Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Alasan Malas Curhat meski Hadapi Banyak Masalah

ilustrasi seorang perempuan yang sedang bingung
ilustrasi seorang perempuan yang sedang bingung (pexels.com/Liza Summer)

Masalah memang akan selalu ada dalam kehidupan sehari-hari. Kendati sadar akan situasi ini, tetapi rasanya tetap saja kewalahan saat menghadapinya, terlebih bila hal yang sama sekali tidak diharapkan itu malah datang bertubi-tubi. Kalau sudah sampai titik ini, kepala terasa begitu penuh dan sangat berisik, sehingga mengganggu ketenangan dalam menjalani hidup.

Pada saat seperti ini, sering kali akan muncul keinginan untuk curhat kepada orang-orang yang dipercaya. Namun demikian, ternyata ada juga momen di mana malas sekali untuk curhat meski beban sudah terasa semakin berat. Lantas, kenapa bisa begitu, sih? Yuk, cari tahu sebab malas curhat meski hadapi banyak masalah yang akan dijelaskan di bawah ini!

1. Belum ada waktu yang cukup untuk curhat sepuasnya

ilustrasi seorang perempuan yang kelelahan saat bekerja
ilustrasi seorang perempuan yang kelelahan saat bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Ketika berkesempatan untuk curhat, seseorang biasanya akan lupa waktu. Bagaimana tidak, dia berusaha untuk mengungkapkan seluruh hal yang sedang membebani diri, sehingga harus dilakukan semaksimal mungkin. Namun, semua itu hanya akan terjadi tatkala ada banyak waktu luang yang dimiliki.

Oleh sebab itu, seseorang bisa saja mengurungkan niat untuk curhat sekali pun sedang dilanda banyak masalah karena keadaan yang kurang mendukung. Dia sedang tidak punya banyak waktu luang untuk menyampaikan isi hati karena meski sedang menghadapi tantangan, kesibukan lain seperti bekerja tetap harus berjalan. Jadi, dari pada cerita dan hanya tanggung, lebih baik menyimpannya sendiri, setidaknya sampai ada kesempatan untuk mengungkapkannya dengan leluasa.

2. Energi masih rendah karena berusaha tetap waras dalam situasi sulit

ilustrasi seorang pria yang sedang lelah bekerja
ilustrasi seorang pria yang sedang lelah bekerja (pexels.com/Edward Jenner)

Akhirnya mendapatkan kesempatan untuk curhat memang menjadi pelipur lara yang manjur. Sekadar bercerita panjang lebar tanpa dapat solusi pun sudah sangat membantu mengurangi beban dalam dada. Namun, bila diingat lagi, aktivitas curhat yang intens semacam ini juga butuh energi besar, sedangkan saat menghadapi banyak masalah, energi sedang rendah karena berusaha menjaga kewarasan meski segalanya terasa sulit. Ya, semacam dalam survival mode, deh.

Oleh sebab itu, seseorang cenderung memilih untuk tidak banyak curhat di masa seperti ini, sekali pun kepada orang-orang dekatnya. Dia berusaha fokus bertahan hidup, menjaga kesehatan fisik dan mental agar tetap dalam keadaan baik. Jika nanti sudah ada energi lebih, baru mencari kesempatan untuk cerita sampai puas.

3. Kesulitan mencari cara untuk menyampaikan cerita dengan baik

ilustrasi seorang pria yang tampak gelisah
ilustrasi seorang pria yang tampak gelisah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada kalanya seseorang mengalami masalah yang dirasa tidak biasa. Entah tiba-tiba mengalami perubahan yang aneh dalam hubungan romantisnya, menemui peristiwa yang bagi mayoritas orang dianggap kurang baik tetapi dia justru memandangnya berbeda, dan lain sebagainya. Jika asal diceritakan saja, belum tentu orang lain bisa memahami dengan baik, sekali pun itu merupakan orang-orang terdekat yang punya koneksi kuat.

Berhubung kejadian semacam ini terasa membingungkan, orang itu pun kesulitan mencari cara yang tepat untuk menyampaikan cerita dengan baik agar dapat membuat pendengarnya mengerti. Oleh sebab itu, dari pada memaksakan diri bercerita saat keadaan sedang tidak menentu, lebih baik menyimpan masalah itu sendirian untuk sementara waktu. Jika terasa begitu sesak, pilihannya adalah curhat kepada Tuhan karena hanya Dia yang mengetahui segala isi hati, sekali pun manusia tidak mampu mengutarakannya dengan baik.

Kalau kamu punya teman yang hidupnya sedang tidak baik-baik saja karena ada banyak masalah, tetapi menolak untuk curhat, jangan tersinggung karena merasa seolah dia tidak percaya padamu. Ketahui mengapa ia malas curhat meski hadapi banyak masalah. Pahami juga mungkin dia sedang berusaha memenangkan "pertarungan" itu sendirian sebelum akhirnya meminta bantuan. Cukup berikan dukungan dan semangat, serta yakinkan bahwa kamu ada saat dia membutuhkan. Percayalah, hal ini sangat berarti dan mampu menambah kekuatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Jenis Side Hustle yang Bisa Membuka Koneksi Sosial, Jarang Disadari!

17 Okt 2025, 12:41 WIBLife