Libur panjang sering kali diidentikan sebagai solusi dari segala kejenuhan. Banyak yang bilang, tubuh yang lelah akan segar kembali, pikiran yang penuh sesak akan kembali jernih, dan hati yang kusut akan menemukan tenangnya. Namun, setelah hari-hari tanpa alarm pagi dan penuh kegiatan yang menyenangkan itu berakhir, mengapa justru muncul rasa berat yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata sederhana?
Kamu barangkali pernah mengalaminya, kan? Saat kembali ke rutinitas setelah libur panjang, tubuhmu memang sudah move on, tapi pikiranmu tertinggal di pantai, di mall, atau di dalam villa pegunungan. Rasanya seperti sedang menyusun kembali potongan-potongan diri yang tercecer, nih. Nah, kondisi ini yang disebut dengan kelelahan emosional pasca-liburan, sebuah hal yang tak selalu tampak di permukaan, tapi menggerogoti mentalmu perlahan.
Kelelahan ini sering luput dari perhatian karena kamu terlalu fokus pada “kewajiban kembali produktif” tanpa sempat menengok apa yang sebenarnya kamu rasakan. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?