9 Toxic Friendship Warning, Cepat Kenali dan Kurangi Interaksi

Suka berteman tentu baik. Namun, kesukaanmu memiliki banyak kawan jangan sampai membuatmu gak aware dengan tanda-tanda pertemanan yang tidak sehat. Sebab hubungan yang toksik akan sangat memengaruhimu.
Lambat laun kamu bakal tertekan berada di antara mereka. Atau, malah dirimu menjadi sama toksiknya dengan mereka. Pertemanan yang beracun pasti sejak awal ada tanda-tandanya dan akan makin terasa seiring waktu. Sembilan toxic friendship warning berikut tidak untuk terus-menerus ditoleransi.
1. Bullying berdalih cuma bercanda bahkan panggilan sayang

Perundungan gak selalu berasal dari luar circle-mu. Kalau bullying dilakukan oleh orang-orang yang tidak dekat denganmu, kamu punya banyak teman yang dapat membantumu. Namun, saat pelaku perundungan malah kawan satu circle artinya kamu berjuang sendirian.
Bullying tetaplah bullying meski mereka berdalih hanya bercanda. Atau mereka beralasan kasih kamu panggilan sayang, tapi sesungguhnya itu olok-olok bagimu. Kamu tidak menyukainya dan merasa malu. Mereka mengabaikan keberatan serta perasaanmu.
2. Syarat aneh-aneh hanya untuk menjadi bagian dari mereka

Contohnya, satu atau beberapa orang bersedia menerimamu sebagai kawannya dengan syarat kamu melakukan sesuatu dulu. Seperti dirimu berani mengganggu teman yang dianggap culun, menggoda lawan jenis, mencuri, atau minum minuman keras. Apa pun alasan mereka menyuruhmu begitu, jangan dituruti. Mending kamu tak usah berkawan dengan mereka.
3. Menilaimu dari barang-barangmu

Penilaian yang dimaksud bukan sekadar misalnya, kamu suka segala yang lucu karena gemar membeli pernak-pernik. Akan tetapi, mereka menilaimu miskin atau kaya dari merek tas, seri smartphone, harga parfummu, dan sebagainya. Mereka tidak peduli dengan kualitas dirimu serta hanya fokus pada apa yang tampak.
4. Perbedaan dianggap sebagai tanda tidak setia kawan

Perbedaan sebetulnya tidak terelakkan di dunia ini. Dalam hal apa pun sudah menjadi fitrahmu berbeda dari orang lain. Namun, perbedaan terlalu dianggap sebagai ancaman dalam kelompok pertemananmu.
Kamu gak boleh lebih menonjol dari mereka dalam hal apa saja karena itu membuat kalian tidak sama. Pendapat pun begitu. Dirimu selalu diharuskan satu suara dengan mereka. Mereka tak menghargaimu sebagai individu.
5. Sebentar akur, sebentar kemudian bertengkar hebat

Hubungan pertemanan yang tidak stabil membuatmu gak bisa hidup tenang. Selalu ada drama yang menguras energimu. Hal-hal kecil apa saja bisa tiba-tiba diributkan seperti masalah hidup dan mati. Seolah-olah tak ada toleransi untuk sedikit kesalahan atau perbedaan. Walaupun akhirnya kalian akur lagi, model pertemanan begini terlalu melelahkan.
6. Baik di permukaan doang

Ini baru akan diketahui olehmu setelah cukup lama berteman dengan mereka. Kalau baru sebentar, dirimu malah bisa menganggap mereka baik sekali padamu. Seiring waktu baru terlihat aslinya.
Di belakangmu mungkin mereka sering berkata buruk tentangmu. Atau, mereka sama sekali gak mau membantu ketika dirimu sangat membutuhkannya. Mereka baik cuma saat hidupmu aman-aman saja.
7. Persaingan yang melelahkan

Persaingan bukannya sama sekali gak boleh mewarnai pertemanan. Malah kompetisi yang sehat bisa membuat hidup kalian tambah maju. Bedanya dengan persaingan yang cuma bikin capek, kalian saling support.
Sementara persaingan dalam toxic friendship dipenuhi sikap iri, memata-matai, dan licik. Gak ada sikap saling dukung. Yang ada usaha buat diam-diam saling menjatuhkan.
8. Melarangmu berteman dengan orang lain

Tanda berikutnya kadang malah membuatmu merasa aman di awal. Seakan-akan pertemanan yang eksklusif jaminan untuk hubungan yang lebih awet. Namun, seiring waktu baru dirimu merasakannya sebagai hambatan besar untuk maju.
Kamu butuh berjejaring dengan sebanyak mungkin orang buat mengembangkan diri serta kehidupanmu. Akan tetapi, itu memicu kecemburuan dan kemarahan mereka. Mereka gak mau dirimu berteman dengan orang di luar circle kalian.
9. Tidak suka kamu menjadi lebih baik dalam segala hal

Kamu dalam perjalanan menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya, dirimu sedang ingin lebih rajin dan gak malas lagi. Atau, lebih bijaksana dalam menggunakan uang supaya tak kembali terjebak pinjol. Juga berhenti judol, konsumsi miras serta narkoba, dan sebagainya.
Lingkar pertemanan yang baik seharusnya mendukungmu. Bahkan bila mereka tadinya punya kebiasaan buruk yang sama, kalian dapat saling menyemangati untuk berubah bareng-bareng. Namun, pertemanan yang toksik justru membuatmu dibenci karena hal tersebut.
Adanya tanda-tanda toxic friendship tidak untuk diabaikan, terus ditoleransi, atau dianggap biasa. Daripada tetap dekat dengan mereka, lebih baik kamu mulai menjaga jarak. Jangan takut kekurangan kawan karena orang baik masih banyak. Kalian dapat membangun hubungan yang lebih sehat.



















