Menurut Riri, hal yang membedakan pakaian etnik miliknya dengan brand lain adalah motif bordir yang kontemporer dan kekuatan tema muatan lokalnya. Dalam desain pakaiannya, Riri menggabungkan unsur tradisional dari wastra dengan gaya modern yang lebih kasual. Konsep tersebut membuat brand Riri punya kesan yang ramah dan cocok dikenakan siapa saja.
Setiap tahunnya, Riri mengeluarkan mini konsep untuk setiap koleksinya. Pada tahun pertama brand "Rengganis", ia mengangkat eksplorasi teknik, di mana ia menonjolkan teknik bordir dengan warna koleksi yang serba putih.
Selanjutnya, pada tahun 2018, Riri mengangkat tema “SHORE” yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya selama bekerja di Bali. Ia ingin menghadirkan daily wear outfit untuk para perempuan yang bekerja di lingkungan pariwisata.
“Karena ini pengalaman pribadi waktu aku kerja di Bali, sering meeting di pinggir pantai, tapi susah banget cari baju yang nyaman tapi asyik. Kalau nyaman banget, eh desainnya biasa dan terlalu kasual. Karena itu, aku pengen buat rancangan baju yang asik, punya nilai fashion, dan menonjolkan unsur Indonesia,” tuturnya.
Pada akhir tahun lalu, ia mengusung konsep “Passage to Spice Island”. Sebagaimana judulnya, inspirasinya datang dari kekayaan rempah-rempah yang tergambar pada desain pakaiannya.
Selain itu, ia juga mengimajinasikan bagaimana style pakaian penjajah dari Portugis jika itu seorang perempuan yang fashionable. Dari sana, ia pun menggabungkan unsur kemeja safari, lengan model kembung, dan gaya bohemian.
Untuk bisa terus eksis dalam berkarya, Riri memperkaya referensinya dengan cara mencari tahu tren forecasting dan perkembangan dunia fashion lokal dan internasional.
Riri mengatakan, “Pokoknya, apa yang terjadi di luar, kita perhatiin aja itu kan otomatis akan terekam di kepala kita. Tujuannya melihat karya orang lain itu bukan buat ditiru, tapi justru supaya kita bisa berbeda dari mereka”. Bisa jadi tips nih buat kamu yang pengen serius di bidang tata busana!