Sering kali tanpa sadar, seseorang justru menjadi pengkritik paling keras untuk dirinya sendiri. Self criticism memang bisa mendorong orang untuk terus berkembang, tetapi jika berlebihan justru menjerat dalam rasa bersalah yang gak ada habisnya. Hal ini bisa menimbulkan stres, menurunkan rasa percaya diri, bahkan membuat seseorang merasa gak layak mendapat kebahagiaan. Padahal, setiap orang punya kelemahan dan kesalahan yang seharusnya dipandang sebagai bagian dari proses hidup, bukan hukuman yang tak berujung.
Belajar mengurangi self criticism bukan berarti berhenti berkembang, tetapi justru memberikan ruang untuk tumbuh dengan lebih sehat. Saat seseorang mampu berdamai dengan dirinya, kesalahan akan lebih mudah diterima sebagai pelajaran, bukan beban. Dengan begitu, hati menjadi lebih ringan, pikiran lebih jernih, dan langkah ke depan terasa lebih mantap. Lima langkah berikut bisa membantu untuk mengurangi self criticism dan melatih diri agar lebih pemaaf terhadap kesalahan yang pernah terjadi.