6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangat

#IDNTimesLife Gak harus nunggu motivasi dari orang lain

Hal paling mengkhawatirkan terkait pesimisme yang menguasai diri adalah kalau-kalau kamu gak bisa keluar dari jeratannya. Cara pandangmu terhadap segalanya menjadi begitu negatif dan membuatmu merasa buruk pula. Rasa pesimis menggerus semangatmu sehingga hidup terasa begitu suram.

Meski pesimisme sekali menjangkiti bisa sulit dijauhi, kamu masih dapat kembali optimis, kok. Bahkan tanpa bantuan dari orang lain buat memberi semangat. Untuk kamu mampu membebaskan diri dari rasa pesimis yang mengganggu, tentu kamu gak bisa tinggal diam.

Mesti ada usaha untuk mempelajari pesimisme itu sendiri walau suasana hatimu sedang tak menentu. Kehadiran orang lain bukan hal yang utama untuk mengembalikan optimis. Kalau kamu melakukan enam hal berikut, optimismemu juga akan kembali.

Baca Juga: 5 Hal ketika Lebih Gampang Pesimis daripada Optimis, Bahaya?

1. Mengkritisi sebab-sebab munculnya rasa pesimis

6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangatilustrasi optimisme (pexels.com/Kevin Malik)

Pesimisme yang sedang membelenggu pikiranmu tidak bisa dibiarkan saja. Kalau kamu bersikap pasif terhadap rasa pesimis, optimismemu kian jauh. Hal penting yang harus dilakukan adalah mengkritisinya untuk menemukan penyebab utama dari rasa pesimis itu.

Apa sih, yang sebetulnya membuatmu menjadi serba gak yakin dengan sesuatu? Apakah ada penyebab yang kuat atau kamu cuma termakan kekhawatiran yang kurang berdasar? Adakah hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi supaya dirimu kembali optimis?

Misalnya, kamu menduga pesimisme menguasaimu karena akhir-akhir ini dirimu dikelilingi oleh orang-orang yang pesimis. Setiap saat mereka membahas kemungkinan-kemungkinan terburuk sehingga lama-kelamaan menularimu. Maka solusi tercepat agar rasa pesimismu tidak bertambah bahkan pelan-pelan berkurang adalah dengan menjaga jarak dari mereka.

2. Capek overthinking, pilih masa bodoh dan jalan terus

6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangatilustrasi bahagia dan optimis (pexels.com/Anil Sharma)

Ketika kamu pesimis, beban pikiranmu banyak sekali. Dalam segala hal tentu ada kemungkinan baik dan buruk. Namun, rasa pesimis membuat dirimu seperti tak pernah cukup dengan memikirkan satu hal buruk.

Setelah kamu memikirkan sesuatu yang negatif pasti muncul lagi pemikiran-pemikiran jelek lainnya. Tambah lama tambah negatif dan seperti saling menguatkan. Dirimu menjadi yakin sekali kalau peluang baiknya tak ada.

Overthinking seperti di atas membuatmu lelah. Pikiran sulit diistirahatkan bahkan kamu naik ke ranjang dan bangun tidur pun dengan perasaan yang buruk. Jika kamu sudah bosan dengan keadaan seperti ini, dirimu terdorong buat bersikap masa bodoh. Kamu gak lagi terlalu memikirkan apa yang terjadi nanti dan lebih fokus untuk terus menjalankan rencana-rencanamu.

3. Tahu motivasi seseorang yang bikin kamu pesimis

6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangatilustrasi percakapan (pexels.com/RDNE Stock project)

Pesimisme dapat secara sengaja ditularkan oleh seseorang padamu. Kamu tidak kehilangan harapan dan semangat hanya karena kebetulan berada di circle yang berisi orang-orang pesimis. Dirimu bisa saja berada di lingkar pertemanan yang penuh optimisme, tetapi ada satu orang yang kurang menyukaimu.

Dia bukan pribadi yang pesimis, tapi mendengki padamu. Ia gak akan suka kalau hidupmu makin maju dan mencapai banyak keberhasilan. Bahkan optimismemu tentang apa saja sudah membuatnya cemas.

Maka ia mencoba menurunkan optimismemu dengan segala cara. Bila kamu tidak mewaspadai hal ini dan terlalu berpikir positif tentang semua orang, dirimu malah memercayai setiap perkataannya. Namun begitu kamu mampu membaca niatnya yang kurang baik, dirimu bakal menangkal pengaruhnya dan makin menunjukkan optimisme biar ia kesal sendiri.

Baca Juga: 5 Cara Membangun Pandangan Positif terhadap Apa pun, Optimis Mampu

4. Mendapatkan petunjuk yang menggembirakan

6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangatilustrasi keberhasilan (pexels.com/Kindel Media)

Apabila rasa pesimismu belum terlalu parah, tidak sulit untuk memulihkannya. Satu peristiwa positif sekecil apa pun dapat seketika memantik semangatmu kembali. Pesimisme itu tak perlu dilawan dengan keberhasilan yang besar.

Pencapaian sederhana yang gak terduga pun bisa mematahkan seluruh pemikiranmu yang sudah terpengaruhi pesimisme. Sebagai contoh, kamu pesimis dengan kariermu yang sudah ganti tahun masih berjalan di tempat. Tapi begitu strategi kerja yang kamu buat berhasil dan diapresiasi oleh teman hingga atasan, pesimisme itu lenyap.

Walau kenyataannya kamu belum naik jabatan, pandanganmu terhadap peluang karier di masa depan telah berubah menjadi lebih baik. Pikirmu sekarang, tidak mungkin karyawan yang berkali-kali berhasil memberikan yang terbaik dari dirinya dibiarkan di satu posisi. Cepat atau lambat kamu bakal dipercaya menempati posisi yang lebih tinggi asal konsisten dalam menunjukkan prestasi.

5. Sadar bahwa pesimisme menutup pintu keberhasilan

6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangatilustrasi semangat belajar (pexels.com/RDNE Stock project)

Meski sedang diliputi pesimisme, kamu tahu bahwa perasaan ini dapat mengantarkanmu pada kegagalan yang sesungguhnya. Orang yang optimis juga bisa gagal. Namun, gagalnya orang yang optimis akan segera diikuti dengan percobaan kembali sampai berhasil karena yakin keberhasilan adalah hal pasti bagi mereka yang terus berjuang.

Sementara itu, orang yang pesimis bukannya tidak mampu melakukan sesuatu dengan baik. Akan tetapi, rasa pesimis terlebih dahulu menahannya dari kemauan mencoba dengan sungguh-sungguh sehingga dapat dipastikan mereka bakal gagal dan tak mau lagi melakukannya. Ketika kamu mengerti hubungan sebab akibat ini dengan jelas, kamu tidak akan membiarkan diri berlama-lama dikuasai pesimisme.

6. Termotivasi atau dimotivasi oleh orang lain

6 Alasan Kamu Bisa Optimis Lagi setelah Pesimis, Malah Lebih Semangatilustrasi arahan pelatih (pexels.com/Quyn Phạm)

Bedanya termotivasi dengan dimotivasi adalah adanya kesengajaan atau tidak dari orang lain untuk membangkitkan optimismemu. Kalau kamu dimotivasi, berarti ada orang yang tahu masalahmu dan ia berusaha membalikkan pesimismemu menjadi optimisme. Walaupun kehadiran orang lain sebagai motivator gak boleh terlalu diandalkan, jika kebetulan ada sosok sepertinya di dekatmu tentu baik.

Sementara termotivasi berarti orang lain tidak berusaha memotivasimu. Namun, apa yang kamu lihat, dengar, atau baca tentang mereka dapat mengubahmu menjadi optismis lagi. Misalnya, dirimu membaca kisah di balik kesuksesan seseorang yang ternyata penuh dengan kegagalan.

Kamu menjadi yakin bahwa dirimu juga dapat menjadi seperti dirinya asalkan terus berusaha. Selain oleh orang lain, kamu juga bisa termotivasi dengan memikirkan keadaanmu sendiri. Contohnya, dirimu pesimis dapat mengenyam pendidikan yang tinggi lantaran orangtua tak berpunya.

Kamu memang gak bisa selalu optimis. Namun, rasa pesimis yang sesekali muncul dapat dengan mudah dilenyapkan kalau dirimu tidak memanjakannya apalagi bangga menjadi pribadi yang memandang negatif masa depan. Rasa pesimis kadang tak terelakkan ketika kamu berhadapan dengan kesulitan, tetapi jangan membiarkannya berlama-lama menguasai diri.

Baca Juga: 5 Keuntungan Memandang Hidup dengan Sikap Realistis dan Optimis

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya