6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktu

Secara emosi juga bisa gak bagus untukmu

Semua orang memang butuh curhat. Namun, ini gak bermakna kamu harus selalu mau mendengarkan curahan hati setiap orang. Jika kamu dipilih menjadi tempat curhat, boleh jadi itu karena dirimu punya sejumlah sifat yang baik.

Seperti bisa menjaga rahasia, bijaksana, sabar dalam mendengarkan, dan sebagainya. Namun, selalu mau menerima curhat orang lain juga merugikan diri sendiri. Terkadang kamu perlu tegas supaya mereka tahu, bahwa dirimu lagi gak ingin atau tidak bisa mendengarkan unek-unek orang lain.

Gak apa-apa sesekali mengecewakan orang karena kamu juga gak mampu menyenangkan semuanya. Berikut enam alasan mengapa kamu tak perlu mendengarkan semua curhatan orang lain. Bukan jahat, tapi jangan sampai mengorbankan urusan-urusan sendiri. 

1. Orang yang suka curhat bisa gak pandang waktu, tempat, dan situasi

6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktuilustrasi menerima telepon (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Orang dengan kebutuhan curhat yang tinggi dan mulai mengalami ketergantungan terhadapmu akan menjadi egois ketika butuh teman bicara. Di mana pun, kapan saja, dan dalam kondisimu yang seperti apa pun dia langsung mencurahkan isi hati. Ia bisa menghubungimu tengah malam, terlalu pagi, atau di jam kerjamu.

Bahkan, bila ia mengirim pesan, dia tidak sabar menunggumu punya waktu luang buat membalasnya. Padahal, tentu saja kegiatanmu tak hanya mendengarkan orang lain curhat. Belum lagi ketika situasimu sedang kurang baik.

Dia yang kadung gak peka boleh jadi tetap curhat dan bikin suasana hatimu kian buruk. Terimalah curhat teman atau siapa pun hanya ketika waktu, tempat, dan kondisimu memungkinkan. Jangan ragu menolak atau setidaknya menahannya buat gak curhat sekarang apabila momennya tidak pas.

2. Kamu juga tidak dapat memberikan solusi untuk setiap masalah

6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktuilustrasi teman curhat (pexels.com/Edmond Dantès)

Sebagian orang yang mencurahkan isi hatinya memang cuma ingin didengar. Mereka gak minta solusi darimu dan sadar bahwa mencarinya adalah tanggung jawab pribadi. Namun, sering kali sesi curhat diakhiri dengan pertanyaan, "Menurutmu, aku harus bagaimana?".

Padahal, masalah yang disampaikan setiap orang padamu berbeda-beda. Belum tentu dirimu pernah mengalami hal yang sama atau setidaknya mirip. Bahkan kamu juga gak punya sekadar teori yang sesuai dengan kasusnya sebagai bahan menasihati.

Sementara itu, nasihat sekadarnya seperti memintanya untuk bersabar malah bisa membuatnya kesal karena bosan mendengarnya. Maka dari itu, apabila kamu tahu isi curhatnya bakal di luar kemampuanmu memberikan solusi, tak ada salahnya dirimu langsung mengatakannya di awal. Daripada bercerita panjang lebar padamu, ia bisa mencari orang lain yang lebih mungkin membantunya memecahkan masalah.

Baca Juga: 5 Tips Lebih Dekat dengan Orang yang sedang Curhat, Selami Isi Hatinya

3. Terus mendengarkan curhat ganggu aktivitas, pikiran, dan emosimu

6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktuilustrasi teman curhat (pexels.com/Kampus Production)

Curhat sering kali tidak bisa sebentar. Pasalnya, dalam curhat selalu melibatkan perasaan. Kamu tidak mungkin mengakhiri sesi curhat ketika orang sedang sedih-sedihnya.

Justru dirimu mesti terus menunggu sampai ia berhenti menangis dan cukup tenang buat ditinggalkan atau pulang. Bayangkan kalau kamu masih punya banyak tugas yang mesti segera dikerjakan. Gara-gara tak mampu menolak orang yang ingin curhat, kegiatanmu sendiri malah berantakan.

dm-player

Pikiran serta emosimu pun dapat terpengaruh oleh isi curhatan orang. Kamu adalah apa yang dirimu dengar. Hampir setiap hari dicurhati teman tentang kegalauannya, pasti akhirnya kamu ikut galau bahkan mungkin lebih galau darinya tanpa masalah yang jelas.

4. Mereka gak pernah mau gantian mendengarkan isi hatimu

6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktuilustrasi teman curhat (pexels.com/Marcus Aurelius)

Ini bukan tentang kamu mengharapkan balas budi atas kesediaanmu menjadi tempat curhat orang lain. Hanya saja, sebagai manusia biasa dirimu pasti juga sesekali perlu mencurahkan isi hati. Wajar kalau kamu langsung teringat pada orang-orang sering curhat padamu.

Pikirmu, tentu mereka juga mau mendengarkan curhatanmu. Akan tetapi ketika beberapa dari mereka menolak atau terlalu pasif sehingga tidak menyenangkan untuk menjadi tempat curhatmu, kamu pasti kecewa. Rasanya dirimu selalu ada buat mereka, tetapi mereka tidak melakukan hal serupa padamu saat kamu sangat membutuhkannya.

Pengalaman seperti di atas mengajarkanmu supaya lebih selektif dalam memilih orang yang boleh curhat padamu. Uji saja dengan bergantian curhat padanya selepas masalahnya selesai. Jika dia gak mau mendengarkanmu, berarti ke depan kamu tak perlu lagi menyediakan telinga untuknya.

5. Curhat melulu, tetapi gak mau berintrospeksi

6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktuilustrasi teman curhat (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Curhat yang lebih dari sekali dan masih tentang hal yang sama berarti memerlukan penanganan lebih lanjut. Ada masalah yang cukup serius dan langkah awal buat mengatasinya ialah dengan kesediaan berintrospeksi. Teman yang curhat mesti melihat ke dalam diri, menemukan kesalahannya sendiri dan bukan hanya menyalahkan orang lain, kemudian memperbaiki keadaan.

Paling malas kalau kamu berhadapan dengan orang yang curhat melulu, tetapi gak mau berintrospeksi. Seluruh isi curhatnya pasti bernuansa membenarkan diri sendiri atau bersikap seolah--olah korban dari orang lain. Mau ia curhat terus juga tak bakal ada solusinya.

Dia tentu gak merasa capek curhat padamu. Namun, bagaimana denganmu? Kamu telah berkali-kali mengarahkannya untuk berintrospeksi pun diabaikannya.

6. Kebaikanmu disalahartikan

6 Alasan Kamu Gak Perlu Mendengarkan Semua Curhat, Menghabiskan Waktuilustrasi teman curhat (pexels.com/Kindel Media)

Mau menjadi tempat curhat buat orang lain sebenarnya hal yang baik. Kesediaanmu mendengarkan dapat sangat mengurangi tingkat stres mereka. Hanya saja, kebaikanmu ini ternyata bisa disalahartikan oleh beberapa orang.

Kesalahpahaman pertama adalah teman lawan jenis yang sering curhat padamu mulai berpikir dirimu menyukainya sehingga selalu mau meluangkan waktu untuknya. Kesalahpahaman berikutnya misalnya, orang mengira hidupmu tidak pernah ada masalah sehingga pikiranmu senantiasa longgar buat menerima curhatan orang. Apa pun kesalahpahamannya, ini tentu gak bisa dibiarkan.

Kamu yang menanggung kerugian dari kesimpulan-kesimpulan yang keliru itu. Niatmu cuma menjadi teman curhat yang baik, lambat laun malah repot oleh urusan cintanya yang bikin kamu tidak nyaman. Makanya, batasi kesempatan orang untuk curhat padamu.

Tidak perlu merasa gak enak ketika dirimu lagi ogah mendengarkan orang curhat. Kamu punya titik lelah dalam hidup sama seperti mereka. Pun jika masalah mereka tak kunjung berakhir, mereka dapat berkonsultasi pada orang yang ahli seperti psikolog atau konsultan perkawinan dan keuangan disesuaikan dengan jenis problemnya.

Baca Juga: 5 Alasan Kita Curhat dengan Orang Lain Dibanding Keluarga

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya