pada dirinya sendiri. 

Ini membuat komunikasi jadi egois dan terasa menekan, bukan asertif. Kesalahan yang sering terjadi bagi kebanyakan orang saat mencoba komunikasi asertif.  

2. Menggunakan nada suara atau bahasa tubuh yang salah

Ilustrasi berbincang (pexels.com/Armin Rimoldi)

Komunikasi bukan hanya soal kata-kata. Namun, juga berkaitan dengan pemilihan nasa suara yang tepat. Nada suara yang terlalu tinggi, gestur yang agresif, atau tatapan yang tajam bisa membuat pesan asertif terasa menyerang.

Sebaliknya, suara terlalu pelan atau gerakan canggung bisa memberi kesan pasif. Menggunakan nada suara atau bahasa tubuh yang salah menjadi kesalahan yang sering dilakukan ketika mencoba memparktikkan komunikasi asertif.

3. Kurang mendengarkan

ilustrasi cewek berdua (pexels.com/August de Richelieu)

Kesalahan berikutnya yang juga masih sering terjadi saat mencoba berkomunikasi secara sertif adalah kurangnya keinginan untuk mendengarkan dengan baik. Padahal dalam hal berkomunikasi mendengarkan juga merupakan hal penting yang harus dilakukan dengan baik. 

Komunikasi asertif bukan hanya menyampaikan, tapi juga mendengarkan secara aktif. Banyak yang gagal karena hanya fokus pada apa yang ingin dikatakan dan bukan apa yang perlu diri sendiri pahami dari orang lain. Tentu saja kesalahan seperti ini akan menghambat proses komunikasi.

4. Menghindari konfrontasi secara berlebihan

ilustrasi dua wanita berbicara (pexels.com/EKATERINA B)

Dalam berkomunikasi yang baik, sudah seharusnya setiap komunikan bisa menyampaikan kebenaran dengan jelas dan tepat. Sebab dalam beberapa kondisi seperti saat tertekan seseorang bisa kesulitan untuk berbicara jujur. Bahkan banyak juga yang sengaja menghindari konfrontasi secara berlebihan.

Dalam usaha untuk sopan, seseorang bisa jadi terlalu menghindar dari konflik hingga tidak berani menyampaikan kebenaran atau kebutuhan pribadi. Akibatnya, pesan tidak tersampaikan dengan jelas dan malah menimbulkan kebingungan.

5. Tidak konsisten antara perkataan dan tindakan

ilustrasi wanita berbicara (pexels.com/ RODNAE Productions)

Komunikasi yang baik tidak hanya sampai pada perkataan saja. Namun, perbuatan juga menjadi bukti bahwa perkataan sesuai dengan pebuatan. Kesalahan terkahir saat menerapkan komunikasi asertif ialah tidak konsisten antara perkataan dan tindakan. 

Mengajakan sutu hal tapi melakukan hal lain adalah kesalahan fatal. Komunikasi asertif memerlukan konsistensi agar orang lain bisa mempercayai dan memehami posisi kita dengan jelas.

Komunikasi asertif membutuhkan latiohan dan kesadaran diri. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, dirimu bisa membangun hubungan yang lebih sehat, jujur, dan saling menghargai. Jangan takut untuk belajar dan memperbaiki cara berkomunikasi karena komunikasi yang baik adalah kunci banyak hal dalam hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us