5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kira

Ingat, tetap saja harus dihadapi

Pernah gak kamu berpikir bahwa ternyata hidup tak seindah dulu saat masih kecil? Waktu kecil, masalah berat yang kamu hadapi mungkin masih seputar PR sekolah, berantem dengan teman, atau rebutan mainan dengan saudara.

Masalah-masalah tadi rasanya sudah pelik banget dan bikin kamu berangan-angan untuk cepat tumbuh besar. Namun, semakin beranjak dewasa, kamu jadi makin sadar bahwa ada banyak sekali batasan yang kemudian bikin kamu jadi tertekan.

Beberapa poin ini menunjukkan kalau ternyata menjadi dewasa tidak semenyenangkan yang kamu kira. Apakah kamu merasakannya?

Baca Juga: 6 Tanda Hidupmu Makin Bahagia saat Dewasa

1. Tetap harus bersikap manis pada orang-orang yang gak kamu suka

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kirailustrasi jabat tangan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Saat kecil mungkin kamu bebas untuk mengekspresikan langsung emosimu. Kalau lagi sebal sama teman, kamu bisa benar-benar gak menyapa sama sekali.

Sayangnya, ketika sudah dewasa, kamu sudah gak bisa lagi sebebas ini. Kadang kamu bertemu kondisi di mana mesti tetap bersikap manis pada orang yang kamu benci.

Sebagai contoh, di tempat kerja. Walaupun klienmu bawel, judes, dan kalau bicara menyakitkan, tetap saja kamu harus bersabar dan menghadapinya seolah-olah gak ada masalah. Kalau tidak, posisimu jadi taruhan!

2. Mau gak mau harus bersahabat dengan kesendirian

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kirailustrasi solo traveling (pexels.com/Bazil Elias)

Waktu sekolah atau kuliah mungkin kamu termasuk siswa populer yang memiliki banyak teman dan ke mana-mana selalu rombongan. Semakin besar, kamu harus hadapi kenyataan bahwa tiap orang sudah punya kehidupan dan kesibukan masing-masing.

Kondisi ini yang bikin kamu mau gak mau harus bersahabat dengan kesendirian. Ingin jalan-jalan tapi gak ada teman yang bisa diajak, ya sudah, belajar menikmati solo traveling.

3. Gak ada yang bisa dijadikan perlindungan, kamu harus bertanggung jawab sama diri sendiri

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kirailustrasi tatapan mata pria (pexels.com/cottonbro)

Kalau masih kecil dulu selalu bergantung dengan orangtua dan malah sering dijadikan tameng untuk menyelamatkanmu dari berbagai kesalahan yang kamu buat sendiri, kini gak lagi. Jadi dewasa artinya apa pun yang dilakukan mesti jadi tanggung jawab pribadi.

Saat melakukan kesalahan, kamu gak bisa lagi mengandalkan orangtua untuk menyelesaikannya. Suka gak suka mesti rendah diri untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf serta menanggung konsekuensinya.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Orangtua Harus Ajarkan Social Skill pada Anak

4. Banyaknya tekanan sosial yang kerap mendikte pilihan hidupmu

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kirailustrasi sedang stres (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hidup bermasyarakat memang gak mudah. Ada banyak norma atau aturan sosial yang mesti dipatuhi. Belum lagi budaya yang kalau gak diikuti jadi tekanan tersendiri.

Misalnya, buat perempuan yang budaya patriarkinya masih kental, mungkin akan kesulitan ketika sudah hampir kepala tiga tapi belum juga menikah. Atau, kamu harus sabar ketika digunjingkan tetangga karena memilih jadi working mom. Padahal, pilihan hidup perempuan tidak seharusnya jadi bahan komentar banyak orang.

Buat yang gak kuat mental, kadang tekanan ini kemudian mendorongmu memilih hal-hal yang sebenarnya gak kamu inginkan. Misalnya, resign dari tempat kerja akibat lelah dengan omongan keluarga atau orang-orang sekitar yang sering menyalahkan saat anak sedang alami masalah.

5. Semua membutuhkan uang

5 Alasan Jadi Dewasa Gak Semenyenangkan yang Kamu Kirailustrasi memegang uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Saat masih kecil, kamu mungkin belum terlalu aware dengan uang. Pokoknya, kalau butuh sesuatu tinggal minta orangtua. Gimana nantinya orangtua mendapatkannya gak dipikirin.

Saat dewasa barulah terbuka pikiranmu kalau ternyata uang itu penting karena semuanya butuh uang. Kesadaran inilah yang kadang mendorongmu mengambil pilihan gak ideal tapi tetap menjalaninya. Misalnya, walaupun sudah gak kerasan di tempat kerja sekarang tapi tetap dijalani karena belum menemukan tempat kerja baru.

Hidup kadang serbasalah. Saat kecil buru-buru ingin jadi dewasa. Namun, ketika sudah dewasa malah sering mengeluh ingin kembali lagi ke masa kecil dulu.

Sebenarnya pola pikir ini menunjukkan bahwa tiap situasi gak ada yang sempurna. Masa dewasa yang dulu diidam-idamkan pun ternyata gak seindah yang dibayangkan. Nikmati saja waktumu dengan sebaik-baiknya, ya.

Baca Juga: 6 Tips Jitu Menumbuhkan Sosok yang Dewasa dalam Diri, Terima Kritik!

L A L A Photo Verified Writer L A L A

Warga Jakarta, dah itu aja.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya