5 Alasan Kadang Kamu Harus Mengabaikan Tantangan, Bukan Tujuanmu

Menjawab setiap tantangan habiskan energimu

Ada banyak sekali tantangan yang dapat kamu temukan baik dalam studi, pekerjaan, maupun pergaulan sehari-hari. Dirimu juga sudah sering mendengar bahwa tantangan penting supaya kamu gak terjebak di zona nyaman. Berusaha menjawab tantangan konon bakal membuat hidupmu lebih maju.

Kalau setiap tantangan mesti dihadapi, dirimu terancam kelelahan. Bukannya kian maju oleh keberhasilanmu menjawab tantangan, bisa-bisa kamu justru mengalami kemunduran dalam hidup. Apalagi, jika tidak pandai memilih mana tantangan yang penting untuk ditaklukkan atau diabaikan saja.

Ada dua jenis tantangan yang perlu disikapi secara berbeda, yaitu tantangan yang secara alami muncul dalam perjalananmu meraih sesuatu, serta yang diberikan oleh orang lain. Tantangan terakhir umumnya mesti disikapi dengan lebih selektif. Jangan ragu buat mengabaikannya saja, apabila ada satu dari lima alasan berikut.

1. Tantangan itu gak relevan dengan tujuanmu

5 Alasan Kadang Kamu Harus Mengabaikan Tantangan, Bukan Tujuanmuilustrasi seorang perempuan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Waktumu terbatas dan tujuanmu masih jauh. Dengan fokus pada tujuan saja, prosesnya tetap harus dilalui dengan sabar. Apalagi kalau konsentrasimu terbagi-bagi untuk berbagai tantangan yang seolah-olah penting buat dijawab.

Padahal bila dicek lebih saksama, sebagian besar tantangan itu gak berhubungan dengan tujuanmu. Artinya, tantangan itu malah menjadi pengalih perhatianmu dari hal-hal yang utama. Kamu berhasil atau tidak dalam menjawabnya tak berpengaruh pada tercapainya tujuanmu.

Justru meladeni tantangan itu memperlambat kamu sampai ke tujuan. Dirimu seperti hendak pergi ke suatu tempat yang lebih dekat bila melalui jalan lurus. Namun, kamu berkali-kali membelok hanya demi memenuhi tantangan buat melewati jalan-jalan lain. Semua hal yang gak relevan dengan tujuanmu mestinya disingkirkan saja.

2. Keberhasilan menjawabnya cuma buat keren-kerenan

5 Alasan Kadang Kamu Harus Mengabaikan Tantangan, Bukan Tujuanmuilustrasi sekelompok teman (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu gak butuh pengakuan dari orang lain tentang seberapa kerennya dirimu. Tanpa menuruti tantangan yang diberikan pun, kamu merasa sudah keren. Justru ikut-ikutan menjawab tantangan itu bikin kamu gak keren. Jenis tantangannya boleh jadi menurutmu dangkal, seperti sekadar mengejar gaya.

Bisa juga tantangannya amat negatif, misalnya, kamu berani atau tidak untuk berbuat onar. Jika dirimu berani melakukannya, kamu dipandang hebat oleh kawan dalam circle-mu. Standar keren versimu berbeda dengan versi mereka. Maka buat apa kamu repot-repot berusaha menjawab tantangan tersebut?

Dirimu cukup melakukan hal-hal yang selaras dengan nilai-nilaimu. Gak apa-apa dianggap tidak keren oleh orang lain asalkan kamu yakin telah berbuat hal yang benar dan menurutmu layak dilakukan. Dengan teguh pada prinsip, dirimu justru lebih keren ketimbang selalu ikut arus, tanpa paham apakah itu baik atau buruk dan penting atau tidak.

Baca Juga: 7 Tantangan Membiasakan Diri Berpikir Logis, Kamu Pernah Merasakan?

3. Kemampuanmu terlalu jauh dari tantangan

5 Alasan Kadang Kamu Harus Mengabaikan Tantangan, Bukan Tujuanmuilustrasi percakapan (pexels.com/Qasim Ali)

Kemampuan yang terlalu gak sesuai dengan tantangan bisa berarti di bawah atau di atasnya. Dari sini saja sebenarnya telah tampak bahwa tantangan itu bukan buatmu. Tantangan yang cocok untukmu seharusnya membutuhkan kemampuan yang sebanding atau sedikit lebih tinggi.

Dengan begitu, kamu masih dapat menaklukkan tantangan itu. Kalau kemampuanmu terlampau tinggi alias tantangannya begitu remeh, berarti itu bukan lagi tantangan. Kamu bisa melakukannya dengan gampang sekali, tapi keberhasilan itu tidak memberikan kepuasan untukmu.

Kesuksesan tersebut juga tak meningkatkan kemampuanmu. Justru kesukaan mengambil tantangan yang paling gampang lama-lama dapat menurunkan kemampuanmu. Kecuali, kamu mengincar sesuatu dari tantangan yang terlalu mudah itu seperti hadiahnya. 

Sebaliknya, tantangan dengan tingkat kesulitan berlipat-lipat dari kemampuanmu sebaiknya juga gak diambil. Bukan berarti kamu tak perlu mengeluarkan usaha lebih dalam hidup, tetapi hasilnya sudah jelas yaitu peluang gagal yang begitu besar. Kamu bisa mengambil tantangan yang sama di waktu mendatang ketika kemampuanmu telah meningkat.

4. Ada prioritas lain

5 Alasan Kadang Kamu Harus Mengabaikan Tantangan, Bukan Tujuanmuilustrasi suasana kerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Prioritas harus tetap ditempatkan di urutan paling atas. Perhatianmu jangan terlalu mudah pecah oleh berbagai tantangan. Bisa menjawab beragam tantangan mungkin ada sisi bagusnya dan membuatmu bangga. Namun, bagaimana bila prioritasmu malah menjadi terabaikan?

Prioritas cuma boleh berubah oleh hal yang lebih mendesak. Bukan daftar prioritasmu diselingi oleh macam-macam tantangan yang hanya memberimu kepuasan sesaat, ketika kamu mampu melakukannya. Biarkan tantangan itu atau orang yang memberikannya menunggumu sampai longgar. Jika pun tantangan itu tidak bisa menantimu, gak usah terlalu memikirkannya.

Waktu serta energimu masih dibutuhkan buat penyelesaian berbagai prioritas. Ini bukan saatnya untukmu memecah konsentrasi, karena kegagalan memenuhi prioritas pasti berdampak serius. Apa yang diprioritaskan berarti telah menjadi tanggung jawabmu, sedangkan tantangan masih dapat dipilih akan diambil atau tak.

5. Tantangan dibuat dan diberikan untuk mempermalukanmu

5 Alasan Kadang Kamu Harus Mengabaikan Tantangan, Bukan Tujuanmuilustrasi percakapan (pexels.com/Felicity Tai)

Selain isi tantangan, kamu juga perlu mewaspadai motivasi dari orang yang memberikannya padamu. Jangan terlalu polos karena tantangan dari orang lain pun bisa dimaksudkan untuk mengerjaimu saja. Termasuk, membuatmu malu baik karena tantangan itu memang melibatkan aksi yang gak etis atau seseorang sudah tahu kamu tak akan mampu melakukannya.

Dia siap menjadikanmu olok-olok bila hal itu benar-benar terjadi. Cermati betul karakter pemberi tantangan. Apabila tujuannya dalam memberikan tantangan buruk, pasti tugasmu pun aneh-aneh dan cenderung buat menguji rasa gengsimu saja. 

Jenis tantangannya bukan yang akan meningkatkan skill-mu. Jika kamu masih saja menanggapinya, bersiaplah merasa sakit hati setelahnya. Tantangan dari orang usil serta cuma kamu yang harus melakukannya sedangkan ia tidak, tak perlu ditanggapi dengan serius. 

Selalu menghubungkan keberanian menjawab tantangan dengan keberhasilan di masa depan dapat menyesatkanmu. Jangan membuang-buang energi serta waktumu buat tantangan yang mestinya dibiarkan saja. Tak perlu terlampau memikirkan respons orang lain selama kamu yakin tentang apa yang seharusnya dilakukan atau dijauhi.

Baca Juga: 4 Pesan Tersirat dari Rasa Lelah Menghadapi Tantangan

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya