6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Saja

Menulis adalah proses, jadi tak perlu tergesa-gesa

Sama seperti pekerjaan yang lain, menjadi penulis pun ada titik rawan stresnya. Apalagi penulis hampir selalu bekerja sendirian. Tuntutan untuk kreatif juga bukan hal yang mudah dilakukan secara terus-menerus.

Meski rasa stres gak bisa sepenuhnya dihindari, ada enam tips yang dapat kamu terapkan agar merasa lebih baik. Semoga ini bisa memantapkan pilihan hidupmu sebagai penulis dan tak terlalu merasa tertekan lagi dalam menjalaninya.

1. Jangan merasa idemu tak berguna karena sudah banyak ditulis orang lain

6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Sajailustrasi kehabisan ide (pexels.com/Cup of Couple)

Di dunia kreatif, semua ide selalu berguna. Sekalipun banyak penulis telah mengangkat ide yang sama, eksekusinya tentu berbeda-beda. Inilah yang membuatmu gak perlu merasa buntu.

Ibaratnya, meski telah ada seribu penulis yang menulis suatu tema, kamu boleh menjadi penulis ke-1001. Tugasmu hanyalah mengembangkan cara pandang yang jujur menurut kamu. Bukan sekadar mengikuti cara pandang penulis lain.

2. Tulisan yang tidak bisa diselesaikan sekarang bukanlah kesia-siaan

6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Sajailustrasi memikirkan ide (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Menulis tidak perlu buru-buru. Kecuali kamu menulis berita terkini, kabar viral, atau opini tentang topik yang sedang ramai dibahas. Untuk tiga hal di atas memang wajib segera ditulis dan dipublikasikan agar tidak keburu basi. 

Namun, bila kamu menulis naskah buku dan cerpen misalnya, terhenti mengerjakannya saat ini bukanlah akhir dari kerja kerasmu. Mungkin kamu kurang riset, sehingga proses menulis gak lancar atau ada hal lain yang memaksamu mengalihkan perhatian. Tenang, suatu saat naskah dapat diteruskan, kok.

Baca Juga: 5 Alasan Introver Sangat Cocok Jadi Penulis, Bakat Alami?

3. Menulis untuk mencari uang bukanlah hal memalukan

6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Sajailustrasi mengamati uang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Di kalangan penulis, uang kadang menjadi perdebatan. Ada penulis yang mengkhawatirkan uang bakal membeli idealisme. Tulisan yang dihasilkan menjadi semata-mata mengikuti selera pasar atau keinginan pihak yang membayar.

Namun, hal itu sebetulnya kembali padamu. Jika kamu mau saja dibayar untuk menulis berita bohong atau menyebarkan kebencian dan pornografi, tentu ini tidak tepat. Namun, kemampuan menulis yang baik memang gak dimiliki semua orang.

Bila kemampuan menulismu di atas rata-rata, karyamu bermanfaat untuk orang banyak, atau membantu promosi produk, tentu saja kamu pantas mendapatkan uang. Bahkan tanpa perlu dirimu memintanya karena pihak-pihak lain membutuhkan keahlianmu.

dm-player

4. Menunda membaca komentar pembaca baik untuk persiapan mental

6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Sajailustrasi ekspresi kaget (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pembaca tentu sangat penting bagi seorang penulis. Apalah artinya penulis berkarya apabila tidak ada orang yang membaca buah pikirnya? Hanya saja, membaca komentar mereka terlalu cepat kadang juga gak baik untuk penulis.

Komentar yang positif bisa bikin penulis terlalu senang. Kamu akan merasa tulisanmu sudah bagus sekali. Sebaliknya, sedikit saja komentar negatif dapat membuatmu kelewat sedih atau marah. Kedua emosi di atas mampu menghambat prosesmu dalam berkarya selanjutnya.

Meski komentar pembaca juga diperlukan untuk meningkatkan semangat serta kualitas tulisanmu, bacalah setelah kamu cukup siap. Misalnya, dua minggu setelah artikelmu terbit atau notifikasi komentar masuk. Saat itu kamu sudah gak terlalu terikat secara emosi dengan karya yang dikomentari.

5. Gak usah terlalu mengagumi karya sendiri

6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Sajailustrasi penulis membaca naskah buatannya (pexels.com/SHVETS production)

Tentu saja sudah seharusnya kamu bangga dengan karya sendiri. Akan tetapi, terlampau mengagumi hasil pemikiran sendiri juga gak baik. Itu hanya meningkatkan subjektivitasmu.

Akibatnya, kamu sangat sukar diberi masukan sekalipun dari editor. Terburuk, dirimu cenderung meremehkan tulisan orang lain. Kamu selalu merasa karyamu yang terbaik.

6. Tidak perlu menulis sepanjang waktu kalau memang belum mampu

6 Hal yang Perlu Diketahui agar Tak Stres Jadi Penulis, Nikmati Sajailustrasi penulis santai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Daya tahanmu dalam menulis dapat ditingkatkan seiring latihan. Namun, ini juga berbeda-beda setiap penulis. Ada penulis yang tadinya hanya dapat membuat satu artikel dalam beberapa hari.

Lama-kelamaan ia bisa menghasilkan artikel setiap hari. Akan tetapi, kecepatan menulismu mungkin berbeda. Kamu stres sekali bila diwajibkan menulis setiap hari.

Tidak apa-apa. Selama kamu tak terikat kontrak kerja yang mengharuskanmu menulis setiap hari, sesuaikan dengan kemampuanmu saja. Untuk pemasukan, dirimu masih dapat melakukan pekerjaan lain.

Menulis sebagai pekerjaan utama sekalipun mestinya tak usah membuatmu begitu stres. Justru kamu harus lebih bahagia karena menulis. Kalau kegiatan menulis mulai menimbulkan tekanan psikis, cek apa yang kurang tepat dalam caramu melakukannya.

Baca Juga: 8 Titik Lelah Seorang Penulis yang Bikin Ingin Berhenti Berkarya

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya