6 Bahaya Kesombongan menurut Islam, Wajib Dihindari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memiliki sifat sombong tak hanya merugikan urusan dunia tapi juga akhirat. Dalam Al-Quran dan hadis, larangan untuk bersifat sombong pun sudah disampaikan. Sayangnya, terkadang kita tak sengaja atau bahkan lupa dan meremehkan peringatan tersebut. Hal ini tentu berbahaya jika dibiarkan begitu saja.
Agar kita bisa menghindari sifat tidak baik ini, baca lima bahaya sifat sombong menurut Islam berikut, yuk!
1. Dibenci Allah SWT dan Rasulullah SAW
Sombong adalah sifat yang dibenci Allah SWT dan Rasulullah SAW. Hal itu disampaikan Allah SWT dalam firmannya:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman Ayat 18).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalan hadisnya tentang sifat buruk ini.
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (H. R. Muslim).
2. Diabaikan Allah pada hari kiamat
Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya:
“Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak disucikan oleh-Nya, dan baginya adzab yang pedih: (yaitu) Orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta dan orang miskin yang sombong.” (H. R. Muslim)
Hadis yang Rasulullah SAW sampaikan di atas, merupakan peringatan agar kita menghindari sifat sombong.
3. Dipalingkan dari kebenaran
Editor’s picks
Allah tidak main-main soal membenci manusia yang sombong, karena sombong memang sifat yang tak boleh dimiliki oleh siapapun di muka Bumi ini. Allah bahkan telah berfirman dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 156 berikut:
"Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar." (QS. Al-A'raf:156)
Tak hanya itu, orang sombong juga akan dikunci mata hatinya sehingga ia tak akan bisa melihat tanda-tanda kekuasaan Allah sebagaimana orang-orang yang beriman.
"Dan demikianlah Allah mengunci hati orang yang sombong dan sewenang-wenang." (QS. Al-Mu'min:35)
4. Termasuk pengikut iblis
Kita mungkin telah mengetahui salah satu surat dalam Al-Quran yang menceritakan betapa sombongnya iblis karena tidak mau bersujud kepada Nabi Adam saat diperintah oleh Allah. Ya, surat Al- Baqarah ayat 34.
Karena rasa sombong iblis itulah, yang membuat Allah mengeluarkan iblis dari surga. Allah berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah:34).
Baca Juga: Islam Menyampaikan 5 Sumber Penyebab Kesusahan Hidup Manusia
5. Tidak akan masuk surga
Kekasih Allah yakni Rasulullah SAW pun turut menyampaikan hadis tentang orang yang sombong. Bahkan Rasulullah menyebut orang sombong tidak akan masuk surga.
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab,“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)
6. Menjadi penghuni neraka
Tentu kita menginginkan surga sebagai tempat kita pulang. Oleh sebab itu, penting sekali untuk menjauhi sifat sombong ini. Bahkan, Rasulullah SAW telah mengingatkan kita dalam salah satu hadisnya berikut:
"Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar, lagi sombong" (HR. Bukhari dan Muslim)
Tiada yang pantas kita sombongkan di dunia ini, karena semua manusia adalah sama di mata Allah SWT, yang membedakan adalah iman dan amal perbuatannya. Semoga kita selalu ingat untuk menjauhi salah satu sifat yang dibenci Allah ini, ya!
Baca Juga: 5 Sikap Optimis dalam Islam, Tak Mudah Putus Asa
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.