5 Tips Latihan Mengecilkan Suara saat Bicara, Stop Teriak-teriak

- Dekatkan jarak saat bicara dengan orang lain, agar suaramu lebih pelan
- Latihan berbicara di depan cermin untuk bersikap lebih lembut pada diri sendiri
- Kendalikan emosi seperti sedih, kaget, dan marah agar suaramu tetap tenang saat berbicara
Pernah gak kamu diprotes orang di sekitarmu karena masalah suara? Bukan lantaran dirimu menyetel musik atau video apa pun keras-keras, namun justru suaramu sendiri ketika berbicara yang dinilai terlalu nyaring. Mereka mungkin bilang suaramu terdengar sampai perempatan. Padahal, kalian lagi berada di dalam rumah. Ucapannya memang agak berlebihan. Tapi suaramu saat berbicara di dalam rumah pun terdengar hingga ke depan pagar.
Hindari terus berdalih memang seperti itu caramu berbicara. Tidak bisa diubah lagi. Seperti halnya orang yang bicaranya lirih gak dapat dibuat lebih keras. Kamu masih bisa berubah asal ada kemauan. Bicara terlalu keras terkesan gak baik dan berdampak besar pada psikis orang lain. Yuk, ubah caramu ngobrol dengan latihan mengecilkan suara saat bicara berikut ini!
1. Dekatkan jarak saat akan bicara dengan seseorang

Kamu berbicara dengan seseorang dalam jarak dekat saja sudah keras. Apalagi bila jarak kalian lumayan jauh. Suaramu makin menggelegar. Meski sesungguhnya, andai volume suaramu diturunkan orang lain juga masih dapat mendengarnya dengan jelas.
Apabila langsung latihan mengecilkan suara sulit untukmu, ayo pangkas dulu jaraknya. Ketika dirimu ingin berbicara dengan siapa pun, jangan langsung ngomong begitu melihatnya. Tahan sampai jarak kalian lebih dekat.
Jarak satu meter atau kurang dari itu membuatmu otomatis berbicara lebih pelan dibandingkan jarak 5 sampai 10 meter. Tantangannya adalah kesabaran diri sendiri. Sering kali dirimu tak sabar ingin menyampaikan sesuatu ketika jarak kalian masih lumayan. Juga hindari mager. Bila ia tidak mendekatimu, kamu saja yang merapat.
2. Latihan berbicara di depan cermin

Latihan berbicara di depan cermin artinya lawan bicaramu adalah bayanganmu. Kamu hampir selalu berbicara dengan suara keras pada siapa pun, namun kamu pasti belum pernah melakukannya pada diri sendiri. Suara kerasmu ke orang lain sampai seperti bentakan. Tapi kamu tidak sekali pun membentak diri sendiri. Manfaatkan kecenderungan manusia bersikap lebih lembut pada diri sendiri untuk latihan berbicara dengan lebih santun.
Walaupun dirimu gak memakai kata-kata kotor, jika suara terlalu lantang bakal terdengar kasar. Coba ucapkan beberapa kalimat. Seperti, "Hai, diriku sendiri. Apa kabarmu? Semoga harimu menyenangkan." Berlatihlah setiap hari sampai kamu membawa kebiasaan berkata pelan pada diri sendiri dalam interaksimu dengan siapa saja.
3. Kendalikan rasa sedih dan keterkejutan

Kesedihan atau keterkejutan dapat membawamu pada sikap histeris. Ini yang membuat suaramu lebih keras ketika berbicara. Meski tentu saja, banyak juga orang yang makin sedih makin pelan suaranya.
Bahkan mereka tidak berbicara sama sekali hingga beberapa waktu. Akan tetapi bila kamu tipe orang yang mudah menangis keras sampai meneriakkan unek-unekmu, tingkatkan kontrol diri. Jangan berhenti berbicara sama sekali yang justru buruk untukmu dan bikin bingung orang lain.
Kamu cukup menunda bicara sampai lebih tenang. Demikian pula kalau dirimu gampang kaget. Rem keterkejutanmu ketika mengetahui apa pun dengan bernapas lebih dalam dan panjang. Ini bakal menahanmu berteriak-teriak. Rasa senang yang tidak terkontrol juga bisa membuatmu bicara nyaring sekali. Namun, biasanya cuma teriakan kegembiraan sesaat. Habis kamu bersorak, suaramu ketika berbicara sudah biasa lagi.
4. Memikirkan anggapan dan perasaan orang lain

Kamu gak boleh bersikap masa bodoh terhadap pendapat dan perasaan orang lain terkait kerasnya suaramu. Dirimu berkomunikasi dengan mereka. Maka mereka juga yang banyak dirugikan saat bicaramu terlalu nyaring.
Suaramu yang keras bisa bikin mereka merasa lagi dibentak-bentak. Mereka berpikir dirimu tidak menghargainya. Apalagi jika kebetulan kamu sedang kesal pada siapa pun. Pasti bicaramu tambah lantang dan seperti ada tanda seru di belakang setiap kalimat.
Tidak cuma orang yang berkomunikasi langsung denganmu yang gak nyaman. Kamu indekos, misalnya. Dirimu sedang menerima telepon pun dapat membuat teman-temanmu di kamar lain terbangun dari tidurnya. Suaramu seperti gak bisa dipelankan sedikit saja.
5. Pahami waktunya bicara nyaring atau pelan saja

Bicara dengan suara keras bukan sama sekali tidak boleh. Justru terkadang itu diperlukan. Contoh dirimu mesti berbicara lebih lantang ialah ketika melakukan presentasi. Kalau suaramu lirih, audiens tidak mendengar dengan jelas.
Demikian pula saat dirimu bertanya pada dosen di tengah perkuliahan. Jarak kalian yang lumayan menuntutmu berbicara lebih keras. Baik dosen maupun teman-temanmu perlu mendengarnya. Lebih-lebih ketika kamu berorasi, suara yang lantang membakar semangat pendengar.
Tapi dalam obrolan biasa yang lebih santai, pelankan suaramu. Jangan bikin orang-orang di sekitarmu sakit telinga, sakit kepala, serta jantung berdebar-debar. Kamu bicara pelan saja, mereka telah mendengarnya. Pun bicara keras-keras pasti membuatmu lebih cepat lelah dan haus.
Cara bicara merupakan kebiasaan. Artinya, kapan pun kebiasaan ini bisa dibentuk kembali agar lebih sesuai. Jangan bikin orang kaget bahkan tersinggung cuma gara-gara kamu terbiasa mengeraskan suara pada mereka. Yuk, mulai sekarang latihan mengecilkan suara saat bicara agar orang lain dan dirimu lebih nyaman!