5 Alasan Gak Perlu Memberitahukan Seluruh Kepintaranmu di Satu Waktu

Orang cenderung menganggapmu pamer saja

Pintar di suatu bidang tentu menerbitkan rasa bangga dalam diri. Kamu mencapai kepintaran tersebut dengan usaha yang tak mudah dan hasilnya bisa bermanfaat juga buat orang banyak. Namun, perlukah dirimu memberitahukan semua yang diketahui pada orang lain dalam satu waktu?

Lebih dari sekadar sia-sia, tindakan tersebut juga cenderung merugikanmu. Pikirkan kembali tujuanmu hendak melakukannya sebab mungkin lebih banyak keburukannya dibandingkan kebaikannya. Tahan dorongan untuk terlihat pintar dengan mengingat lima hal ini.

1. Kamu langsung dicap pamer dan sombong

5 Alasan Gak Perlu Memberitahukan Seluruh Kepintaranmu di Satu Waktuilustrasi menjelaskan (pexels.com/Anna Shvets)

Apa lagi tujuanmu memberitahukan seluruh pengetahuan dan pencapaianmu pada orang lain bila bukan menyombongkan diri? Meski kamu gak sepakat dengan tuduhan itu, pendapat orang tetap sulit berubah. Mereka tidak melihat adanya keperluan yang jelas sebagai latar belakang sikapmu.

Mereka tak meminta penjelasan apa pun darimu. Kalaupun kamu mendapat pertanyaan tentang sesuatu, untuk apa dirimu sampai membicarakan begitu banyak hal di luar itu? Tindakanmu seperti hendak mendeklarasikan diri sebagai orang yang paling pintar di dalam kelompok atau minimal lebih unggul ketimbang lawan bicara.

Sepintar apa pun dirimu, bakal lebih baik jika kamu dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Tahan keinginan berbicara dan senantiasa pikirkan dulu apa perlunya memberitahukan sesuatu pada orang lain. Semua yang gak perlu lebih baik tidak usah dibicarakan.

2. Jika bermaksud mengajar, orang yang diajari juga sulit memahami

5 Alasan Gak Perlu Memberitahukan Seluruh Kepintaranmu di Satu Waktuilustrasi mengajar (pexels.com/Yan Krukau)

Pengajar profesional tentu telah mengetahui cara mengajar yang baik, yaitu secara bertahap. Maka sikap berlebihan dalam menunjukkan pengetahuan biasanya dilakukan oleh orang di luar pengajar profesional. Misalnya, kamu membantu teman untuk mempelajari sesuatu.

Saking bangganya dianggap sebagai mentor oleh rekan sebaya, dirimu bisa berlebihan dalam memperlihatkan ilmumu. Semuanya ditumpahkan saat itu juga. Alih-alih bermanfaat dan membuat kawan lekas paham, caramu ini malah menghambat proses belajarnya.

Ia akan seperti sebuah gelas yang tidak mampu menampung kucuran air seteko penuh. Banyak sekali penyampaianmu yang tidak terekam dalam memorinya. Bahkan dia dapat stres dan memutuskan berhenti belajar.

Baca Juga: 5 Perbedaan Antara Sikap Sombong dan Percaya Diri, Sudah Tahu? 

3. Tahu ukuran juga bagian dari kepintaran

5 Alasan Gak Perlu Memberitahukan Seluruh Kepintaranmu di Satu Waktuilustrasi mengajari teman (pexels.com/Gustavo Fring)
dm-player

Kamu boleh saja bangga dengan kepintaranmu di suatu bidang. Akan tetapi, jangan lupa bahwa pintar bukan hanya tentang luasnya pengetahuan. Pemahaman mengenai ukuran juga bagian dari kepintaran yang tak boleh terlewatkan.

Maksudnya, dirimu mesti tahu kepintaran dalam hal apa dan seberapa banyak yang perlu ditunjukkan pada orang lain. Setiap situasi barangkali menuntut takaran kepintaran yang berbeda. Kamu disebut sungguh-sungguh pintar apabila mampu memperlihatkan kepandaianmu di suatu bidang tepat seperti yang dibutuhkan, tidak kurang atau berlebihan.

Lihat juga reaksi dari orang di sekitarmu atau lawan bicara. Sebisa mungkin jangan bikin mereka bosan mendengarkanmu. Sebelum mereka jenuh, kamu harus berhenti supaya apa yang telah disampaikan tertanam dengan baik dalam benaknya.

4. Masih banyak hal yang mesti dikerjakan

5 Alasan Gak Perlu Memberitahukan Seluruh Kepintaranmu di Satu Waktuilustrasi mengerjakan tugas (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kian pintar dirimu, kian banyak waktu yang akan kamu habiskan untuk memperlihatkan seluruh pengetahuan dan prestasimu. Apakah dirimu tak punya kegiatan lain yang menanti buat segera dilakukan? Padahal, kamu gak bakal puas melakukan hal serupa sekali saja.

Di berbagai kesempatan, dirimu pasti mengulanginya lagi. Tanpa sadar dirimu menghabiskan terlalu banyak waktu cuma buat bicara panjang lebar di forum yang tidak resmi. Semua ini hanya untuk mendongkrak rasa senangmu karena terlihat hebat.

Namun, kegiatan-kegiatan lain yang jauh lebih penting malah terbengkalai. Jangan kaget bila kelak kamu mendapati pencapaian dalam hidupmu makin menurun. Sepintar apa pun dirimu sekarang, kamu masih perlu mengerjakan berbagai hal dan gak boleh cepat puas.

5. Kepintaran otomatis tampak dari hasil kerja atau belajarmu

5 Alasan Gak Perlu Memberitahukan Seluruh Kepintaranmu di Satu Waktuilustrasi suasana kerja (pexels.com/Thirdman)

Jika kamu bukan pengajar, ada cara yang lebih efektif serta efisien untuk menunjukkan kepintaranmu. Yaitu, cukup dengan mempersembahkan hasil kerja atau hasil belajarmu. Kedua hal ini tidak bakal keliru menggambarkan kepintaranmu.

Tak terkecuali, jenis kepintaran yang sukar untuk dijelaskan pada orang awam. Fokus saja dalam bekerja atau belajar. Jangan ingin terlihat pintar di awal, tetapi bersabarlah sampai orang-orang tahu hasil dari setiap hal yang dikerjakan dengan tekun.

Tanpa perlu banyak bicara, mereka pasti mengakui kehebatanmu kalau hasil kerja atau ujianmu di atas rata-rata. Cara ini juga mencegahmu dianggap cuma berbual. Kepintaranmu terbuktikan.

Memberitahukan seluruh kepintaranmu dalam satu waktu mungkin memang tak membuat orang lain langsung berpikir untuk memanfaatkanmu. Mereka mendengarkan seluruh perkataanmu saja sudah capek. Butuh waktu untuk mereka memproses seluruh informasi tersebut dan meyakinkan diri terkait kebenarannya.

Akan tetapi, tindakan tersebut juga tidak menguntungkanmu. Apalagi bila dirimu adalah orang baru di suatu lingkungan. Kamu mungkin mengharapkan respek dan penerimaan mereka, tetapi keduanya malah gagal diperoleh karena persepsi mereka keburu negatif atas aksimu menunjukkan seluruh kepandaian diri.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Selalu Pamer Kepintaran sampai Dikira Sombong

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya