Diam-diam, Kamu Telah Lakukan Bullying Emosional jika Ada 5 Sikap Ini!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di balik sikap sok jago yang kerap dipertontonkan orang yang suka mem-bully, sebenarnya tersimpan rasa takut atau insecure di dalamnya. Untuk menyangkal rasa takut atau agar orang-orang di sekitarnya tak mengetahui bahwa jiwanya rapuh, akhirnya ia memilih jalan merundung sebagai kamuflase atau berlagak bahwa dirinya kuat.
Selama ini, bullying sering dikaitkan dengan perbuatan menindas orang lain secara fisik. Sebenarnya, perundungan ini juga bisa dilakukan secara emosional, lho! Berikut tanda-tanda emotional bullying yang mesti kamu cek. Bila tanda-tanda itu ada, berarti selama ini tanpa sadar, kamu sudah melakukan perundungan emosional. Yuk, kenali ciri-cirinya!
1. Memotong pembicaraan saat terjadi perdebatan
Kamu pasti pernah mengalami perbedaan pendapat, kan? Baik itu terhadap teman, keluarga, maupun pasangan. Supaya perdebatan itu sehat, mesti ada kesadaran dari kedua belah pihak untuk sama-sama mau mendengarkan.
Kedua belah pihak tidak boleh memaksakan pendapatnya karena merasa paling benar, apalagi sampai memotong pembicaraan. Lawan bicara jadi dipaksa untuk jadi pendengar, sementara hanya kamu saja yang jadi pihak pembicara. Gaya komunikasi seperti ini ternyata termasuk emotional bullying, lho!
2. Marah-marah
Di antara ciri sikap dewasa adalah mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Ini gak bisa dilakukan pada pem-bully emosional. Setiap kali ada masalah, kamu mengatasinya dengan marah-marah. Dengan marah, kamu gak perlu bersikap kompromi, gak perlu berusaha mengerti pandangan dari sudut berbeda, dan gak mesti berbesar hati bila ternyata kamu yang salah.
Bila lawan bicaramu kebetulan orang yang gak suka dengan drama atau khawatir jika pertengkaran denganmu akan membuat malu karena didengar tetangga sekitar, pasti dia akan memilih diam. Di situlah kamu merasa menang karena berhasil membuat orang lain tunduk dengan kehendakmu. Padahal, itu bukan cara komunikasi yang baik, lho!
Baca Juga: Jangan Balik Marah, 5 5ikap Ini Wajib Dilakukan saat Pasangan Marah
3. Sering menyalahkan
Editor’s picks
Perilaku menyalahkan adalah bentuk lain dari emotional bullying yang kerap ditemui sehari-hari. Dengan menyalahkan, sama saja kamu telah memojokkan lawan bicara.
Kesalahan yang seharusnya kamu tanggung malah dibebankan ke orang lain. Cara tersebut dilakukan sebagai mekanisme agar kamu gak terlihat lemah karena sudah melakukan kekeliruan. Itu sikap pengecut, lho!
4. Menangis sebagai senjata
Menangis memang bisa terjadi secara spontan sebagai ekspresi atas kesedihan atau kekecewaan yang dialami. Namun, kalau kamu suka menjadikan tangisan sebagai senjata untuk memanipulasi, tindakan demikian termasuk perundungan emosional, lho.
Misalnya, ketika sedang cekcok dengan pasangan, kamu tahu betul pasanganmu paling gak tahan melihatmu menangis sehingga sering mengalah. Hati-hati, lho, bila tindakan demikian sering kamu lakukan, lama-lama pasanganmu muak juga akhirnya.
5. Melempar barang saat marah
Jangan dibiasakan ketika marah melempar barang, membanting pintu, atau menggebrak meja. Perangai demikian umumnya sudah dekat sekali pada tindak kekerasan fisik.
Kendati kamu gak sampai menyakiti lawan bicara, dengan melempar barang, sudah termasuk taktik mengintimidasi. Hal demikian bukanlah cara tepat dalam berkomunikasi. Komunikasi jadi hanya berjalan satu arah saja. Dengan melakukan aksi intimidasi tersebut, kamu menutup jalur untuk lawan bicara memberikan penjelasan.
Bila ternyata benar ciri-ciri tadi ada padamu, cepatlah sadar. Perbaiki kembali kendali emosimu, serta cara berkomunikasi yang baik. Dengan melakukan perundungan emosional, hubungan interpersonalmu ke siapa pun gak akan berjalan dengan baik.
Baca Juga: 9 Film tentang Bullying Terkeren, Menyadarkan dan Membuka Matamu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.