TUKONI (instagram.com/yuktukoni)
Inisiatif ini berawal dari creative agency yang Om Revo dirikan bernama Sacoret ID. Ia melihat rekan-rekannya dalam komunitas food and beverage mulai kebingungan untuk berjualan karena pandemik yang melanda pada awal 2020. Om Revo bersama rekannya, yaitu Eri Kuncoro, seorang konsultan marketing dan Siti Alfiah sebagai finance, membuat ide untuk menggandeng UMKM, penggiat usaha F&B, dan food creator.
Mereka ingin membangun wadah yang menggabungkan berbagai macam kebutuhan pangan yang dikemas secara aman dan higienis. Dari situlah, TUKONI lahir. Kala itu, TUKONI membuatkan desain dan foto produk untuk UMKM tanpa imbalan. Demi kemudahan saat itu, sistem kerja samanya masih konsinyasi atau UMKM menitipkan barang pada TUKONI.
“Social movement terus keep going forward, tapi sisi bisnisnya harus tetap jalan. Kenapa? Karena perputaran ini impact-nya harus juga jalan dan harus lebih luas; lebih besar lagi gitu,” ujar Revo Suladasha.
Sudah 2 tahun berlalu, saat ini, TUKONI sudah memiliki 250-an mitra dengan 400—500 jenis produk. Produk unggulannya adalah Mie Ayam Bu Tumini, Mangut Lele Mbah marto, Jadah Tempe Mbah Carik, Bakso Tusuk Bu Sainah, Tahu Krauks, Sarendang, dan sebagainya.