Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ Tinggi

Bukan organisasi gengsi semata!

Kamu pernah mendengar Mensa? Organisasi ini adalah wadah orang-orang dengan IQ tinggi di dunia. Banyak orang salah kaprah karena menganggapnya sebagai organisasi eksklusif untuk menambah prestige semata. Siapa sih yang gak ingin masuk organisasi dengan IQ dua persen tinggi di dunia?

Padahal, Mensa gak semata-mata tempat membanggakan diri. Lalu, apa saja kegiatan Mensa? Yuk, kita mengulik Mensa Indonesia lebih dalam!

1. Mensa merupakan perkumpulan orang-orang dengan kecerdasan intelektual tinggi di dunia. Di Indonesia, Mensa masuk pada tahun 1991

Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ TinggiIDN Times/Klara Livia

Organisasi ini didirikan tahun 1946 di Inggris, oleh Roland Berrill dan Dr. Lancelot Ware. Di Indonesia, Mensa masuk pada tahun 1991. Thomas Hanatoha dan dua temannya yang membawanya. Hal ini berbekal dari dorongan Mensa International untuk membuka organisasi cabang di Indonesia.

Sayangnya, sekitar tahun 1991, krisis perekonomian global menyerang. Mensa Indonesia pun sempat vakum lebih dari 10 tahun, hingga akhirnya aktif kembali sekitar tahun 2006. Untuk masuk organisasi tersebut, hanya ada satu syarat utama yaitu menjadi 2% tertinggi dalam ujian kepandaian.

2. Mensa bukan sekadar organisasi gengsi. Di sini, sesama pemilik IQ tinggi mendapat keluarga & saling memahami ketika orang lain tidak mampu

Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ TinggiIDN Times/Klara Livia

Salah satu kendala pemilik IQ tinggi adalah sukar berkomunikasi. Ini dikarenakan orang-orang sulit memahami perkataannya. Mereka yang kerap disebut genius oleh masyarakat itu, memiliki kemampuan intelektual melampaui teman-teman sebayanya. Akhirnya, mereka kerap tidak dimengerti bahkan dianggap aneh. 

"Kebanyakan anggota Mensa memang susah bergaul. Mereka malas ngomong. Tapi dengan Mensa, kita belum ngomong mereka sudah tahu. Itu salah satu faktor kenapa orang dengan IQ tinggi lebih nyaman dengan sesama IQ tinggi. Mereka saling paham, tidak akan tersinggung, tidak ada unsur politik, murni kemanusiaan," terang Thomas Hanatoha, pendiri Mensa Indonesia pada Sabtu (5/10) lalu.

Mensa menjadi solusi bagi orang-orang dengan IQ tinggi untuk menemukan sosok yang sesuai dengannya. Mereka tidak akan dianggap aneh lagi dan tidak perlu bersusah payah untuk menyesuaikan diri. Mereka menemukan keluarganya dalam Mensa.

"Ada yang sebelumnya gak punya teman yang dekat. Dia gak merasa fit in dengan teman-teman sekitarnya. Ada juga yang selama ini dianggap aneh dengan lingkungannya karena berbeda sendiri. Tapi di sini, mereka bahagia ketemu society-nya," terang Karly, Ketua Mensa Indonesia periode 2018-2020.

3. Mensa juga membantu setiap anggotanya untuk maju. Salah satunya, mengajak para genius ini untuk lebih vokal

Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ TinggiIDN Times/Klara Livia

Kendala sulit berkomunikasi pada orang dengan IQ tinggi, tentu sangat disayangkan. Padahal apabila mereka bisa menyebarluaskan ilmu dan pengalamannya, banyak orang yang semakin berilmu dan cerdas. Ide-ide mereka juga mampu menghasilkan inovasi dan solusi yang mumpuni.

Dari sini, Mensa memiliki program yang membantu anggotanya untuk berani berbicara. Program ini disebut dengan M-Chat, yaitu acara bincang-bincang dengan pembicara sesama anggota Mensa. Selain M-Chat, para anggota juga diajak selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang banyak membutuhkan interaksi.

"Ada yang selama kuliah, anaknya pendiam. Ngomong di depan umum, gemetaran. Di Mensa, dia dibantu untuk selalu terlibat dalam program dan berinteraksi. Akhirnya, dia lebih berani berbicara," papar Karly.

dm-player

Baca Juga: 9 Tanda Orang ber-IQ Tinggi, Kamu Termasuk?

4. Anggota termuda Mensa yang masih berusia 13 tahun, berhasil mendapat beasiswa Noble Academy. Akademi ini adalah sekolah untuk anak berbakat

Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ TinggiIDN Times/Klara Livia

Anggota termuda Mensa Indonesia, Newton Lee, masih berusia 13 tahun. Awalnya, ia tidak mengetahui bahwa dirinya tergolong genius. Ayah dan ibu Newton juga tidak melihat adanya perbedaan dalam diri anaknya. 

Awalnya, sang ayah, Howard, mengajak Newton dan istrinya untuk mengikuti tes Mensa di Jakarta. Ternyata, hanya sang putra yang mampu meraih 2 persen nilai tertinggi tersebut. Hebatnya lagi, Newton mengerjakan 45 soal hanya dalam 15 menit.

"Sebenarnya, soalnya gak susah. Tapi, ada banyak. Jadi, kita kerjainnya gak selesai. Namun, Newton bisa dan cepat selesai. Makanya itu, dia yakin bisa keterima di Mensa," ujar Lia, ibu Newton.

Melalui Mensa, orangtua Newton mengetahui bakat anaknya. Mensa pun menjembatani fasilitas beasiswa Noble Academy untuk Newton. Sebagai catatan, Noble Academy adalah sekolah untuk anak-anak berbakat di Jakarta.

5. Ibarat menggali batu bara, IQ merupakan aset bangsa. Mensa membantu mengidentifikasi aset tersebut untuk kemajuan diri dan negara

Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ TinggiIDN Times/Klara Livia

Salah satu tujuan didirikannya Mensa adalah mengidentifikasi dan menumbuhkan kecerdasan manusia untuk kepentingan kemanusiaan. Dari tujuan ini, Thomas mengibaratkan kecerdasan intelektual sebagai batu bara Indonesia. Batu bara di Indonesia adalah harta negara.

Batu Bara tersebut digali dan diambil untuk kepentingan bahan bakar umat bangsa. "Mensa tidak membentuk IQ tinggi. Kita mengidentifikasi IQ tinggi. IQ adalah aset natural bangsa. Kita sibuk gali batu bara, minyak bumi. Gali apa yang ada di kota ini, kemudian diarahkan untuk kemajuan, kenapa tidak?" terang Thomas.

Lebih lanjut lagi, Thomas menyebut bahwa Mensa di luar negeri sudah banyak terlibat dengan negaranya. Salah satunya adalah Mensa di Amerika. "Kalau di Amerika, anggota Mensa sering dikumpulkan untuk brainstorming. Misalnya, tahun ini bahas solusi kemacetan. Dari situ, muncul solusi-solusi," tambah Thomas. 

6. Ke depannya, Mensa ingin berkontribusi lebih untuk perkembangan Indonesia

Mengulik Mensa Indonesia, Bukan Sebatas Organisasi IQ TinggiIDN Times/Klara Livia

Sesuai dengan tujuannya, yaitu memajukan kemanusiaan, Mensa Indonesia berharap bisa semakin terlibat dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia.

"Kita, Mensa Indonesia, berharap bisa berkontribusi untuk negara dan masyarakat. Kita gak ingin hanya sebatas organisasi. Kita ingin semakin berkontribusi. Pertama, kontribusi untuk anggota kita sendiri, baru society, lalu negara. Jadi, ketika kita ikut event-event di luar negeri, semua bisa bangga karena membawa nama Indonesia," tutup Karly. 

Kira-kira, begitulah kisah di balik organisasi Mensa. Setelah mengulik Mensa Indonesia, kita paham bukan kalau organisasi ini berdiri bukan untuk gengsi semata?

Baca Juga: 8 Fakta Menarik Mensa, Organisasi Kumpulan Manusia Jenius Dunia

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya