7 Kiat Hadapi Orang yang Suka Menyalahkan, Tinggalkan atau Bantu Dia?

Dalam keadaan kamu punya salah pun, rasanya pasti tetap gak nyaman bila orang lain terus menyudutkanmu. Apalagi saat dirimu tak melakukan kekeliruan apa pun. Namun, seseorang tetap menuduhmu bersalah dan menyuruhmu agar bertanggung jawab.
Sayangnya, kamu gak bisa selalu menghindari tipe orang yang suka menyalahkan siapa saja. Dia mungkin tetangga, teman, saudara, atau pasanganmu. Daripada emosimu terus-menerus meledak dan merugikan diri sendiri, cobalah melakukan kiat-kiat di bawah ini.
1. Tegaskan bahwa kamu hanya peduli pada tuduhan yang disertai penjelasan dan bukti

Setelah beberapa kali emosimu tersulut oleh kesukaannya menyalahkan kamu, kali ini hadapilah dia dengan lebih tenang. Kamu yang membuat aturan mainnya, yaitu sertai tuduhan dengan penjelasan dan bukti yang kuat atau dirimu akan mengabaikannya.
Aturan ini sudah membuat posisimu lebih baik ketimbang kamu cuma uring-uringan dengan sikapnya. Jika dirimu memang tak melakukan kesalahan, ia akan frustrasi sendiri. Paling-paling dia mengeluarkan jurus andalannya yang berupa kalimat, "Aku tidak mau tahu. Pokoknya kamu yang bersalah dan harus bertanggung jawab!"
2. Beri batasan antara tanggung jawabmu dengan tanggung jawabnya

Orang dewasa sebetulnya tidak memerlukan penjelasan panjang lebar tentang mana tanggung jawabnya serta mana tanggung jawab orang lain. Hanya saja, seseorang yang gemar menyalahkan orang seperti menaruh seluruh tanggung jawab ke pundakmu. Tak terkecuali kewajiban-kewajibannya sendiri.
Sebaiknya, pembagian yang jelas akan tanggung jawab masing-masing ini dimulai sejak awal hubungan kalian. Namun, biasanya kamu baru mengenal sifat menyebalkannya setelah beberapa lama kalian berinteraksi. Tidak apa-apa, dirimu masih dapat mulai menerapkan pembagian tanggung jawab mulai dari sekarang.
3. Sepakati konsekuensi apabila tuduhannya keliru atau dia gagal menunjukkan bukti

Di awal ia menyalahkanmu tanpa bukti dan akhirnya memang jelas bahwa itu bukan tanggung jawabmu, kamu mungkin masih bisa bersabar. Semua orang pasti pernah salah menuduh. Akan tetapi jika kamu membiarkannya, ke depan dia akan terus melakukan hal yang sama.
Sampai kapan kamu mampu bersabar? Yuk, mulai ajarkan padanya tentang konsekuensi dari setiap pernyataannya. Selain tentang penjelasan dan bukti yang wajib diberikannya kalau hendak menuduhmu bersalah, tetapkan juga konsekuensinya apabila dia yang keliru.
Misalnya, pertama ia kudu meminta maaf padamu. Kedua, jika dia menyalahkanmu di muka umum, berarti ia pun harus membuat pernyataan terbuka tentang kesalahannya yang sudah sembarangan menuduh kamu. Saat dia tahu semua pernyataan ada konsekuensinya, ia bakal berpikir ulang sebelum berbicara.
4. Katakan secara terbuka tentang perasaanmu ketika terus disalahkan

Seseorang yang gemar menyalahkan jelas kurang mampu memahami perasaan orang-orang yang menjadi sasarannya. Ia hanya mengejar rasa puas dan benar sendiri dengan melemparkan kesalahan pada sembarang orang. Maka kamu perlu memberitahunya tentang apa yang dirasakan saban disalahkan olehnya.
Semoga ia mampu belajar mengerti. Kemudian dia mau lebih banyak berintrospeksi dan mampu menahan diri. Memang tidak semua orang bisa dengan mudah memikirkan perasaan orang. Ada yang perlu diberi tahu panjang lebar bahkan sampai beberapa kali baru pelan-pelan memahami.
5. Bantu dia menghadapi rasa takutnya

Walaupun sikapnya menjengkelkan sekali, sebetulnya orang yang sering menyalahkan orang lain juga perlu dikasihani. Sebab dia begini bukan tanpa alasan. Salah satu penyebab terkuatnya adalah ia sebenarnya selalu dalam kondisi ketakutan.
Seperti takut mengakui kesalahannya sendiri, takut tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya, serta terlalu memikirkan kemungkinan buruk di masa depan. Itu sebabnya ia melihat hal-hal buruk yang belum tentu akan terjadi nyaris sebagai kepastian. Kemudian dia mendesakmu memperbaiki situasi yang sesungguhnya gak ada masalah.
Kamu bisa mulai mengajaknya bicara dari hati ke hati ketika dia sedang cukup tenang. Gali kejujurannya tentang alasan ia gemar menyalahkanmu. Apa yang sebetulnya dikhawatirkannya dan mengapa ia tak belajar untuk menghadapi saja apa pun yang terjadi nanti?
6. Jika dia tidak bisa berubah, menjauhlah

Sebaik apa pun usahamu untuk bertahan dari sikapnya yang menyebalkan bahkan mendampinginya untuk berubah, barangkali dia terlalu sulit diubah. Jangan buang-buang waktu dan energi untuk meladeni sikapnya. Bila memutuskan hubungan secara total tidaklah mungkin, kurangi saja interaksi kalian.
Perlahan-lahan menjauhlah dari segala bentuk hubungan dengannya. Keluarlah dari circle pertemanan dengan dia di dalamnya. Kalau kalian tidak terlalu dekat, sulit untuknya bisa menyalahkanmu atas sesuatu.
7. Bila dia orang terdekatmu, ajaklah berkonsultasi dengan psikolog

Nah, masalahnya menjadi lebih berat apabila hubungan kalian sangat dekat. Kalian bukan sebatas teman, tetangga, atau pacar. Namun kalian bersaudara atau pasangan suami istri. Pastinya perlu upaya lebih buat mempertahankan hubungan kamu dengan dia.
Berkonsultasi dengan psikolog dapat menjadi alternatif berikutnya. Bujuk dia untuk mencoba menemui psikolog dengan pertimbangan bahwa kesukaannya menyalahkan orang telah memicu terlalu banyak persoalan. Bukan cuma antara kamu dengannya, melainkan juga dia dengan semua orang di sekitarnya.
Kegemaran menyalahkan orang lain dapat menjadi tanda seseorang berusaha terlalu keras untuk melindungi diri sendiri. Penyebab sesungguhnya bisa lebih kompleks daripada yang terlihat. Seperti orangtuanya dahulu terlalu keras dalam mendidik sehingga kesalahan sekecil apa pun berbuah hukuman berat.
Di masa dewasa ia jadi ingin menghindari setiap kesalahan. Bukan hanya dengan lebih berhati-hati, melainkan juga menyalahkan orang lain. Dukung dia untuk pulih dan memperbaiki diri selagi kamu mampu. Akan tetapi, tak perlu juga sampai membebani dirimu. Ia harus memiliki keinginan yang kuat buat berubah atau bantuanmu bakal sia-sia.