Rachelle Viensisca, anggota CAK Investment Club (dok. Pribadi/Rachelle Viensisca)
Ranah finansial atau investasi kerap didominasi laki-laki. Namun, bukan berarti perempuan tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang ini. Di komunitasnya, Cakra menilai Rachelle dan Richelle merupakan dua perempuan muda yang bisa memberikan angin segar dan peluang-peluang baru.
Rachelle berpendapat bahwa gak ada perbedaan besar antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja, khususnya di bidang finansial. Namun, ada pola pikir yang berbeda saat memasuki tahap eksekusi di pasar. Dia juga menyoroti bagaimana karakter perempuan dalam melakukan suatu hal.
“Misalkan, mau masukin investasi baru, cewek yang aku lihat itu lebih hati-hati dan lebih mikir. Tapi, kalau cowok sekalinya merasa bagus, mereka lebih berani untuk masuk ke posisi yang lebih besar. Cewek lebih banyak nunggu untuk memilih yang pas dan lebih banyak calculated risk-nya,” papar Rachelle.
Menurut Rachelle, bidang ini bisa dipelajari oleh semua orang. Banyak aplikasi yang bisa bantu kita lihat data atau rasio tanpa harus ngitung ribet kayak zaman dulu. Menurutnya, hal paling penting bukan skill teknis yang rumit, tapi kemampuan mengatur uang atau money management. Ini bukan cuma penting buat yang kerja di dunia finansial, tapi wajib buat semua orang, apa pun profesinya.
Sependapat dengan hal itu, Richelle mengatakan, “Kalau masuk ke dalam dunia investasi itu, mengajarkan banyak hal. Mulai dari manajemen risikonya, manajemen keuangannya kayak gimana. That’s why sebenarnya sekarang ini mungkin gak semua orang harus belajar sampai detail yang teknikal. Yang penting mereka ngerti prinsip-prinsipnya dan mereka bisa belajar along the way.”
Richelle melihat memang masih banyak analis yang cowok. Namun, ia mampu melihatnya dari sisi positif di mana perempuan jadi punya peluang besar menjadi sosok yang unggul di bidang finansial.
“Kenapa orang-orang melihat sebelah mata? Pasti karena mikirnya perempuan ini kebanyakan memakai feelings. Tapi sebenernya, ada juga hal-hal banyak dari perempuan yang kita bisa ambil dan juga kita bisa masukin dalam investment. Perempuan cenderung lebih detail. Mereka ini memikirkan secara long term dan bukan berarti orangnya gak berani untuk ambil resiko,” tutur Richelle.
Selama kerja, Rachelle gak pernah benar-benar merasa dipandang rendah. Justru, Rachelle merasa ia berada di lingkungan yang saling mendorong untuk belajar dan memberi insight.
Menurutnya, perempuan masih jadi minoritas di industri ini, tapi justru hal itulah yang membuatnya semangat. Perempuan juga punya kemampuan analisa yang gak kalah tajam, bahkan bisa lebih stabil karena biasanya gak terlalu impulsif atau buru-buru ambil keputusan.
Jadi, investasi itu bukan sesuatu yang eksklusif, tapi bisa banget jadi bekal hidup semua orang.