Dok. Istimewa (instagram.com/nonawoman)
Perjalanan mengenali tubuhnya sendiri harus dilalui Nicole setelah didiagnosa PCOS saat masa kuliah. "Mungkin di saat itu karena gaya hidup gak sehat, jadi hormon aku benar-benar kacau. How to fix it? Dengan mengubah lifestyle dan harus luangkan waktu untuk diri sendiri," ujarnya.
Menurut Nicole, kegiatan self care sangat penting untuk dilakukan. Hal ini turut membantu menyeimbangkan hormon, sebab stres memiliki dampak yang besar untuk tubuh.
Monica sendiri mengaku mengalami titik balik setelah pindah ke Singapura. "Selesai S1 aku bekerja di perusahaan konsultasi. Saat itu, aku clueless dan merasa useless. Learning curve di ranah consulting itu tinggi banget saat awal masuk kerja," pungkasnya.
Selain harus beradaptasi dengan keadaan, ia juga mengaku merasa kesepian. Salah satu hal yang membantunya untuk bisa survive adalah kehadiran support system dan sosok mentor yang membantunya untuk belajar.
Selama membangun Nona, keduanya juga merasakan banyak pengalaman berharga yang membuat mereka semakin bersemangat untuk bergelut di bidang kesehatan reproduksi ini. "Sering banget ada yang sharing di DM dan berterima kasih sudah membuat platform ini. Atau, ada juga yang bilang informasinya super useful. Nicole sering save pesan-pesan itu untuk membuatnya semakin termotivasi," ujar Monica.
Feedback positif dari pengikut Nona membuat mereka menyadari bahwa apa yang mereka kerjakan telah membantu banyak perempuan. Ia menambahkan, "Walau cuma 1-2 orang, tapi itu dampak yang besar untuk membantu mereka mengenali tubuhnya. Dari situ juga akan ada efek domino, di mana orang lain bisa lebih terbuka dan sadar tentang isu menstruasi".
Setelah 8 bulan berjalan, Nicole juga menyadari bahwa Nona telah memberikan pengaruh kepada masyarakat. "Yang aku notice, sejak kami lebih vokal dengan Nona, sekarang ada lebih banyak komunitas atau influencer yang mulai ngomongin menstruasi. Kita harus bikin topik ini lebih acceptable dan kesadaran semua orang meningkat," pungkasnya.