5 Fakta Tenangnya Menjalani Hidup dengan Konsep Slow Living 

Hidup tanpa buru-buru

Kedinamisan dalam hidup merupakan hal yang lumrah sekarang ini. Teknologi dan digitalisasi membawa semua orang berlomba dalam segala hal. Namun, apakah kalian pernah merasa lelah mengejar dan seolah berlomba dengan semua orang?

Segala tekanan ini selanjutnya membuat segelintir orang memilih beralih pada hidup yang lebih lambat. Pada 2004, Carl Honoré mengadaptasi konsep Slow Food yang dicetuskan Carlo Petrini menjadi Slow Living.

Gaya hidup slow living menolak kepercayaan umum pada kalimat 'Lebih cepat, lebih baik'. Mereka memilih menjalani hidup dengan pendekatan yang lebih lambat dan hati-hati. Dengan memperlambat tempo, mereka merasa hidup dapat lebih bermakna.

"Prinsip utama dari filosofi ini adalah memberikan waktu yang cukup agar dapat melakukan sesuatu dengan benar, dengan demikian kita tentu akan lebih menikmatinya," kata Carl Honoré, dalam bukunya In Praise of Slowness.

Slow Living bukan berarti menjalani hidup dengan bermalas-malasan atau tak berambisi. Tentu kita harus tetap punya ambisi dan tujuan. Hanya saja, kita jadi dapat lebih memilah hal-hal yang penting untuk dilakukan dan melakukannya dengan lebih matang.

Menjalani hidup dengan melambat ternyata dapat menghadirkan banyak ketenangan. Kita tidak lagi harus berkejaran dengan apa pun dan dapat mengatur timeline hidup kita sendiri. Berikut ini adalah lima fakta tenangnya menjalani hidup dengan konsep slow living. Yuk, simak!

1. Bahagia jadi lebih sederhana

5 Fakta Tenangnya Menjalani Hidup dengan Konsep Slow Living Ilustrasi bahagia yang sederhana (pexels.com/Katii Bishop)

Sekarang ini, banyak orang yang menaruh standar bahagianya terlalu tinggi. Kebanyakan hanya fokus pada hal-hal besar, hal-hal yang terlihat hebat. Hingga lupa bahwa banyak hal-hal kecil yang bisa jadi sumber kebahagiaan.

Jika kamu berkendara dengan kecepatan tinggi, bukankah kamu jadi tidak bisa menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan? Kamu mungkin dapat cepat sampai tujuan, tapi esensi dari suatu proses jadi tidak kamu dapati.

Coba untuk pelankan sedikit lajumu. Dengan begitu kamu dapat lebih banyak menangkap manfaat dalam perjalanan untuk mencapai tujuanmu.

2. Produktif tidak selalu sibuk

5 Fakta Tenangnya Menjalani Hidup dengan Konsep Slow Living Ilustrasi produktif tapi santai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memperlambat laju dalam menjalani kehidupan akan membuat kita memikirkan sesuatu dengan lebih matang. Dengan begitu, kita bisa memilah kegiatan yang memang penting untuk dilakukan dan meninggalkan kegiatan yang minim manfaat.

Orang-orang yang hidup melambat dapat bekerja dengan lebih efisien. Mengerjakan apa yang memang harus dikerjakan sehingga tidak akan mengalami burnout karena kerja berlebih.

Dilansir Slow Living Idn, Nathan William seorang penulis buku The Kinfolk Home menyatakan bahwa konsep ini bukan berarti bekerja sesedikit mungkin, tapi bekerja dengan sesederhana mungkin. Broke Mcalary kemudian menambahkan,

"Dengan begini, kita tentunya jadi punya energi, waktu, dan ruang lebih untuk hal-hal yang paling berarti. Efisiensi gerak, efisiensi kerja, efisiensi hidup," ujarnya.

Bekerja bukan soal seberapa banyak yang bisa kamu lakukan. Namun seberapa besar daya ciptamu akan suatu hal.

dm-player

3. Relasi lebih bermakna

5 Fakta Tenangnya Menjalani Hidup dengan Konsep Slow Living Ilustrasi relasi yang bermakna (pexels.com/ Elle Hughes)

Bukan hanya soal pekerjaan, slow living juga bicara soal hubunganmu dengan orang lain. Dengan konsep ini, yang penting bukan seberapa banyak temanmu, tapi seberapa erat hubungan yang terjalin antara kalian.

Kamu tidak perlu merasa takut kehilangan orang-orang yang tidak berkontribusi secara signifikan bagi hidupmu. Apa lagi jika orang tersebut malah berpotensi menyulitkan dan menambah beban hidupmu. Just cut them off!

Slow living mengajarkan untuk fokus pada orang-orang terdekat yang berarti bagimu. Kamu jadi tidak perlu memikirkan omongan atau pendapat dari orang lain. Hubungan yang terjalin akan semakin erat karena kamu fokus pada circle yang kecil.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Channel Youtube 'Slow Living' yang Wajib Kamu Tonton

4. Meminimalisasi stres

5 Fakta Tenangnya Menjalani Hidup dengan Konsep Slow Living Ilustrasi minim stress (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Konsep slow living membuatmu lebih berfokus pada apa yang menurutmu bermakna. Kamu dapat melepaskan diri dari stigma dan stereotip sosial yang menekanmu untuk melakukan ini-itu.

Melepaskan diri dari jerat tekanan sosial dan fokus pada apa yang benar-benar ingin kamu lakukan akan melepaskan stres. Kamu tidak perlu lagi memikirkan hal-hal yang tidak diperlukan. Leo Babauta seorang founder Zen Habits menyarankan demikian.

"Jadilah kurator untuk hidupmu sendiri. Singkirkan segala hal hingga hanya menyisakan apa yang kamu cintai, apa yang kamu perlu dan butuhkan, serta apa yang dapat membuatmu bahagia," tulisnya, dilansir Zen Habits.

5. Hidup jadi lebih seimbang

5 Fakta Tenangnya Menjalani Hidup dengan Konsep Slow Living Ilustrasi hidup seimbang (pexels.com/Chermiti Mohamed)

Konsep slow living akan membuatmu lebih mengenal apa yang sebenarnya penting dan perlu untuk kamu lakukan. Kamu jadi bisa hidup dengan lebih efisien karena bisa mengeliminasi hal-hal yang tak harus kamu lakukan dari jadwal pekerjaanmu.

Efisiensi dalam bekerja, bersosialisasi, berpikir dan berperasaan ini selanjutnya akan membawamu pada apa yang disebut dengan 'keluangan'. Kamu jadi punya waktu untuk dirimu sendiri.

Misalnya mereduksi penggunaan elektronik dan menggantinya dengan kontempelasi dan refleksi diri, atau memasak makanan sehat ataupun berolahraga. Ini dapat membuatmu lebih sehat secara fisik, mental maupun rohani.

Nah, itu adalah lima fakta tenangnya menjalani hidup dengan konsep slow living. Kamu bisa mulai memikirkan untuk menerapkan konsep hidup seperti ini agar tidak mengalami kelelahan secara fisik dan mental. Be easy to yourself, take your time!

Baca Juga: 5 Tanda Sudah Berhasil Menerapkan Gaya Hidup Slow Living

Kintan Ayu Sevila Photo Verified Writer Kintan Ayu Sevila

Sejenis lumba-lumba

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya