Ilustrasi khotbah (pexels.com/Marcelo Chagas)
Pada dasarnya struktur khotbah bisa dengan pendahuluan, isi, dan penutup. Buat memudahkan kamu, berikut ini adalah contoh rancangan kotbah yang bisa dikembangkan atau disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Berikut referensinya:
Pendahuluan
Dalam proses persidangan di pengadilan, selalu dihadirkan saksi. Baik itu saksi yang meringankan maupun saksi yang memberatkan bagi terdakwa. Saksi berarti orang yang melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian) atau juga orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengarnya, dilihatnya, atau dialaminya sendiri.
Saat hendak bersaksi, terlebih dahulu saksi disumpah agar dapat memberikan keterangan yang sebenar-benarnya sesuai yang dia ketahui. Keterangan ini dijadikan alat bukti, dan jika berbohong dalam kesaksiannya, maka seorang saksi bisa dipidanakan.
Dari sini kita tahu bahwa tugas dan tanggungjawab seorang saksi tidaklah mudah. Dia harus bersaksi sebenar-benarnya, sesuai akal budi dan hati nuraninya. Tak jarang dari kesaksian yang disampaikan bisa menimbulkan konflik atau bahkan penolakan baik dari penggugat ataupun terdakwa.
Isi
Para murid yang dipanggil, dipilih, dan mengikut Yesus dalam pelayanan-Nya dijadikan saksi oleh-Nya. Tentu itu bukan tanggung jawab yang mudah, walaupun selama 3 tahun mereka mengikuti Yesus serta mendengarkan ajaran-Nya dan melihat karya-Nya. Menjadi saksi dan melanjutkan pekerjaan Yesus bukanlah perkara mudah.
Selama hidupnya banyak pertentangan dan penolakan yang diterima Yesus. Mengapa? Karena dalam setiap ajaran dan karya-Nya, Yesus menentang kesewenang-wenangan, Yesus membela orang-orang yang tersisihkan, terpinggirkan, dan termarginalkan.
Dalam karya-Nya, Yesus membawa kedamaian dan keadilan bagi mereka yang mengalami kesewenang-wenangan, baik dari penguasa pemerintah maupun pemimpin agama. Tentu perubahan paradigma yang seperti itu tidak mudah dipahami, sehingga banyak orang yang menentang Yesus.
Untuk hal itu para murid diutus menjadi saksi Kristus di dunia. Melanjutkan karya Yesus, membawa kedamaian, dan mengusahakan keadilan bagi orang-orang yang termarginalkan, tersisihkan, terpinggirkan dan mengalami kesewenang-wenangan.
Mereka mengerti tugasnya, bukan untuk kepentingan dan kepuasan diri mereka sendiri, tetapi untuk menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Tugas dan tanggung jawab para murid tidak mudah, oleh karena itu sebelum naik ke surga, Yesus memberikan pesan bahwa mereka harus menanti di Yerusalem untuk menerima kuasa dari Roh Kudus.
Para murid diutus menunggu ke Yerusalem, agar mereka dapat mempersiapkan diri menjadi saksi Kristus. Oleh karena itu, Kisah Para Rasul menuliskan kuasa yang diberikan oleh Roh Kudus yang akan memampukan mereka menjadi saksi Kristus di Yerusalem (diceritakan dalam Kisah 2-7), seluruh Yudea dan Samaria (diceritakan dalam Kisah 8-12) dan sampai ke ujung bumi (diceritakan dalam Kisah 13-26).
Hal ini bermakna bahwa para murid akan menjadi saksi Kristus, tetapi ada proses yang harus dilalui. Di mulai dari Yerusalem, yaitu orang-orang yang terdekat dengan dirinya. Dilanjutkan menjadi saksi bagi Yudea, yaitu sesama orang-orang Yahudi yang seagama dengan mereka.
Saksi bagi Samaria, yaitu orang-orang yang berbeda bangsa dan berbeda dogma ajaran agama dengan mereka. Saksi bagi seluruh bumi, yaitu semua orang yang ada, baik itu Yahudi maupun non-Yahudi. Sehingga sebelum para murid menjadi saksi Kristus yang melanjutkan karya Yesus membawa kedamaian dan keadilan bagi banyak orang, mereka harus benar-benar sudah selesai dengan kepentingan diri mereka sendiri.
Setelah memberikan tugas itu, Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid-Nya. Berkat Tuhan menyatakan penyerahan perutusan-Nya kepada para murid sekaligus janji untuk mendampingi mereka melakukan tugas sebagai saksi-Nya.
Para murid sujud untuk menghormati Yesus dan menerima tugas perutusan itu. Kali ini para murid tidak sedih atas kepergian Yesus, berbeda saat berhadapan dengan kematian Yesus, para murid merasa sangat ketakutan. Dengan berkat dan kuasa yang diberikan kepada mereka, para murid kembali ke Yerusalem dengan perasaan penuh sukacita dan kegembiraan.
Mereka siap melanjutkan karya Yesus di dunia. Karya yang membawa kedamaian dan mengusahakan keadilan bagi yang terpinggirkan, tersisih, termarginalkan, mengalami kesewenang-wenangan dalam kehidupan. Para murid adalah saksi yang otentik karena mereka melihat dan mendengarkan Yesus dalam karya pelayanan-Nya serta kebangkitan-Nya dari antara orang mati.
Penutup
Ketiga bacaan tadi menggarisbawahi tentang kesiapan para murid Yesus dan para orang percaya untuk melanjutkan karya Yesus setelah kenaikan-Nya ke surga. Berkat dan kuasa yang diberikan kepada mereka akan memampukan mereka untuk melanjutkan karya Yesus di dunia.
Itulah tadi contoh khotbah tentang Kenaikan Hari Kenaikan Yesus Kristus yang bisa jadi referensi. Semoga artikel ini bisa memberi renungan di hari yang suci nanti, ya.