Larangan dan Anjuran di Bulan Maulid Nabi, Harus Tahu!

- Mitos larangan menikah di Bulan MaulidMenikah di bulan Maulid dianggap bisa membawa kesialan, namun tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.
- Anggapan tak boleh memulai hal baruMemulai sesuatu di bulan Maulid dianggap bisa mendatangkan kesialan, padahal setiap bulan baik untuk memulai sesuatu.
- Amalan baik yang dianjurkanMemperbanyak puasa sunah, membaca shalawat, bersedekah, dan memperingati Maulid Nabi dengan membaca kisah hidup beliau sangat dianjurkan pada bulan Rabiul Awal.
Bulan Maulid Nabi atau Rabiul Awal dikenal sebagai bulan penuh berkah karena menjadi momen kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tidak heran, banyak umat Islam yang menjadikannya kesempatan untuk memperkuat ibadah dan meningkatkan rasa cinta kepada Rasulullah.
Namun di tengah semangat tersebut, masih ada tradisi dan kepercayaan tertentu yang berkembang di masyarakat. Beberapa dianggap larangan, sementara sebagian lainnya diyakini sebagai anjuran baik. Nah, biar gak salah paham yuk simak larangan dan anjuran di bulan Maulid Nabi lewat ulasan berikut ini!
1. Mitos larangan menikah di Bulan Maulid

Di kalangan masyarakat Jawa, masih ada yang percaya bahwa menikah di bulan Maulid bisa membawa kesialan. Cerita turun-temurun menyebut, pernikahan yang digelar pada bulan ini bisa berakhir dengan musibah, entah salah satu mempelai jatuh sakit, rumah tangga tidak harmonis, bahkan ada yang mengatakan bisa mendatangkan kematian. Keyakinan ini diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga sebagian orang memilih menunda pernikahan demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Namun jika ditelusuri, larangan tersebut sama sekali tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam. Dalam syariat, menikah adalah ibadah yang sangat dianjurkan, bahkan disebut sebagai penyempurna separuh agama. Tidak ada satu pun hadis atau dalil yang menyatakan menikah di bulan Maulid itu terlarang. Justru kapan pun waktu yang dipilih, pernikahan tetap baik asalkan diniatkan untuk beribadah dan dijalankan sesuai tuntunan agama.
2. Anggapan tak boleh memulai hal baru

Selain larangan menikah, ada juga mitos bahwa memulai sesuatu di bulan Maulid bisa mendatangkan kesialan. Beberapa orang percaya bahwa membangun rumah, merintis usaha baru, atau menggelar hajatan besar sebaiknya dihindari pada bulan ini. Menurut tradisi lama, hal-hal tersebut dianggap bisa membawa nasib buruk, seperti rumah tangga yang tidak tentram, usaha yang gagal, atau hajatan yang tidak lancar.
Padahal, dalam Islam setiap bulan adalah baik untuk memulai sesuatu. Tidak ada istilah bulan sial atau hari naas yang bisa menghalangi niat baik seseorang. Justru membangun rumah, membuka usaha, atau menggelar acara di bulan Maulid bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk kebaikan. Selama dijalankan dengan usaha, doa, dan tawakal, maka Allah SWT akan memberi keberkahan, terlepas dari kapan bulan pelaksanaannya.
3. Amalan baik yang dianjurkan

Daripada khawatir dengan larangan yang belum tentu benar, lebih baik mengisi bulan Maulid dengan berbagai amalan yang dianjurkan. Salah satunya adalah memperbanyak puasa sunah, terutama di hari Senin, karena hari itu menjadi hari lahir Rasulullah SAW. Dengan berpuasa, umat Islam tidak hanya menambah pahala, tetapi juga mengekspresikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, memperbanyak membaca shalawat juga sangat dianjurkan pada bulan ini. Selawat adalah doa untuk Nabi yang menjadi bentuk cinta dan penghormatan kepada beliau. Ditambah lagi, bersedekah dan berbuat baik kepada sesama bisa menjadi amalan utama di bulan Rabiul Awal. Bahkan, memperingati Maulid Nabi dengan membaca kisah hidup beliau juga bernilai ibadah, karena bisa menumbuhkan rasa cinta dan meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.