Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Yuri Bangun Harmoni Sosial lewat Musik Di Tengah Keterbatasan

Yuri saat bermain bas
Yuri saat bermain bas (instagram.com/wahyuriramadhan)
Intinya sih...
  • Yuri terlahir dengan keterbatasan fisik, namun tetap enjoy menikmati hidup tanpa perasaan berdamai dengan keadaan.
  • Mendapat kepercayaan dari orang lain merupakan tantangan terbesar bagi Yuri, meski memiliki lingkungan suportif.
  • Musik menjadi jembatan bagi Yuri untuk ciptakan harmoni sosial dengan masyarakat dan membuktikan kemampuannya dalam bermusik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat ingin bergaul dengan penyandang disabilitas, mungkin kamu merasa canggung harus memerlakukan mereka seperti apa. Padahal, penyandang disabilitas ingin diperlakukan biasa saja layaknya orang pada umumnya.

Kisah Wahyuri Pramudya Ramadhan bisa membuka mata kita untuk mengetahui sudut pandang penyandang disabilitas terhadap perlakuan seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh mereka. Kisah pria yang kerap disapa Yuri ini juga bisa menginspirasi bagaimana kisah hidupnya dalam merangkai harmoni serta toleransi sosial melalui bidang yang disukainya, musik. Jika kamu penasaran, lanjut baca kisahnya di bawah ini, ya!

1. Bagi Yuri, tidak ada proses berdamai dengan keadaan, karena sudah menerima kondisi berkebutuhan khusus sejak lahir

Wahyuri Pramudya Ramadhan (instagram.com/wahyuriramadhan)
Wahyuri Pramudya Ramadhan (instagram.com/wahyuriramadhan)

Yuri lahir di Parepare 21 Ferbuari 1995. Dirinya terlahir dalam kondisi tangan dan kakinya tidak sempurna. Yuri mengatakan bahwa ibunya pernah terjatuh ketika mengandung dirinya, sehingga memengaruhi janin. Saat berusia 4 tahun, kaki Yuri sempat dioperasi untuk usaha penyembuhan. Namun sayang, usaha untuk mengoperasinya gagal, dan kedua kaki Yuri harus diamputasi. Sehingga sampai saat ini, Yuri menggunakan kaki palsu untuk membantunya berdiri dan berjalan.

Meski terdengar pilu, Yuri mengaku bahwa dirinya enjoy menikmati hidup. Baginya, tidak ada istilah "berdamai dengan keadaan," karena dirinya sudah terlahir dengan kondisi disabilitas. Sehingga sejak kecil, Yuri merasa bahwa dirinya layaknya orang biasa, tak merasa ada yang berbeda karena saat lahir kondisinya memang sudah seperti itu.

"Aku pribadi merasa dari lahir sudah berdamai, karena aku sendiri merasa aku gak ada beda, jadi aku merasa gak perlu ada perasaan berdamai, kecuali kalau tadinya aku normal terus tiba-tiba kehilangan sesuatu," ucapnya saat penulis menemuinya di sebuah kafe di Yogyakarta, Minggu (10/08/2025).

Yuri mengatakan, mungkin ada perbedaan dengan orang yang tadinya terlahir normal, lalu harus menderita cacat fisik di tengah hidupnya. Maka itu perlu proses berdamai karena ada rasa sedih atau terpukul. Sedangkan Yuri merasa tidak perlu ada perasaan berdamai dengan keadaan fisiknya, karena sudah mendapatkannya sejak lahir.

2. Mendapat kepercayaan dari orang lain merupakan tantangan terbesar bagi Yuri

Wahyuri Pramudya Ramadhan
Wahyuri Pramudya Ramadhan (instagram.com/wahyuriramadhan)

Yuri mengaku dirinya tinggal di keluarga dan lingkungan yang suportif. Meski dirinya mengatakan masih ada satu atau dua orang yang merundungnya karena keterbatasan fisik, tetapi Yuri menanamkan mindset bahwa orang yang mendukung dirinya jauh lebih banyak dari orang yang merundung. Rundungan dari orang tak mengganggu dirinya karena jumlah yang mendukung lebih banyak.

Meski lingkungan suportif, tetapi Yuri mengaku bahwa dirinya kesulitan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Dalam hidupnya, banyak orang yang kurang memercayai kemampuannya karena keterbatasan fisik yang dimiliki. Padahal, Yuri yakin dirinya mampu.

Misalnya, ketika masuk sekolah, Yuri sempat disarankan untuk dipindah ke sekolah luar biasa (SLB) oleh pihak sekolah karena melihat keadaan fisiknya. Namun, Yuri bersama pihak keluarga kukuh untuk tetap bersekolah di sekolah biasa, karena Yuri yakin dirinya mampu mengikuti pelajaran. Pihak sekolah memberi kesempatan selama tiga bulan untuk melihat Yuri membuktikannya. Benar saja, Yuri bersekolah dengan lancar, bahkan hingga lulus kuliah di sebuah Universitas di Yogyakarta.

Yuri mengaku bahwa kesulitan terbesar adalah mendapat kepercayaan. Bahkan untuk kuliah ke Yogyakarta pun, Yuri awalnya tidak diberi izin. Namun, Yuri mengatakan bahwa untuk membuat orang di sekitar percaya, maka dia harus membuktikan bahwa dirinya memang benar-benar mampu.

3. Minat yang tinggi terhadap musik membuat Yuri terus berjuang membuktikan ke orang di sekitarnya

Yuri memainkan bas
Yuri memainkan bas (instagram.com/wahyuriramadhan)

Yuri sangat menyukai musik. Ia menjadikan musik sebagai pekerjaan utamanya saat ini sebagai seoran pemain bas. Yuri mengatakan dirinya mengenal musik dari pemutar musik Walkman milik orangtuanya. Dirinya suka mendengarkan musik melalui Walkman dengan berbagai kaset yang ada di rumahnya.

Dari kesukaannya terhadap musik, membawanya untuk berani tampil di depan umum. Awalnya, Yuri tampil sebagai penyanyi. Keinginannya untuk bernyanyi karena Yuri benar-benar menyukai musik. Sempat mencoba memainkan alat musik seperti gitar atau drum, Yuri sempat putus asa, karena keterbatasan yang dia miliki menyulitkan untuk memainkannya. Sampai pada akhirnya dirinya mulai mengenal alat musik bas.

Yuri melihat temannya memainkan gitar, tetapi hanya satu senar yang dipetik. Belum paham tentang bas, Yuri bertanya mengapa temannya memainkan gitar dengan cara seperti itu. Setelah mengetahui bahwa itu adalah teknik bermain bas, Yuri semakin percaya diri bahwa ada alat musik yang bisa dia mainkan dengan keterbatasan fisiknya, meski cara memainkannya perlu disesuaikan dengan kondisi fisiknya.

Dari sana, Yuri mengumpulkan uang untuk membeli gitar akustik untuk berlatih memainkan bas. Karena harga bas asli cenderung lebih mahal. Lagi-lagi masalah kepercayaan menjadi tantangan. Keluarga dan teman awalnya meragukan kemampuan Yuri untuk bermain alat musik. Namun, Yuri terus berlatih memainkan bas. Bahkan dirinya mendaftar sekolah musik milik Ahmad Dhani, yakni Ahmad Dhani School of Rock. Uang hasil menabung dan menyisihkan uang jajan digunakannya untuk membayar sekolah musik, karena keluarga belum mendukung sepenuhnya dirinya bermain alat musik.

4. Berkat perjuangannya dalam musik, Yuri sampai dilirik Ahmad Dhani dan Yura Yunita untuk perform bareng

Yuri tampil bersama Yura Yunita
Yuri tampil bersama Yura Yunita (instagram.com/wahyuriramadhan)

Sampai pada suatu saat, sekolah musik Yuri mengadakan pentas untuk murid-muridnya. Inilah pertama kali Yuri tampil memainkan bas di panggung. Menariknya, saat itu kebetulan Ahmad Dhani datang langsung untuk menonton murid-murid yang bermain. Rasa gugup tentu hadir, karena dirinya ditonton langsung oleh Ahmad Dhani, tetapi ia tetap berusaha bermain bas dengan baik.

''Pertama kali main bas, bawa lagunya Ahmad Dhani, ditonton langsung sama Ahmad Dhani, groginya gak main-main,'' kenangnya.

Selang beberapa bulan kemudian, Ahmad Dhani kembali mengunjungi sekolah musik Yuri. Pada saat itu, grup musik Yuri kebetulan tampil kembali. Ahmad Dhani yang sudah tertarik dengan gaya permainan Yuri yang unik di tengah keterbatasannya, tertarik untuk mengajak Yuri ke Jakarta untuk tampil bersama. Tentu saja Yuri dengan senang hati menerima ajakan itu.

Yuri pun tampil bersama The Rock Indonesia Ahmad Dhani (TRIAD) di sebuah acara musik TV nasional. Melihat Yuri muncul di TV bermain musik, keluarganya pun memahami bahwa Yuri berhasil membuktikan keseriusannya bermain musik, sehingga keluarga Yuri mau mendukungnya untuk belajar musik. Gak cuma itu, Yuri juga pernah diajak membintangi video klip milik penyanyi Yura Yunita berjudul Merakit. Serta sempat diajak perform bareng Yura di sebuah acara Jazz di Yogyakarta pada 2019.

5. Musik jadi jembatan bagi Yuri untuk ciptakan harmoni sosial dengan masyarakat

Yuri saat bermain bas
Yuri saat bermain bas (instagram.com/wahyuriramadhan)

Melalui musik, Yuri merasa bahwa dirinya bisa menjembatani diri dengan lingkungan sosial. Saat bermain bas di panggung, dirinya sangat menyukai perasaan ketika ada orang yang sama sekali tidak dia kenal, mengapresiasinya dengan menonton permainan musiknya. Bahkan Yuri mengatakan tak jarang ada orang yang menyapa dan minta kenalan serta mengobrol dengannya setelah melihatnya bermain bas di panggung.

Yuri merasa musik bisa mendekatkan dirinya ke lingkungan sosial yang lebih luas di tengah keterbatasannya. Melalui alat musik bas, Yuri pun begitu mencintai musik, hingga saat ini dirinya full time menjadi musisi, dengan memiliki grup musik yang sedang proses pembuatan album dan juga bermain di kafe maupun acara pernikahan. Musik menjadi salah satu jalan keluar untuk bersosial, juga menjadi mata pencahariannya saat ini.

''Menurutku, musik sangat berperan penting, karena jelas musik adalah mata pencaharianku, yang kedua menurutku musik adalah wadah orang berekspresi, meski tanpa kata-kata," ucapnya.

Menurut Yuri, dirinya merasa bisa menjalin ikatan dengan setiap orang yang datang menontonnya bermain musik. Menurutnya orang yang terhibur dengan musik yang dia sajikan artinya dia sudah melakukan bonding dengan orang tersebut. Yuri menambahkan, hal itu yang menyebabkan dirinya suka bermain musik dan ditonton banyak orang.

6. Bagi Yuri, penyandang disabilitas tidak ingin dimanjakan, cukup perlakukan seperti orang biasa saja

Yuri saat bermain bas
Yuri saat bermain bas. (instagram.com/wahyuriramadhan)

Gak bisa dipungkiri, terkadang orang masih bingung dan canggung harus memerlakukan teman-teman disabilitas dengan perlakuan yang seperti apa. Ada perasaan takut menyinggung atau menyakiti jika sampai salah perlakuan. Yuri justru mengatakan bahwa dirinya lebih suka orang-orang memerlakukannya dengan biasa saja dan sama dengan orang pada umumya, meski dirinya ada keterbatasan.

"Memang kita ada keterbatasan, tapi keterbatasan itu jangan dipakai untuk memanjakan kami," ucapnya.

Menurut Yuri, ketika dirinya dimanjakan akibat keterbatasan yang dimiliki, maka dia akan selalu berada di zona nyaman, sehingga justru menghalangi untuk terus maju dan berkembang. Yuri mengatakan, ketika penyandang disabilitas dianggap sama dan dianggap biasa, justru kepercayaan diri mereka akan muncul karena tidak dibedakan dengan orang biasa.

7. Arti toleransi bagi Yuri: Perlu diberikan secukupnya dan tetap beri ruang untuk terlibat dalam kegiatan sosial di masyarakat

Yuri saat bermain bas
Yuri saat bermain bas. (instagram.com/wahyuriramadhan)

Toleransi sering dianggap sebagai hal yang diperlukan penyandang disabilitas. Namun, Yuri memiliki perspektif lain. Menurut Yuri, toleransi untuk penyandang disabilitas termasuk dirinya boleh saja diberikan, tetapi jangan sampai berlebihan, dan perlu sesuai dengan porsinya.

Karena toleransi yang berlebihan membuat dirinya jadi sulit untuk menjadi pribadi yang terus berjuang, dan cenderung menjadi pribadi yang suka bersantai-santai. Yuri menambahkan, toleransi bisa diperlukan tetapi dalam bentuk tindakan dan perlakuan nyata, bukan hanya melalui kata-kata saja.

Yuri juga mengatakan keikutsertaan penyandang disabilitas dalam kegiatan sosial di masyarakat itu perlu, tak melulu harus ditoleransi. Misalnya saat warga di sekitar tempat tinggal mengadakan kerja bakti, maka sebaiknya jangan ragu untuk mengikutsertakan atau mengajak penyandang disabilitas. Karena bagi mereka itu bagian dari penerimaan dan juga perlakuan yang adil.

Nantinya, penyandang disabilitas akan menyesuaikan hal yang bisa mereka kerjakan sesuai kemampuan mereka. Yang terpenting adalah respon masyarakat untuk menganggap penyandang disabilitas tidak berbeda dengan orang lain. Keikutsertaan penyandang disabilitas dalam kegiatan itu penting bagi mereka untuk dianggap ada. Sehingga tercipta harmoni sosial yang sesungguhnya antar setiap masyarakat.

Yuri punya mimpi untuk bisa selalu menjaga keharmonisan sosial melalui bidang yang dia sukai, yaitu musik. Impian untuk merilis album, tur, dan hidup melalui musik terus dikerjarnya. Kisah Yuri bisa menjadi inspirasi bahwa penyandang disabilitas memiliki sudut pandang terhadap penerimaan sosial, keadilan, dan toleransi yang menarik diketahui semua orang. Sehingga keharmonisan bisa dijaga dan gak ada perasaan canggung lagi saat saling berinteraksi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us