tim Bali Tersenyum ID (dok. pribadi/Reza Riyady Pragita)
Desa Ban, Karangasem, terletak di kaki Gunung Agung. Jaraknya dari Kota Denpasar adalah 66 km atau kurang lebih 2 jam berkendara. Meski berkesan dekat, kondisi kedua daerah ini cukup berbeda.
Secara geografis, desa tersebut ada di perbukitan yang kering dengan akses air hanya lewat air hujan. Mungkin kisah ini akan sulit dipercaya mengingat gambaran tentang Bali yang begitu eloknya, sedangkan di sisi lain yang dirasakan warga Desa Ban cukup pelik. Apabila harus membeli satu drum air, mereka perlu merogoh kocek sampai Rp100 ribu. Terlebih, mereka tak bisa terus mengandalkan bantuan donasi dari pemerintah atau swasta yang datangnya entah kapan.
Memegang filosofi keperawatan "light in the darkness", Reza akhirnya memutuskan untuk mendekatkan air kepada masyarakat Desa Ban. Ia memulai dengan mengumpulkan warga, membicarakan permasalahan, dan mencari solusi bersama. Dari sinilah, terbentuk program Sumber Air untuk Sesama (SAUS).
Menyadari besarnya dana yang dibutuhkan dan terbatasnya finansial pribadi, Reza yang saat itu berprofesi sebagai tenaga perawat honorer lantas memutar otak untuk mewujudkan program tersebut. "Saya menyuruh teman-teman saya, siapa pun. Saya chat. Ini, lho, kalau mau membantu. Share minimal karena kita gak pernah tahu siapa yang kemudian bisa bantu," ungkap Reza.
Benar saja, dari satu unggahan ke unggahan lainnya, bantuan donasi semakin besar yang akhirnya bisa mewujudkan penampungan air untuk warga Desa Ban pada Januari 2020. Ia tak cuma membangun penampungan air. Sisa donasi yang terkumpul diberikan kepada masyarakat setempat lewat pembagian sembako sebagai wujud perayaan.
Kecintaan Reza pada profesi sebagai perawat ternyata tak hanya mengantarkannya bermanfaat bagi dunia medis dan kehidupan pasien. Namun, ini juga dirasakan oleh warga Desa Ban, yang awalnya orang asing baginya. Tekadnya membuktikan bahwa peran seorang perawat tak terbatas pada panggilan tugas, tapi juga soal panggilan hati. Ini bukan soal program atau kampanye biasa tentang air, melainkan juga pesan kesadaran. Mau sesibuk apa pun dengan profesi yang kita geluti, dasar hidup sebagai manusia ialah kebermanfaatan dan menjadi cahaya bagi sesama.